"Elemental."
***
Jawaban. Ah, bukan! Maksudnya adalah tebakan yang baru saja meluncur dari bibir remaja tersebut, justru membuatnya mematung. Tulang-tulangnya terasa kaku setelah mendengar tebakannya sendiri, lidahnya pun rasanya sudah menjadi batu dan tidak dapat berkata-kata lagi. Apa yang baru saja merasukinya hinggga ia bisa mengatakan satu kata tersebut? Boboiboy juga tidak tahu. Namun, setelah menunggu reaksi dari para arwah—atau apalah itu—yang dirinya dapat hanya kesunyian yang semakin membuat suasana membeku. Dia takut sekaligus senang jika hal yang barusan ia katakan benar.
"Inilah takdirmu."
Memecah keheningan, muncul suara besar arwah yang membuat si pembuat suara terdengar agung. Menarik paksa kembali perhatian Boboiboy yang sebelumnya larut dalam gundukan pikirannya sendiri. Yang paling membuatnya semakin kaku ialah, tebakannya benar. Jadi, elemental yang membantunya selama ini dalam arti yang lebih luas daripada yang orang awam ketahui. Memang benar jika sudah bertahun-tahun ia menggunakan kekuatan elemental untuk menjadi pahlawan bumi. Namun, kali ini tanpa perantara. Kekuatan itu mengalir bersama darahnya. Tanpa bantuan power sphera maupun alat alat canggih lain! Kenyataan apa lagi ini?
"Kau akan mengetahuinya perlahan."
Semakin mereka meluncurkan kalimat-kalimat itu, rasanya semakin membombardir jiwa Boboiboy dengan segala pertanyaan. Membuat rasa pusing yang familier menghinggapinya kembali. Pusing yang semakin menjadi, dan itu membuatnya kembali.
***
Yaya termangu, menatap keadaan luar dari anjungan kapal. Pikirannya melayang-layang dengan apa yang terjadi pada mereka. Membayangkan kembali bagaimana cara remaja penyuka oranye itu mengacaukan kedamaian ini membuat sebuah pendapat jika anak itu sudah tidak waras. Bagaimana mungkin seorang Boboiboy meninggalkan dirinya yang terbuka, supel dan juga hangat, dan justru terjun dalam dinginnya kesendirian. Rasanya peran itu adalah hal yang tidak cocok untuk lelaki tersebut. Dari tatapan mata jernih temannya itu, ia bisa melihat betapa besar beban dan segala masalah hidup di masa mudanya. Hal itu membuatnya yakin jika masih banyak masalah yang masih Boboiboy simpan sendiri, membutuhkan lebih banyak rangkaian metode dan perjuangan untuk mengorek cerita dari dia. Boboiboy, dia beri julukan sebagai teman misterius biang dari salah tingkahnya seorang Yaya. Pembuat ulah dari kecemasan dan rasa tak terungkap yang masih Yaya pendam.
Satu tepukan membangunkannya dari lamunan. Yaya mendapati gadis China tesenyum begitu ringan kepadanya, memberikan keyakinan jika semua akan baik-baik saja.
Suasana hangat tersebut retak kala Ochobot datang dengan wajah semacam habis melihat setan. Robot itu hampir saja lupa mengerem laju terbangnya dan menabrak Ying juga Yaya. Kedua gadis itu menatap satu sama lain dalam-dalam, berusaha memperoleh informasi, tetapi nihil, mereka berdua belum ada yang mengetahui barang secuil pun. Di sisi lain, robot kuning tersebut memperlihatkan rautnya yang tak tergambarkan, antara takut dan juga khawatir. Sepertinya ada banyak kalimat darinya yang akan meledak sebentar lagi.
"Tidak ada! Boboiboy tidak ada!" panik robot itu.
Mencerna kalimat singkat Ochobot, kedua gadis itu lantas membeliakkan mata.
Saat ketiganya pergi menuju ruang dimana Boboiboy beristirahat, Fang sudah ada di sana; dia menatap keluar jendela sembari menyilangkan tangan di dada. Remaja bukan manusia itu tetap terlihat tenang, atau memaksakan diri untuk kentara tenang?
"Aaaaaghh!!" teriak Ying. Gadis itu sudah kehilangan sabar, dia mengerang seraya mengacak rambutnya frustasi. Membiarkan dirinya yang berpenampilan rapi menjadi berantakan, selaras dengan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eques' Blood: He's Full Of Mystery
أدب الهواةIni tentang kekuatan tersembunyi Boboiboy, masa lalunya, tempat baru, persahabatan dan segala hal rumit yang-mungkin- tidak akan kamu pahami hanya dengan tertegun membaca deskripsi. Boboiboy diam-diam menaruh 'misterius' di kehidupannya. Rahasia ya...