9 [GIVEAWAY]

2.4K 175 213
                                    

Yap! Selamat membaca dan mengikuti giveaway setelah cerita ini!

***

Kaira bangun dari tidurnya, kemudian membangunkan sahabatnya itu Tiara.

"Ti... bangun udah pagi," katanya sambil membuka horden jendela kamar.

Tapi, sahabatnya itu tidak kunjung bangun. Kaira pun menggerak-gerakan lengan Tiara, sampai akhirnya temannya bangun.

"Masih Pagi, Kai... hari minggu lagi," ucap Tiara kemudian menguap.

"Sarapan yuk, Ibu gue udah masak pasti."

Setelah itu, Tiara yang tadinya matanya masih terpejam ia akhirnya membuka matanya.

"Eh, iya lo belum cerita gimana semalem?"

"Nanti aja ceritanya, kita sarapan dulu yuk?"

"Iya, iya..."

Kaira dan Tiara menuju meja makan, sudah ada sarapan yang dihidangkan.

"Yuk sarapan, nggak usah malu-malu nak Tiara."

"Iya Tante, Om. Tiara ngerepotin banget deh disini."

Enak banget ya Kaira, coba orang tua gue ... sibuk masing-masing. Mana pernah satu meja makan.

"Kok ngelamun, Ti?" tanya Kaira.

"Mikirin cicilan." Semuanya tertawa, kemudian mereka sarapan bersama.

***

"Jadi kalian tuh semalam kemana?" tanya Tiara, sambil tiduran di tempat tidur Kaira, begitu juga dengan dirinya.

"Oke, gue cerita nih ya."

Tiara mengangguk.

"Jadi ... semalam pas di motor gue ngobrol sama dia, dia muji gue cantik dan bilang untungnya gue gak dandan."

"Ciyeee! Ciyeeee! Terus?"

"Kuburan kak?" tanya gua, perlahan melepas pegangan gua pada hoodie biru dongker milik Kak Patra.

"Hm, iya kita kesini ya. Temenin gue. Sekalian gue mau kenalin lo," ucap Kak Patra.

Gua hanya bisa menghela nafas, gua nggak nyangka mau dibawa ke tempat seperti ini. Untung gue nggak dandan.

Patra membeli air dan kembang tujuh rupa, sementara gue hanya diam melihat betapa akrabnya Patra bersama penjual tersebut.

"Mas Patra kesini sama pacarnya ya?" tanya Bapak itu tersenyum ke arah gue, otomatis gue tersenyum balik ke Bapak itu.

"Aamiin, Pak."

Gue bertanya-tanya, maksudnya Kak Patra meng-aminkan ucapan Bapak tersebut itu apa?

Langkah gue mengikuti langkah Kak Patra, hingga akhirnya terhenti pada satu nisan.

"Makam siapa kak?" tanya gue penasaran.

"Bokap gue," jawabnya sambil melihati nisan itu dan tersenyum, kemudian melihat ke arah gue bergantian.

"Inalillahi wa'inalillahi ro'jiun. Gue turut berduka cita ya, Kak."

FINALLY [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang