Tidak jauh dari sana, Baran mencegat anak panah yang melaju ke arahnya. Dia menggenggam anak panah itu seraya menatap benda tersebut lamat-lamat. Gagang dari benda tersebut berwarna hitam legam, dengan beberapa motif sulur berwarna ungu pekat. Sementara bulu unggas yang ada di ujung berwarna hitam arang.
"Tidak mungkin." gumam Baran
Ia terlebih dahulu memandang Nera yang terjatuh ke tanah, dan Boboiboy yang nampak linglung dengan rutukan pertanyaan dari Bima. Beragam spekulasi dan juga dugaan mulai bergumul di dalam otaknya "Apa ini?"
***
Baran mengeraskan rahangnya kala bersitatap dengan anak panah itu. Matanya menatap nyalang, penuh dengan dendam ..., kemarahan yang begitu kelam. Setelah mengalihkan pandangan pada benda itu, ia akhirnya mengambil langkah kukuh untuk menghampiri Boboiboy. Pikirannya berkecamuk. Dirinya sedang kalut karena memori kelam tetap terputar di kepalanya dengan rinci.
Alhasil, mungkin ia hanya akan mengikuti naluri atau hawa nafsu dalam jiwanya.
Setelah tiba di lokasi Boboiboy, mata mereka besirobok selama beberapa saat. Seluruh pandangan taruna mengepung mereka, tak bisa lepas dari jiwa berkharisma Baran. Kharisma masih saja ada meskipun lelaki itu sudah diliputi aura gelap metafisika. Sementara Boboiboy, dia hanya menatap dengan mata bingung dan juga polos. Kendatipun yang ia dapati bukan wajah ramah, ia tidak bisa mengalihkan perhatian dari pria itu.
Seluruh taruna, mereka tidak ada yang berani bersuara. Mereka hanya mampu berekspresi dalam kesunyian, mulai dari menyeringai hingga menaikkan alis kebingungan. Puluhan pasang mata itu tidak lepas dari Boboiboy dan juga Baran, mereka seolah mengepung dengan penasaran dan menanti apa yang akan terjadi setelahnya. Tak ayal, mereka menyimpan begitu banyak ekspresi atas apa yang baru saja Boboiboy lakukan pada Nera. Ada yang kagum, tidak percaya dan juga membangun kesan antagonis pada sosok Boboiboy. Di mata-mata itu, Baran tidak lebih dari seorang Kapten tegas penuh pengabdian. Maka, mereka membangun prasangka jika akan ada hukuman yang menanti Boboiboy.
Sementara, yang menjadi subjek masih diliputi linglung.
Baran mendengus "Ikut aku."
Kepingan kesadaran Boboiboy perlahan kembali, ia menolehkan kepala ke kanan dan juga ke kiri. Karena merasa dirinya yang dimaksud, ia akhirnya mengekor di belakang langkah Baran. Kali ini bukan kehangatan yang ia peroleh, melainkan hawa yang dingin seolah menguap dari tubuh Baran.
Setelah keduanya menjauhi kumpulan taruna, para remaja itu mulai berbisik, hingga menertawai Boboiboy, Erya, terutama "Uuuh .... Dia akan segera dibuang dari sini, hahaha!"
Salah satu gadis berambut pirang menyahut "Tch, keturunan bangsa Dalandra?" nadanya mencemooh "mungkin ibunya ialah wanita pelayan murahan yang mau saja menikah dengan alien di luar sana. Atau, seorang pemberontak, perampok, pengkhianat?"
Kalimat mereka terasa begitu memuakkan begitu masuk ke dalam telinganya. Menusuk, menyakiti hati, tentu saja. Boboiboy memejamkan mata rapat-rapat selama beberapa detik, harapnya mampu untuk menulikan pendengarannya. Namun, justru hal sebaliknya yang terjadi, pendengarannya semakin tajam. Pada buntutnya, ia hanya pasrah dan terus mengekor di belakang Baran.
Mereka tiba di belakang salah satu ruangan, entah apa namanya, Boboiboy belum begitu hapal. Ia mampu melihat wajah Baran semakin mencekam kala diselimuti bayangan gelap, pria itu menoleh ke kanan kiri dengan waspada sebelum memulai percakapan dengan suara berat "Kenapa kau bisa tahu yang barusan terjadi?"
Boboiboy kebingungan saat ini, ia benar-benar tidak tahu menjawab bagaimana. Apalagi, ia juga masih merasa belum mengerti dengan dirinya sendiri, dengan pertanyaan pelik Baran "Ak- Aku hanya ...,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Eques' Blood: He's Full Of Mystery
FanfictionIni tentang kekuatan tersembunyi Boboiboy, masa lalunya, tempat baru, persahabatan dan segala hal rumit yang-mungkin- tidak akan kamu pahami hanya dengan tertegun membaca deskripsi. Boboiboy diam-diam menaruh 'misterius' di kehidupannya. Rahasia ya...