BENNETH HASTANTA

4.5K 338 15
                                    

GORESAN MASA LALU

Perebutan kekuasaan menimbulkan peperangan yang tidak pernah menginginkan perdamaian. Tak menemukan titik rujuk, seolah telah dikutuk.

—Benneth Hastanta—

***

Di sebuah ruangan di rumah sakit, seorang pemuda menggenggam tangan wanita paruh baya yang matanya terpejam sejak dua jam yang lalu. Wajah pucat dan tubuh lemahnya itu baru saja terlelap, dijemput ke dunia mimpi untuk beristirahat. Meski dalam ruangan tersebut aroma obat tercium sangat kuat, serta jarum infus yang menancap di tangannya, sang ibu tampak tidak gelisah dalam lelapnya. Membuat Bens tersenyum dengan mata berkaca-kaca, lalu mengusap puncak kepala ibunya dengan kasih sayang.

Benneth Hastanta. Pemuda yang berkali-kali menciumi tangan kurus ibunya dengan rasa cemas itu hampir mati tadi. Begitu dikabarkan oleh temannya bahwa ibunya pingsan di rumah, saat Bens sedang bekerja paruh waktu di bengkel. Rasanya saat itu nyawa Bens terbang ke angkasa, nyaris mati jika saja nyawa ibunya tak tertolong.

"Bunda ... bunda harus sembuh, Bens nggak mau bunda sakit."

"Bunda ibu yang baik buat Bens, kenapa harus selalu bunda yang disakiti? Sejak dulu, selalu bunda yang dipaksa pergi."

"Kenapa selalu bunda yang jadi korban? Kenapa Bens nggak bisa gantiin posisi bunda sekarang? Bunda terlalu baik sama manusia sampah di luar sana, harusnya bunda nggak berhubungan lagi sama dia."

"Cukup di hari itu, di mana dia mengusir kita, tapi nggak menceraikan bunda."

Sembari menggenggam kuat tangan ibunya, Bens menoleh pada sosok laki-laki berjas hitam yang seedang berbicara dengan dokter yang menangani ibunya di pintu ruangan. Ada dendam yang tak pernah mau diredam, ada kemarahan yang tak pernah mau padam. Tidak peduli walaupun laki-laki bajingan itu memberikan gunung berlapis emas kepada ibunya.

Seketika ingatan mengenai masa lalu Bens yang pedih melintas di ingatan, membuat darahnya mendidih, rahangnya mengeras, dan kepalan yang sudah siap meluncur ia tahan mati-matian. Tatapan Bens yang mematikan itu sempat membuat laki-laki berjas hitam itu terkejut, namun memilih untuk mengabaikan. Sama-sama menahan diri untuk tidak bersiteru.

Mata Bens memerah, mencoba menahan tangisnya sekuat tenaga. Dirinya merasa tercekik, walau pada kenyataannya laki-laki itu tak melakukan apapun pada Bens. Namun yang saat ini mencoba membunuh Bens adalah masa lalu bersama ibu dan laki-laki berjas hitam, yang sialnya ditakdirkan menjadi ayah kandungnya.

"KALAU KAMU NGGAK MAU HASTA SAYA TETAPKAN MENJADI PEWARIS KELUARGA BIYANTARA, KAMU BISA ANGKAT KAKI DARI RUMAH INI, KIYARA!"

"LAGI PULA SAYA SUDAH PUNYA PENGGANTINYA; HASTRA. DIA YANG AKAN MELANJUTKAN IMPIAN SAYA."

Berawal dari perebutan kekuasaan, harta dan wanita, Heksa menjadi manusia menjijikkan yang menginginkan banyak hal di dunia ini. Tak pernah puas, meski yang ia dapatkan sudah lebih dari kata cukup. Tidak pernah kekurangan, malah diberikan kecukupan yang luar biasa.

Kiyara, ibu kandung Bens tersedu-sedu. Demi apapun dia tidak mau putranya hidup dalam kekangan keluarga Biyantara. Menjadi manusia yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia mau. Menikah dengan Heksa memang keputusan yang salah. Perjodohan yang dilakukan oleh orang tua Kiyara dan Heksa membuat Kiyara harus berbagi suami dengan Crisya, wanita yang sedang berdiri di samping Heksa. Perempuan yang Heksa nikahi tepat setelah satu bulan pernikahannya dengan Kiyara.

Wajah Heksa merah padam menahan kesal pada Kiyara yang menentang keputusannya. "Sejak awal, kita memang seharusnya nggak bersama, Ra. Perjodohan konyol itu bikin saya gila karena harus menikahi wanita yang tidak saya cintai!" bentak Heksa keras, membuat Kiyara dan dua anak laki-laki berusia 11 tahun yang berdiri di dekat tangga tersentak. Terkejut menyaksikan pertengkaran Heksa dan Kiyara.

Bens Wulan 2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang