Halo teman-teman semua!
Masih ada yang nungguin kisah mereka, nggak? Coba komen di sini.
Maaf baru bisa update hari ini, semoga kalian nggak kecewa sama kelanjutannya, ya.
Buat pembaca baru, selamat datang!
Mari komen sebanyak-banyaknya untuk ramaikan lapak ini.
Terimakasih!
***
Seperti pagi sebelumnya. Wulan akan dipaksa pergi ke sekolah bersama Hastra. Cowok yang baru dua hari lalu memasuki hidupnya dan membuat alur kehidupannya berantakan. Namun kadang-kadang juga diperlakukan dengan manis, membuat Wulan lupa diri beberapa saat.
Seperti sekarang, dirinya sudah berada di boncengan Hastra. Menuju SMA Gemilang. Dan yang lebih gila lagi, hari ini Hastra meminta teman-teman segengnya untuk mengawal dirinya. Terhitung tiga orang laki-laki yang dilibatkan dari teritori Bastar, ada Luckas, Ecky dan Kemal. Tiga cowok paling berpengaruh di geng tersebut.
Jangan pernah berpikir bahwa semua perlakuan manis Hastra itu gratis. Tidak, cowok itu meminta imbalan secara paksa dari Wulan.
Seperti kemarin, dirinya diperlakukan sangat kejam hanya untuk membuat Hasta terpancing. Sungguh, jika diperkenankan untuk bunuh diri, Wulan pasti sudah melompat dari motor Hastra saat ini juga. Dirinya tidak kuat, apalagi Rana meninggalkannya tanpa uang sepeser pun.
Ah, ya. Bicara soal Rana, Wulan sudah tidak peduli lagi dengan ibu tirinya yang mata duitan itu. Meski sejujurnya dia khawatir jika Hastra benar-benar membunuhnya. Namun tidak dimungkiri juga bahwa rasa lega membuat Wulan mau tidak mau berterimakasih pada Hastra. Dan, ya, sekarang Wulan juga harus bersiap-siap menghadapi permainan Hastra. Karena sejak awal, dirinya dijadikan sebagai umpan untuk memancing laki-laki bernama Hasta.
"Muka lo masih sakit?"
Pertanyaan Hastra bertepatan dengan kedatangan mereka di gerbang SMA Gemilang. Yang disambut dengan tatapan terkejut dari banyak pihak. Tak terkecuali dari anak-anak Destroyer yang sedang berkumpul di parkiran sekolah.
Gerombolan inti Destroyer langsung turun ke lapangan, was-was atas kedatangan Bastar untuk pertama kalinya memasuki area terlarang. Yakninya SMA Gemilang yang berstatus sebagai zona merah bagi Bastar dan SMA Mentari.
"Enggak."
Mata Wulan bergerak gelisah saat Dewa dan tim inti Destroyer menajamkan tatapan ke arah mereka.
"Kalau masih sakit kasih tau gue, biar muka lo diobatin," ujar Hastra berniat baik, kelihatan tidak peduli dengan Dewa dan tim inti Destroyer.
"Percuma kalau lo masih mengulang kejadian sama yang membuat gue tersiksa!"
Motor Hastra berhenti mendadak di tengah lapangan sekolah, membuat Wulan yang sedang berada di belakang Hastra menelan salivanya ketakutan. Tatapannya semakin tidak bisa tenang, dan tangannya menggenggam kuat tali ranselnya. Terlebih lagi saat ini Dewa telah menghadang kedatangan mereka. Walau belum ada sepatah kata pun yang lolos dari bibirnya.
Hastra sedikit menoleh ke belakang. "Turun lo!" titahnya dengan nada tinggi.
Wulan pun menurut, ketiga teman Hastra yang berada di belakang masih setia di atas motornya. Senyum-senyum tidak jelas menatap Wulan yang kini menundukkan kepala di hadapan Hastra.
Setelah turun dari motornya, Hastra berdiri di hadapan Wulan dengan sedikit menunduk. Menyejajarkan wajahnya dengan cewek tidak tahu diri itu. "Lo berani ngelawan gue?" desisnya. "Jangan coba-coba pancing emosi gue kalau lo nggak mau kejadian yang sama terulang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bens Wulan 2020
Novela JuvenilRated : 16+ Cerita ini mengandung kekerasan, umpatan kasar, tindakan tidak senonoh yang tidak patut ditiru, dan hal-hal negatif lainnya yang dapat merusak pembaca . Harap bijak memilih bacaan! *** Sebelum berucap, Bens melirik Wulan yang masih belum...