21

238 29 2
                                    

Hari ini hari pemakaman Keenan, semua teman-teman satu sekolahnya datang kecuali Kaira yang masih berada di rumah sakit dan juga Dion yang sama sekali tidak terlihat. Cuaca sangat mendung saat pemakaman tersebut. Di pemakaman tersebut juga ada seorang Ibu yang duduk di kursi roda menangis tanpa henti ditemani dengan seorang perempuan yang mengenakan pakaian bagaikan perawat.

Usai pemakaman selesai, semua satu per satu meninggalkan makam Keenan kecuali Ratu yang masih menangis tersedu-sedu seraya mendoakan Keenan agar tenang di alam sana. Patra yang menemani adiknya tersebut kemudian memeluk adiknya dan mengusap kepala adiknya tersebut, "Sudah, nggak baik kalau nangis terus menerus. Mereka yang sudah meninggal, juga akan sedih lihat kita sedih," ucap Patra menenangkan Ratu yang kemudian disusul gerimis lembut.

***

Beberapa hari kemudian, Patra yang sedang menjaga Kaira di Rumah Sakit dan ia tertidur sambil memegang tangan Kaira yang masih diinfus saat itu.

Kaira menggerakkan jemarinya perlahan dan membuka matanya, pandangannya masih belum begitu jelas saat itu. Tetapi ia kemudian melihat dengan jelas Patra menunggunya bangun.

"Kak Patra...," ucap Kaira lirih.

Patra yang mendengar hal tersebut terasa seperti mimpi, kemudian ia langsung bangun dan melihat Kaira sudah sadar, segera ia memanggil Dokter melalui bel yang ia bunyikan di samping tempat tidur Kaira. Orang tua Kaira yang juga menunggunya di luar, bernafas lega setelah anaknya akhirnya siuman. Tidak lama Dokter masuk memeriksa Kaira, dan tidak butuh waktu lama Dokter keluar dari ruangan tersebut.

"Pasien sudah sadar, tetapi menurut saya belum begitu pulih. Jadi, tolong jangan diajak mengobrol terlalu lama dan biarkan pasien istirahat dulu sampai keadaannya benar-benar membaik."

"Baik Dok, terima kasih," ucap Ayahnya Kaira.

Lalu, Ibunya Kaira disusul Ayahnya masuk menjenguk putrinya tersebut yang sedang melihat kearah jendela dengan tatapan sedih. Patra hanya mengintip dari balik kaca kecil yang berada di pintu kamar inap tersebut.

"Kaira..., syukurlah kamu sudah siuman, Nak."

"Anak Papa hebat, cepat sembuh ya kamu pasti udah pingin balik sekolah lagi 'kan?"

Kaira hanya tersenyum dan mengangguk tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya saat itu. Ibunya lalu memberinya buah-buahan, dengan telaten ibunya memotong buah apel tersebut menjadi beberapa bagian dan menyuapi anaknya tersebut. Sementara itu, ayahnya Kaira duduk di sofa dan melamun.

***

16 tahun yang lalu.

Tahun itu tahun yang sulit bagi Ayahnya Kaira karena saat itu harus membuat keputusan antara meninggalkan perempuan yang dicintainya sedang mengandung atau meninggalkan perempuan yang akan ia nikahi karena perjodohan hari esok.

Semua benar-benar sulit saat itu, andai saja Anita tidak tiba-tiba menghilang begitu saja selama enam bulan tanpa kabar mungkin mereka sudah bersama, mungkin akhirnya ia tidak memilih perjodohan itu dengan Ibunya Kaira saat ini.

Anita, tengah mengandung anak dari hasil berhubungan badan mereka di luar nikah dan sudah beranjak enam bulan. Ia datang menemui Ayahnya Kaira yang saat itu akan menikah hari esok, dengan maksud untuk meminta pertanggungjawaban atas apa yang sudah diperbuat. Tetapi nasi sudah menjadi bubur, esok adalah hari pernikahan dan tidak bisa dibatalkan begitu saja.

Tiga bulan setelahnya, Anita dikabarkan telah melahirkan, diam-diam mencari tahu keberadaan dan kabar Anita dan anaknya tersebut, keduanya selamat dan hanya hidup berdua. Saat itu juga, istrinya tengah mengandung Kaira memasuki usia dua bulan.

Lama ia tidak mencari tahu karena fokus pada istrinya dan bakal bayinya, setelah Kaira lahir, sebagai seorang Ayah ia membantu biaya kehidupan mantannya dan anaknya, tetapi yang membuatnya terkejut adalah ternyata Anita mengidap gangguan mental saat itu. Dibalik semua itu, ada Ayahnya Kaira yang secara diam-diam mengurus mereka dan juga keluarganya sendiri, hingga akhirnya secara tidak sengaja Kaira dan Keenan bertemu dan pacaran karena saling menyukai satu sama lain yang sempat membuat Ayahnya Kaira terkejut tetapi untungnya keduanya sama sekali tidak menahu kalau mereka kakak adik beda Ibu. Bahkan hingga saat ini, hingga anak itu akhirnya meninggal.

***

"Pa...," panggil Kaira memecah lamunan Ayahnya saat itu juga.

"Iya nak, kamu butuh sesuatu?" tanya Ayahnya Kaira lalu menghampirinya, Ibunya Kaira masih duduk di sisi anaknya tersebut.

"Kaira mau ketemu sama Keenan."

Mendengar perkataan tersebut kedua orang tuanya kemudian berpandangan, lalu dengan tegas Ayahnya berkata, "Besok kalau sudah sembuh Papa anterin kamu ketemu sama Keenan ya."

Kaira hanya mengangguk setuju dengan ucapan Ayahnya tersebut, kemudian Ayahnya keluar dan mengajak ngobrol Patra, dan siapa sangka kalau Ayahnya Kaira akan mengucapkan rahasia yang selama ini ia pendam sendirian, beban yang selama ini ditanggungnya sendirian.

"Saya minta kamu jaga anak saya dengan baik ya, jangan seperti saya tidak bisa berbuat apa-apa untuk orang yang saya cintai. Saya percaya sama Nak Patra, Patra bisa menjaga anak saya dan membahagiakan Kaira 'kan?"

"Saya nggak bisa janji Om, tetapi saya memang benar mencintai anak Om dengan setulus hati saya. Beri saya waktu beberapa tahun kedepan untuk membuktikan semuanya sama Om."

Ayahnya Kaira hanya tersenyum tipis dan menepuk-nepuk ringan pundak Patra dan bilang, "saya tunggu." membuat Patra kemudian menggaruk belakang kepalanya yang sebenarnya sama sekali tidak gatal tersebut.

Tidak lama kemudian, Ibunya Kaira keluar dari ruangan.

"Kaira lagi tidur,"

Patra mengangguk, "Kalau begitu saya pamit dulu Om, Tante. Besok sepulang sekolah saya kesini lagi jenguk Kaira."

"Nggak perlu repot-repot Patra, ada Tante kok disini."

"Iya nggak apa-apa tante, saya tidak merasa direpotkan."

"Baiklah, terima kasih ya Patra."

"Sama-sama tante, kalau gitu Patra pamit. Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam...."

"Hati-hati di jalan ya," ucap Ibunya Kaira dengan penuh perhatian, Patra mengangguk dan kemudian meninggalkan keduanya.

- To Be Continued -

Haiiii!!! Hello.

Gimana nih wahaha ternyata begitu ceritanya dulu kenapa Keenan dan Kaira bisa kakak adik:')

Kira-kira Patra bisa membuktikan nggak ya ke orang tuanya Kairaaa?

Jangan lupa vote dan komen ya temen2! Aku udah balik lagi nih jadi yuk ramaikan lagi komentarnya hihi....

Btw, InsyaAllah cerita ini update setiap Minggu dan Kamis ya. Kalau minggu besok aku ga update tunggu hari kamis yaa, ku usahakan. Jadiiii, sampai jumpa part berikutnya ya! :)

dyahdeanr,
27 Juli 2021.

FINALLY [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang