Setelah Kapten Papa Zola tiba dan menyapa dengan pose aesthetic-nya, mereka tak banyak membuang waktu lagi. Bergegas masuk ke dalam kapal angkasa menjadi hal yang terbaik untuk dilakukan, setelah Boboiboy berpamitan pada sang kakek tentu saja.
Mereka semua masih merasa asing dengan kapal angkasa pucat ini. Di dalamnya dominan dengan warna kelabu dan juga putih, dengan beberapa furnitur berwana hitam. Bukan terkesima ataupun yang lainnya, para pahlawan muda itu hanya memasang raut biasa. Terkecuali dengan satu remaja tinggi besar berdarah India, semenjak tadi ia hanya berjalan di dekat Boboiboy, sedikit mendusel (?) ke leher sang kawan karib seraya sedikit membungkuk karena si remaja bertopi dino memiliki postur yang lebih mungil. Meskipun Boboiboy merasa agak risih akan apa yang dilakukan sang sahabat, ia tetap sabar setelah beberapa kali menolak tanpa hasil kooperatif dari pelaku.
"Aku punya firasat buruk tentang kapal angkasa ini, seperti ... tak best." Gopal adalah yang pertama kali bicara saat memasuki kapal angkasa tersebut. Giginya terus bergemerutuk sedari tadi, terkadang ia juga menelan ludah untuk mengurangi rasa takut. Imajinasi tentang hantu tua atau mungkin sosok roh prajurit gugur yang masih asyik bergentayangan di dalam pesawat muncul di dalam benaknya.
Boboiboy melirik gopal, kemudian ia berkata sebagai bentuk usaha memberikan penguat "Ish Gopal, tak ada hal yang perlu dikhawatirkan." Kalimatnya berakhir, pandangannya lantas beralih pada Fang yang sudah bersiap dengan helm kura-kura miliknya. "Iya kan Fang?" lanjutnya.
Fang memutar bola mata, mencari kalimat yang masih tersembunyi di otak "Em, ah ... iya." mungkin.
"Kau yang mengendarai ini? Kenapa kau membawa Kapten Papa?" tanya Gopal bertubi-tubi.
"Ish, diamlah. Aku hanya akan menyimpan helm ini saja." bantah Fang. Kemudian, ia pergi beranjak untuk meletakkan helmnya itu ke tengah-tengah meja bundar.
"Mmm, Fang? Ini kan kapal angkasa yang sedikit berbeda, apa caranya tetap sama dengan yang lama?" Yaya bertanya dengan raut dan nada ragu. Gadis itu sedikit khawatir jika saja Kapten Papa kesulitan dengan kapal angkasa ini—mengabaikan memori sang Kapten yang langsung mahir mengendarai pesawat lama mereka tanpa berlatih.
Fang mengalihkan atensi yang semula mengerubungi helm berfigur hewan lambat tersebut ke arah remaja perempuan berkerudung merah jambu. Lantas, ia menjawab dengan nada meyakinkan "Walaupun kapal angkasa ini diluncurkan lebih dahulu daripada kapal lama kita, ini mempunyai sistem kendali yang hampir sama."
Yaya dan lainnya hanya memandang Fang sambil ber 'oh' ria.
Boboiboy mengarahkan perhatian pada sebuah robot kuning seukuran bola kaki. Lalu ia bertanya "Ochobot, kau sudah bersedia?"
Robot kuning itu mengangguk yakin ke arah Boboiboy.
"Lalu apa gunanya kita memakai kapal angkasa?" protes Gopal. Teman-temannya hanya memasang wajah menyiratkan bahasa 'aduh, anak ini'. Pandangan mereka mengerumuni Gopal, tetapi Gopal ialah Gopal, ia masih juga belum mengerti.
Ying menghela nafas, terpaksa menjelaskan dengan nada secepat ia berlari. "Lalu saat kita sampai sana kau pikir kita akan tiba dengan melayang-layang di angkasa?"
"Betul! Aku hanya berteleportasi mengikuti koordinat. Mungkin cakupan koordinat luas, jadi kita bisa saja tidak tepat mendarat di dalam stasiun." timpal Ochobot. Robot itu terdiam, mempersiapkan kekuatannya untuk melakukan teleportasi.
"Kuasa Teleportasi!" Seru Ochobot.
Tak lama, mereka telah berpindah menuju luar angkasa dengan latar belakang bintang. Juga pemandangan STATION K yang nampak dari kaca depan pesawat.
"Kita sudah sampai anak muda!" Seru Kapten Papa Zola sambil masih tersu menyetir santai.
Mereka turun beriringan. Bola mata masing-masing bergerak menyapu pemandangan yang tersaji di hadapan. Bangunan di sini memang serupa dengan stasiun angkasa TAPOPS. Yang membedakan adalah bentuk yang lebih sederhana dan juga penerangan yang lebih minim. Hanya ada beberapa lampu yang membuat suasana menjadi temaram, bukan terang. Hal itu sedikit memberikan presepsi tentang kosa kata menyeramkan. Gopal menggoyangkan kedua bahu Boboiboy secara brutal. Entah tangannya gemetaran atau ada sebab yang lain, ia menyenggol topi Boboiboy hingga sedikit bergeser.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eques' Blood: He's Full Of Mystery
FanfictionIni tentang kekuatan tersembunyi Boboiboy, masa lalunya, tempat baru, persahabatan dan segala hal rumit yang-mungkin- tidak akan kamu pahami hanya dengan tertegun membaca deskripsi. Boboiboy diam-diam menaruh 'misterius' di kehidupannya. Rahasia ya...