Sudah hampir dua minggu Wulan menghindari Bens, dengan kekecewaan yang cukup besar, serta kekhawatiran mengenai ancaman Bintang waktu itu yang perlahan jadi beban. Selama dua minggu, gadis yang mengaku mencintai Bens itu tak mengganggu Wulan lagi. Bintang terlihat semakin gencar mendekati Bens, bahkan mencari kesempatan untuk pulang sekolah bersama. Jelas sekali kalau dia memanfaatkan kesempatan dengan sangat baik.
Dan selama itu pula, Wulan belajar mengikhlaskan perasaannya, belajar bersabar menghadapi lelucon yang sedang takdir ciptakan untuknya. Di sinilah Wulan sekarang dengan ribuan pikiran yang mulai memberontak di kepala. Di kantin sekolah, bersama teman-temannya dan satu sosok laki-laki yang ia minta datang agar membantunya menghilangkan kecemasan.
"Ada keperluan apa lo manggil gue ke sini? Kangen, ya, sama calon suami?"
Sosok itu adalah Aksel, yang baru saja menghenyakkan pantatnya di kursi, dan sedetik kemudian menyerang Meta dengan gombalan menjijikkannya. Membuat Meta bergidik lalu memasang ekspresi ingin muntah, Aksel hanya terkekeh, dia pikir lucu menjaili Meta. Cewek bak bom waktu yang selama ini hatinya tak pernah berhasil disentuh oleh siapapun.
"Kalau bukan karena Renata, Wulan sama Kayla yang nyuruh gue manggil lo ke sini, lo nggak akan pernah duduk satu meja sama gue di kantin ini! Ngimpi! Najis lo!" ketus Meta lengkap dengan lirikan sinisnya, benar-benar mual dan muak dengan perangai Aksel yang semakin keterlaluan.
Aksel terbahak, "Gitu aja sensi, jadi makin cinta gue sama lo, Ta. Makin cantik! Gimana kalau hari ini kita jadian?"
"Nggak usah bikin gue naik darah, Sel. Lo paham sekarang gue lagi nggak becanda!"
"Apa sayang?"
"Sialan lo! Dibaik-baikin, ngelunjak!"
Kayla terbahak sambil menarik jus alpukatnya, mengaduk minuman itu sebentar lalu menyeruputnya. Gadis itu merasa terhibur melihat pertengkaran Meta dan Aksel, berpikir bahwa pasangan ini begitu menggemaskan ketika bersama. "Eh, gue ada saran buat lo berdua," ujarnya setelah menelan seteguk minumannya.
"Saran apa, Kay? Lo mau gue sama Meta menjalankan rumah tangga yang sakinah, mawadah dan warahmah?"
"Sel, sekali lagi lo ngomongnya ngaco, gue suruh semua cowok di kantin ini gebukin lo!" ancam Meta galak. "Atau tangan gue sendiri yang bakal bikin lo babak belur?"
Tak peduli dengan kemarahan Meta, Aksel kembali membalas. "Gue udah digebukin sama rasa sayang gue yang semakin menggebu-gebu terhadap lo, Ta. Rasanya, ahh mantap!" kata Aksel dengan senyuman lebarnya. Membuat ketiga teman Meta lagi-lagi tertawa tanpa segan atau bahkan merasa kasihan kepadanya. Jelas hal itu semakin membuat Aksel kepedean dan sangat tidak waras untuk terus mengganggu Meta.
"Tinggal seperempat itu otak lo!" tukas Meta dengan helaan napas berat. "Denger baik-baik, gue paling nggak suka ketemu spesies kayak lo. Selain karena buang-buang waktu buat ladenin elo, juga bikin kehidupan manusiawi gue terancam punah! Bahaya kalau sejenis perusak kayak lo masuk ke dunia gue!" Dia kehilangan nafsu untuk makan, bahkan sudah habis kesabaran untuk meladeni laki-laki setengah waras itu.
Aksel tersenyum miring, merasa menjadi manusia paling buruk. "Serendah itu pandangan lo terhadap gue, Ta?" tanyanya, memasang muka paling menyedihkan. "Nggak masalah, gue akan bawa lo masuk ke dunia gue. Biar lo nggak terlalu mendewakan pendapat lo mengenai gue dan segala sisi buruk gue."
Teman-teman Meta dibuat terhening dengan penuturan Aksel, terlebih dengan Meta sendiri yang merasa keterlaluan. "Meta emang terlalu pilah-pilih perihal siapa yang bakal masuk ke dunianya dia, Sel. Nggak semua bisa bebas keluar-masuk ke dunia Meta setelah apa yang terjadi sama dia," ujar Wulan, memberikan keterangan. "Dari pandangan gue, sih, lo nggak seburuk yang orang lain bicarakan. Lo diijinkan berjuang untuk jadian sama Meta."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bens Wulan 2020
Teen FictionRated : 16+ Cerita ini mengandung kekerasan, umpatan kasar, tindakan tidak senonoh yang tidak patut ditiru, dan hal-hal negatif lainnya yang dapat merusak pembaca . Harap bijak memilih bacaan! *** Sebelum berucap, Bens melirik Wulan yang masih belum...