Dion dan Patra menunggu Kaira yang daritadi belum sadarkan diri, Tiara sudah menuju ke rumah duluan, setelah ikut mengantar Kaira ke ruang UKS sekolahnya.
Patra duduk dengan tenang, sementara Dion bolak-balik seperti setrikaan.
"Lo duduk deh, daripada bolak-balik gitu, cape kali," saran Patra padanya, kemudian Dion duduk mengamati jam sudah menunjukkan pukul tiga lebih sepuluh menit saat itu.
"Gua ke kantin dulu deh, beli makanan buat Kaira," ucap Patra, dibarengi dengan bangunnya dia dari tempat duduk, Dion hanya mengangguk.
Patra telah meninggalkan ruang UKS, Dion khawatir tidak sengaja ia mengusap rambut sahabatnya itu dan tersenyum.
"Lo pingsan aja cantik, heran gue," kata Dion, "Bangun Ra ... Lo pingsan apa tidur sih."
"Ra, andai lo tau ... daridulu, dari jaman kita kecil, saat gue, lo ... dan Keenan main bareng, gue itu udah ada rasa sama lo bahkan sampai sekarang. Gue suka sama lo, Kaira. Belum ada cewek lain yang bisa bikin gue jatuh hati seperti ini, just you. Tapi, rasa itu cuma bisa gue pendam Ra ... karena, lo suka sama sahabat gue, sama sahabat lo, Keenan. And he loves you back, so lucky.
Dan gua? hanya bisa berbahagia atas kebahagiaan kalian, lo pasti bertanya-tanya kenapa gue sama Keenan jaga jarak, bahkan bisa dibilang udah gak temenan lagi, karena dia tau gue suka sama lo, gue gak bisa jaga jarak sama lo, akhirnya dia yang jaga jarak dengan gue, padahal gue sama sekali gak ada niat buat jadi orang ketiga dari hubungan kalian.
Keenan tetap gak percaya dan akhirnya kita bikin perjanjian Ra, sampai pada akhirnya kalian pisah. Sumpah, asal lo tau ya Kaira gue pengen banget ninju dia, karena udah mainin perasaan lo. Tapi, gue nggak bisa, gue masih anggap dia sahabat gue. Walau dia nggak anggap gue sahabatnya lagi."
Patra yang sudah balik dari kantin, diam-diam menguping pembicaraan Dion dengan Kaira yang masih tidak sadarkan diri.
"Gue sayang lo, Ra. Gue nggak pengen lo kenapa-kenapa, sebisa mungkin gue akan selalu menjaga lo. Ra, apa lo udah jatuh cinta sama Kak Patra? Ra, kalau dia suka lo, dan lo juga suka dia, kapan lo suka sama gue?"
Patra menelan ludah, sahabat jadi cinta, hmm. Kemudian, Patra perlahan menutup ruang UKS, dan membuka ulang pintu seolah-olah ia tidak mendengar apa yang Dion katakan pada Kaira.
"Belum bangun juga, ya?" tanya Patra.
"Iya, gara-gara lo nih, main basket gak bener."
"Gua udah bilang, gua gak sengaja. Lo tau kan yang namanya bola basket itu mantul?" katanya, sementara Dion tidak menanggapi perkataan Patra.
"Kak Patra...," panggil Kaira lirih, kemudian memegangi kepala sebelah kanan.
Kenapa gak panggil gue sih.
"Kaira." Patra dan Dion bersamaan, kemudian Patra memberinya air putih.
"Minum dulu," Kaira mengangguk dan menerimanya, kemudian penglihatannya jelas kembali.
"Kak? Dion?"
"Syukur lo udah sadar, Kaira. Lo kena bola basket dia nih," ucap Dion sambil melirik Patra yang ada di sebelahnya dengan jutek.
"Sori, Kaira. Gue bener-bener nggak sengaja, gue gak bermaksud begitu."
"Iya, kak. Nggak apa-apa. Lo Yon, jangan nethink. Makasih ya Kak, udah bawa gue ke UKS."
Patra hanya tersenyum-senyum.
Gue juga bawa lo ke UKS loh, Kaira. Potek. Sial.
"Lo laper kan, gue beliin makanan nih tadi di kantin. Ya, cuma roti sih hehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
FINALLY [On Going]
Teen Fiction"Mulai sekarang kita putus," katanya. Dan, Kaira masih diam di tempat. Berusaha tenang dan masih saja diam di tempat, sampai akhirnya..., "Lo ga kenapa-kenapa?" Begitu pertanyaan itu keluar, Kaira mengangkat kepalanya, siapa yang sudah bertanya sep...