Enjoy
.
.
.Jivan benar-benar stres dibuat Mark.
Ia kira Mark hanya mendiamkannya sehari karna mungkin Mark masih syok dengan kenyataan yang ada, tapi nyatanya hal ini sudah berjalan seminggu.Mark tidak lagi makan masakan Jaemin, ia menjadi irit bicara, tidur setelah Jivan tidur dan bangun sebelum Jivan bangun.
Ya walaupun mereka tetap tidur diranjang yang sama dan kemana pun Jivan pergi Mark yang mengantarnya tetapi keterdiaman Mark membuat hati Jivan sakit.
Segitu tidak sukanya Mark dengan calon anak mereka.
Kalo iya, mereka bisa bicara baik-baik dulu dan Jivan rela pergi dari Mark dan membesarkan anaknya sendiri.
Sikap Mark membuat Jivan merasa ditarik ulur. Mark mempertahankan Jivan disampingnya tetapi menganggap Jivan tidak ada.
Seperti pagi ini Jivan sedang merasa mual luar biasa dan baru saja muntah dikamar mandi.
Mark? Dia ada menemani Jivan menungguinya memberi Jivan air minum tetapi Mark hanya diam tidak bicara.
Seperti bibirnya terdapat perekat yang begitu kuat yang membuatnya tidak bisa bicara lagi.
Jivan memperhatikan tangan Mark yang menyodorkan segelas air hangat untuknya.
Jivan sama sekali tidak menghiraukannya dan melenggang pergi kekamar tanpa memperdulikan Mark.
Andai Mark tau jika Jivan butuh Mark disampingnya, memeluknya seperti biasa, mengajaknya bercerita tentang keseharian mereka bukannya diam membisu seperti sekarang.
"Apa aku pulang ketempat buna aja ya?"
Ngomong-ngomong soal Buna, Buna dan Jeno belum mengetahui tentang kehamilan Jivan.
Bahkan sepertinya orang-orang memang belum tau selain dirinya sendiri Mark dan dokter kemarin.
"Ah jangan.... Jeno pasti marah banget kalo tau ini"
Drrt drrrt
Handphone dinakas berbunyi. Bukan milik Jivan tapi milik Mark.
Jivan mengambil handphone itu dan melihat siapa yang menelpon.
Giselle is Calling...
Jivan mengerutkan alisnya bingung. Ia tidak mengenal orang terdekat Mark yang bernama Giselle. Siapa itu Gissele?
Jivan menaruh handphone itu lagi dan tidak memperdulikan apapun yang berurusan dengan Mark.
Jivan gak mau cari penyakit gara-gara rasa ingin taunya.
Sudahlah dari pada banyak pikiran mending Jivan memilih tidur untuk mengurangi rasa nyeri diperutnya.
.
.
.
.Tring
Tring
Tring
Jivan mengerutkan dahinya, tidurnya terusik mendengar suara dering dari hp miliknya.
Jivan mencari letak hp nya, menemukan tak jauh dari kepala . Jivan mengecek notifikasi pesan
Pesan itu dari Mark
Markie
Aku malam ini tidak pulang
Jangan ditunggu05:12 pm
Jivan menghela nafasnya pelan. Tingkah Mark semakin berbeda setiap harinya. Mark tidak pernah membiarkan Jivan dirumah sendirian apapun keadaannya.
Ssshh
Jivan mendadak merasa nyeri dikepalanya.
"Akh... Sakit banget" keluh Jivan sambil memegangi kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy Or True Love?
FanfictionSi dua Leo yang hobinya duel. Sama-sama most wanted disekolah. Tapi bedanya Jaemin si Flower boy yang ganteng kelewat cantik dan Mark si bule Prince charming. Tapi apa iya mereka memang musuhan? cuma Jeno yang tau...