6

2.8K 230 181
                                    

Kaira jalan menuju kelasnya, dengan masih saja terngiang dengan suaranya Patra, suaranya sangat merdu, bahkan bisa di bilang suaranya sebelas dua belas sama penyanyi aslinya, Shawn Mendes.

Baru saja Kaira dan teman sebangkunya duduk, Dion menghampiri.

"Habis darimana?" tanya Dion.

"Habis liat konser gebetannya temen gue lah," jawab Tiara, Dion mengernyitkan keningnya.

"Habis dari kelasnya kak Patra," jawab Kaira apa adanya, raut wajah Dion seketika berubah.

"Pantesan pada rame-rame ke atas," kata Dion, kemudian dia balik badan, kembali ke tempatnya, tapi sial ia bertabrakan dengan Keenan yang jalan tidak lihat-lihat, Dion ingin menghindar tapi terlambat.

"Aduh, Dion. Lo jalan makanya liat-liat!" bentak Keenan layaknya ibu-ibu kos yang minta tagihan, Dion kemudian mengangkat bicara, "jelas - jelas, lo yang jalan gak liat-liat!"

Kemudian, mata keduanya saling menatap tajam. Teman-teman sekelasnya hanya diam memperhatikan keduanya, cepat-cepat Dion kembali ke tempat duduknya, sementara Keenan masih di posisi seperti tadi, menatap Dion sampai cowok itu duduk, kemudian menatap Kaira dengan sadis juga.

Tiara berbisik, "mantan lu kenapa dah, dari dulu nggak pernah akur sama Dion."

Kaira hanya mengangkat bahunya, kemudian seorang guru masuk ke kelas mereka, pertanda pelajaran berikutnya siap dilanjutkan.

Jujur saja, sebenarnya selama di kelas Kaira merasa tidak enak. Kenapa? karena ia tidak bisa konsentrasi belajar. Bukan karena mantannya, kakak kelasnya, atau sahabatnya. Tapi, karena Bimo.

Bimo, cowok berbadan besar yang duduk di depan Kaira menganggu penglihatannya ke arah papan tulis. Kaira hanya bisa mendengarkan apa yang gurunya bicarakan, kalau menulis ia akan lihat ke Tiara.

Pernah ia berkata pada Bimo agar tukeran tempat duduk, tetapi mantannya yang dahulu maksudnya pacarnya itu melarangnya. Dan, Bimo juga sudah nyaman pada tempatnya. Ya, apa boleh buat...

"Lo mau tukeran posisi sama gue, Ra?" tanya Tiara seperti berbisik, pelan sekali.

"Ah lo tau aja, nggak usah. Nggak apa-apa." Tidak lupa Kaira tersenyum.

Kaira kembali fokus pada pelajaran yang sedang berlangsung begitu juga teman-temannya yang lain.

***


Bel istirahat kedua, kembali dibunyikan, semuanya keluar dari kelas. Kecuali Kaira yang masih diam di tempat.

"Lo gak mau keluar, Ra?" tanya Tiara yang sudah bangkit dari tempat duduknya, Kaira hanya menggeleng.

"Hm, Yon! Lo ke kantin gak?" tanya Tiara pada Dion yang masih sibuk sama catatannya, kemudian Dion menutup catatannya.

"Iya, sekalian salat dzuhur," katanya sambil jalan menuju ke arah mereka berdua.

"Lo lagi gak salat, Ra?" tanya Tiara.

"Gue nyusul nanti sepuluh menitan lagi, langsung ke mushala, kalian duluan aja," jawabnya meyakinkan kedua temannya tersebut.

"Ya udah, kita ke kantin dulu ya," kata Tiara.

"Lo mau titip apa?" tanya Dion, dan Kaira menggeleng.

Kedua temannya telah keluar dari kelas, Kaira memainkan pulpennya yang ada di atas meja untuk menghilangkan kebosanan. Kelasnya sangat sepi, semuanya pergi meninggalkan kelas.

Kemudian, Kaira mengambil buku pelajaran yang ada di kolong mejanya. Membaca bab Revolusi di Dunia, berusaha agar dirinya memahami pelajaran, sebelum pelajaran itu berlangsung setelah istirahat ini.

FINALLY [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang