Sekarang Kaira sudah berada di rumah bersama Patra.
"Rumah lo juga sepi, entar kalo gua khilaf gimana?"
"Ih engga, ada Bibi. Tapi, Bibi gue belum dateng kayanya mungkin dikit lagi."
"Bokap nyokap lo kerja?"
Kaira mengangguk, Patra melihati cewek itu yang sedang membuat minuman untuk mereka berdua.
"Ada makanan nggak, laper...."
"Kita masak aja, mau gak?"
"Emang lo bisa masak apa?" tanya Patra.
"Mie," ucap Kaira singkat, jelas, padat sambil tertawa pelan.
"Anak cewek kok bisanya masak mie doang, gimana sih?" ledek Patra.
"Yang penting bisa masak, daripada nggak sama sekali, minum dulu, Kak."
Patra menerima gelas berisikan sirup merah tersebut, kemudian Patra batuk-batuk.
"Eh... kenapa Kak? kemanisan ya?" tanya Kaira khawatir.
"Iya, lo sih yang buat."
Saat itu juga wajah Kaira langsung memerah, "apaan sih Kak, eh gue ganti baju dulu deh ya."
"Ikuttt!" kata Patra sambil mengikuti Kaira.
"Ih Kak Patra!!!"
"Haha, bercanda-bercanda. Ya udah sana, yang rapet nutup pintunya biar gue nggak ngintip."
"Ngintip, gua benjolin kepala lo, Kak."
"Eh, iya ampun neng, serem bener."
Patra menelusuri rumah Kaira, mengamati pajangan yang ada di setiap dinding.
Pandangan Patra fokus pada foto keluarga Kaira, dirinya tersenyum sendiri melihat foto Kaira saat kecil di tengah-tengah orang tuanya, memasang raut wajah masam sementara kedua orang tua Kaira tersenyum lebar.
"Kenapa Kak, senyum-senyum sendiri. Eh, itu...," kata Kaira kemudian Patra memotong pembicaraan, "Lo lucu juga ya waktu kecil."
"Udah jangan di lihatin terus deh, kita ke dapur yuk?" ajak Kaira, tetapi Patra masih mengamati kali ini ia mengamati foto Kaira bersama kedua cowok semasa kecil hingga dewasa yang terpajang.
"Kalau gue boleh tanya dua cowok itu Keenan sama temen lo itu 'kan? Kalian foto kapan itu terakhir?" tanya Patra, penasaran.
"Iya itu Keenan sama Dion. Kita sahabatan dari kecil banget, tapi gue sama Keenan pada akhirnya pacaran, sekarang sih udah enggak. Itu pas kelas satu SMA." Kaira menjelaskan, dan Patra hanya mengangguk-angguk.
***
"Gimana mie buatan gue, Kak?" tanya Kaira, usai membereskan semuanya sambil menghampiri Patra kembali yang tengah sibuk menyiapkan buku-buku, baru juga makan, udah mau belajar aja.
"Enak, tapi nggak seenak buatan gue. Haha."
"Muji atau nggak sih sebenernya, kita belajar sekarang, Kak?"
"Bercanda. Iya sekarang, mau kapan lagi emangnya?"
Kaira menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali, bersamaan dengan itu telepon rumahnya berbunyi.
Kaira berjalan menuju tempat ia menaruh telepon rumahnya, Patra mengamatinya sampai Kaira mengangkat telepon.
"Hallo, Kaira's here. Who are you?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FINALLY [On Going]
Teen Fiction"Mulai sekarang kita putus," katanya. Dan, Kaira masih diam di tempat. Berusaha tenang dan masih saja diam di tempat, sampai akhirnya..., "Lo ga kenapa-kenapa?" Begitu pertanyaan itu keluar, Kaira mengangkat kepalanya, siapa yang sudah bertanya sep...