20

1.2K 143 15
                                    

Haii...

Apakabar?

Kita masuk babak baru yaa... Pantengin sambil jangan lupa voment.

Bubayy

Enjoy
.
.
.

hari berlalu

minggu berlalu

bulan berlalu

tahun berlalu

Ratusan hari telah terlewati. Masa-masa sulit mulai membaik dan diperbaiki. Sedikit krikil tidak masalah asal saling menopang agar tidak jatuh kembali.

Tak terasa hubungan Mark dan Jivan sudah di tahun ke 4. Tidak semuanya manis tetapi tidak sampai separah dulu. Mereka berdua punya komitmen kuat untuk saling menjaga satu sama lain agar kejadian yang dulu tidak terulang.

Jika Jeno ditinggal Renjun ke jepang untuk studynya. Maka Jivan ikut Mark berangkat ke USA sekolah disana untuk menemani pengobatan Mark.

Padahal awalnya Jeno yang berniat pergi ke Jepang malah dia yang akhirnya stay menjaga buna nya.

Takdir gak ada yang tau kan?

Pengobatan Mark berjalan dengan baik bahkan hanya dalam kurun waktu satu tahun kondisinya sudah sangat stabil. Jivan selalu memastikan perasaan Mark selalu baik dan selalu rutin meminum obatnya.

Dengan izin buna, Jivan akhirnya melanjutkan kuliahnya bersama Mark disana. Jivan mengambil jurusan Psikologis dan Mark memilih jurusan Manajemen bisnis.

Sedangkan Jeno tetap berangkat menyusul Renjun ke Jepang. Tapi ia tidak sendiri, buna nya pun ikut tinggal disana di boyong oleh Yuta.

Sahabat si kembar yang menggemaskan, Ichan. Tinggal sendiri di Indonesia, kekasihnya yang sekarang kuliah di Hongkong membuat mereka terpaksa menjalin hubungan jarak jauh. Meski begitu Ichan masih sering pergi ke USA untuk mengunjungi keluarganya dan saat itulah ia melepas rindu dengan sahabatnya. Jivan.

Semua orang sudah dititik terbaik mereka. Mendapatkan kebahagiaan mereka masing-masing, dan semoga saja kebahagiaan ini terus berlanjut.
.
.
.
.

"Yang..."

"....."

"Sayaang..."

"....."

"Ji"

Itu Mark sedang berbisik ditelinga Jivan yang sedang tidur disampingnya.

"Sayang.... Bangun dulu coba"

Masih tidak ada jawaban.

Kruuuk

Itu suara perut Mark. Iya Mark laper banget padahal ini jam satu tengah malem. Gila gak tuh.

Mark memutuskan menciumi pipi kekasih cantiknya yang sedang damai tertidur.

Cup

Cup

Cup

Cup

"Eunghh....kak!  Jangan mulai... Aku ngantuk!"

Akhirnya Jivan menyahuti walaupun dengan mata tertutup.

"Aku laper."

Jivan mendengar itu mau gk mau membuka matanya. Melirik Mark yang sudah menampilkan cengiran polosnya yg seperti bayi bagi Jivan.

"Jam berapa sekarang?"

"Jam 2 pagi"

"Kita baru tidur jam?"

"1:30" jawab Mark polos.

"Itu tandanya kita baru saja tidur setengah jam yang lalu setelah ke ganasan mu dan sekarang kamu sendiri laper? Yaudah tunggu sebentar"

Jivan menghela nafas. Berusaha bangun karna pinggangnya masih begitu nyeri berkat ulah Mark.

Mark?

Hanya tersenyum tanpa dosa dan mengikuti Jivan ke arah dapur.

"Maaf ya sayang... Janji gak bakal di ulangin lagi" ujar Mark.

"Jinji gik bikil diilingin ligi. Pret! Nyohh makan tuh janji"

Jivan tuh suka sebel aja sama Mark. Kalo soal kegiatan malem aja... Behhh gak ada akhlak.

"Ya maaf yang..."

"Iye gue maafin. Tunggu dikursi situ aja jangan bikin tambah ribet!"

Mark membuat gestur hormat.
"Siap ibu negara"

Dan mereka membuka hari mereka dengan dumelan Jivan dan ke abstrakan Mark.
.
.
.
.

11:00 pagi.

Cup

Cup

Cup

"Wake up honey"

Jika kalian berfikir itu Mark yang lagi bangunin Jivan kalian salah besar. Itu Jivan yang lagi bangunin Mark.

Bayangin semaleman Mark malah gak tidur lagi, dia malah main game online sama Jeno.

Alhasil Mark baru tidur jam enam pagi.

"Sampe gak bangun juga.... Jangan harap ada jatah mulai nanti malem gk ada lagi yang namanya jatah menjatah!"

Dengan secepat kilat Mark membuka matanya dan langsung terduduk dengan wajah khas baru bangun tidur.

"Anceman jangan bawa jatah dong" ujar Mark dengan suara serak.

"Bodo suka-suka aku. Mending sekarang kamu bangun, mandi terus anterin aku ke tempat kak Joshua.."

"Iya sayang.."
.
.
.
.
.

Kedua anak adam itu sudah anteng di mobil dengan Mark yang pasti menjadi supirnya.

Tujuan mereka adalah studio foto milik teman Jivan yang bernama Joshua.

"Pesenan kamera kamu udah dateng?" Tanya Mark.

Jivan mengangguk sambil fokus bermain handphone.

"Abis dari tempat kak Joshua kita mau kemana?"

Jivan menoleh ke arah Mark dengan wajah berpikir.

"Pulang aja deh?"

"Iyaaa" Mark mengusak pucuk kepala Jivan gemas.

Mereka kembali ke fokus mereka masing-masing , Mark dengan setirnya dan Jivan dengan handphonenya.

Saat berenti di lampu merah, Mark menoleh kearah Jivan sambil mengerutkan alisnya heran.

Ada darah dari hidung Jivan?

Mark membawa wajah Jivan agar menoleh menghadap dirinya untuk memastikan apa yang dia liat.

"Kamu mimisan?" Tanya Mark dengan nada kaget.

Jivan mengerutkan alisnya bingung dan menyentuh hidungnya.

"Enggak ini ingus- eh darah?"

"Kamu sakit?" Tanya Mark dengan nada mulai panik sendiri.

"Enggak aku gak sakit kak" jawab Jivan mengelak karna nyatanya memang ia tidak meraskan apa-apa.

"Kita kerumah sakit sekarang"

Ujar Mark final.

Dan Jivan hanya pasrah meng iyakan karna dia yakin ini cuma karna kecapean aja.

Tbc

Ada yang mau main tebak-tebakan soal Markmin?

Itu si nana kenapa dah😂

Byee see you..

Enemy Or True Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang