7. Uji

405 38 0
                                    

Semenjak mimpi tentang wanita aneh itu, hatinya jadi sedikit tenang, walaupun tidur di setiap malamnya semakin buruk. Namun di siang hari, ia akan merasa sangat lesu dan juga mengantuk. Seolah penyihir itu sedang menghembuskan mantra untuk membuatnya hanyut lebih sering ke dalam mimpi. Otaknya tidak pernah berimajinasi tentang hal seperti itu, terlebih lagi Boboiboy tidak menyukai sihir. Lagipun entah, itu mimpi atau bukan. 

Boboiboy sudah mencoba untuk menahan diri agar tidak menguap lebar, juga menampik matanya yang sayu dan tubuhnya yang lemas. 
Tidak lagi terhitung mulutnya terbuka lebar bersama dengan sensasi pedas dan juga panas menjalar di matanya. Bahkan sekarang, saat melakukan patroli bersama Fang dan juga Gopal tubuhnya seakan menuntut hak untuk limbung. Tetapi tidak mungkin. Tidak mungkin Boboiboy menitik beratkan rasa kantuk sementara teman-temannya sibuk berkeliling dan juga memeriksa. Ini sungguh memuakkan. Rasanya Boboiboy ingin mengutuk syaraf-syaraf pada otaknya. 

Sekarang di sampingnya adalah Gopal. Pandangannya kadang menjadi kabur kadang juga ganda. Misi sederhana yang dia lakukan pun jadi tak maksimal. 

"Kau ini Boboiboy. Malam tadi tak cukup tidurkah?" cetus Gopal. Sejak pagi hari tingkah Boboiboy kentara aneh. Anak itu sulit dibangunkan, dan tetap terlihat lemas meskipun sudah mandi dan juga sarapan. Yang paling menyebalkan adalah respon lambat jika diajak bicara. 

 Anehnya, bahkan setelah Gopal menjatuhkan telapak tangan pada dahi Boboiboy, suhu tubuhnya normal-normal saja. Apakah dia melewatkan tidurnya? Sebab Gopal juga tidak tahu karena ia tidur di malam hari. 

Suara Gopal sesekali terdengar dan sesekali tidak, selaras dengan keadaan matanya. Samar dan juga berdengung seperti nyamuk.  Dirinya sudah di ambang batas kesadaran. "Uum ..., mungkin." lirih Boboiboy

"Ayo! Aku tahu setelah ini kita akan diserang bosan lagi, tetapi aku ingin ini cepat selesai. Sudah lapar juga." celoteh Gopal seraya terus berjalan menyusuri lorong, menuju satu tempat penyimpanan power sphera lagi "Boboiboy! Tak dengar? Awas saja jika kau berbicara denganku nanti! Boboiboy?"

Gopal menengok ke belakang. Pemuda berdarah India itu hendak memastikan jika sang kawan masih berada di belakangnya. Dan jawabannya; Ya. Anak bertopi jingga itu masih berdiri, bergeming. Tanpa bergerak sedikitpun. Bahkan dagunya tunduk, merapat pada dada. Pemandangan itu sontak mendapat ernyitan dahi dari Gopal. 

Di belakang mereka, anak laki-laki berkacamata tengah berlari senyap sembari berbisik bangga pada diri sendiri "Sudah lama juga aku tidak menggunakan larian bayang, tapi masih bagus juga kemampu-" Nahas, walaupun sudah kedua kalinya menguji kemampuan larian bayang-nya, perhitungan Fang salah. Dirinya tidak sempat menghindar. Di depannya ternyata ada Gopal dan juga Boboiboy yang entah sedang melakukan apa. Bisikan penuh percaya dirinya bahkan harus terhenti karena tragedi mendadak tersebut. 

Dirinya menabrak Boboiboy. Namun tunggu. Bukan, bukan dirinya yang menabrak Boboiboy. Fang masih sempat mengerem langkah laju, tetapi Boboiboy jatuh ke belakang menimpanya. 

"ADOI!" erang Fang kala tertimpa tubuh si penguasa elemental. Sebenarnya anak itu tidak terlalu berat, Fang juga tidak tahu seberapa ringan. Namun, seolah remaja berpipi berisi itu patut menyandang gelar kurus. 

Fang memundurkan tubuhnya pelan. Dengan perlahan pula dia menaruh kepala Boboiboy di permukaan lantai hingga telentang sempurna "Apa yang kau lakukan padanya Gopal? Memberinya biskuit Yaya huh?"

Gopal merasa tidak terima "Hoi ungu! Asal tuduh saja!"

"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya Ying yang datang laksana hantu. Alisnya menekuk, ia berusaha mengolah pemandangan yang tersaji di hadapannya seraya menunggu balasan dari kedua lelaki itu. 

"Eh? Kenapa dengan Boboiboy?" Yaya berjalan tenang ke arah kawan-kawannya, tetapi dengan raut bingung. 

"Apa yang kau lakukan padanya hei Gopal?! Kau memukul kepalanya?!  Kau apakan dia hei?!" berondong Ying  bersamaan dengan telapak tangannya yang menepuk kasar lengan pemuda besar tersebut. 

Eques' Blood: He's Full Of MysteryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang