3

4.8K 362 301
                                    

Sudah menunjukkan pukul enam pagi, Kaira belum bangun juga, padahal horden kamarnya sudah dibuka lebar oleh Ibunya, dibangunin juga susah.

"Duh silau banget dah...," ucap Kaira, kemudian dia langsung terbangun matanya langsung melihat weker yang ada di meja belajarnya dan ke jam dinding.

"Ya Allah... Gua kesiangan!" ucap Kaira, kemudian langsung bergegas ke kamar mandi.

Setelah Kaira selesai siap-siap, waktu sudah menunjukkan setengah tujuh lebih sepuluh, ia langsung bergegas menemui Ibu dan Ayahnya, untuk berpamitan.

"Mah, Pah... Kaira berangkat yaaaa!" katanya sambil berjalan keluar pintu, tetapi kemudian ia kembali lagi ke Ibunya dan Ayahnya karena belum salaman.

"Sarapan dulu, minum susu dulu," ucap Ibunya.

"Duh Mah... nanti Kaira terlambat," kata Kaira, sambil mencium punggung tangan Ibu dan kemudian Ayahnya.

Lalu, klakson motor berbunyi dari luar sana.

"Kaira janjian sama siapa, nak?"

"Nggak janjian, Mah... ini aja Kaira udah pegang kunci motor."

"Nih bawa bekal ya, kamu kan belum sarapan. Ayo kita lihat Pah...," ajak Ibunya, Bapaknya jalan paling depan, Ibunya di tengah, dan Kaira paling belakang.

Kaira penasaran siapa yang sudah ke rumahnya pagi ini, kayanya Tiara nih tapi nggak mungkin, atau Dion? Dia kan kalau berangkat mepet.

"Pagi Om! Pagi Tante!" sapa seseorang yang masih Kaira tidak ketahui siapa, tapi dari suaranya sepertinya ia kenal.

Dan benar saja... Kak Patra!

"Pagi, temannya Kaira?" tanya Ayahnya, kemudian Ibunya melanjutkan, "Pagi nak...," sambil menyenggol lengan Kaira dan tersenyum penuh arti kepada anaknya.

"Iya Om, boleh ajak Kairanya berangkat bareng nggak Om, Tante?"

Kemudian, kedua orang tuanya melirik Kaira dengan penuh arti, ia langsung saja berpamitan kepada kedua orangtuanya, dan menaruh kunci motornya di atas mobil milik Ayahnya.

"Berangkat dulu Om, Tante! Assalamu'alaikum."

"Berangkat ya Papa, Mama! Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsalam."

Sekarang motor Patra telah berhasil membawa Kaira bersamanya untuk kedua kalinya. Yang pertama, tadi malam, dan sekarang pagi.

"Kaira."

"Apa?"

"Gua mau ngebut, kalo ga ngebut nanti kita telat."

"Ya udah, ngebut aja."

"Lah..."

"Kenapa Kak?"

"Pegangan, nanti kalo lu jatuh gimana? Masuk rumah sakit dan gue suruh nanggung biayanya? 'kan beban."

"Amit-amit ya Allah."

Tanpa aba-aba, benar saja Patra telah mengas motornya dengan kencang, Kaira hampir terjatuh ke belakang untung saja ia langsung pegangan jaket Patra dengan erat.

Hanya butuh delapan menit ke sekolah dengan kakak kelasnya yang satu ini, padahal jarak rumah ke sekolah lumayan.

"Kak thanks banget, tapi gua mual sumpah...," kata Kaira sambil memegangi keningnya, kemudian kedua lututnya, ia benar-benar lemas.

"Yah sori, jangan kapok ya. Eh, ayo gerbang udah mau di tutup itu!"

Drama macam apalagi ini, apa belum cukup tadi, dan sekarang gue harus lari ya Allah.

FINALLY [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang