#4

1.9K 260 24
                                    

Enjoyyyy

Jangan lupa koment yang banyak😂
.
.
.
.

Sekolah.

     Gak kerasa hari-hari terlewati dan hari ini pelantikan osis yang baru dan itu artinya Mark telah turun dari jabatannya.

Bagaimana dengan Jivan?  Senang gak?  Seneng dong.

Awalnya, karna pas tau pengganti Mark siapa dia langsung sepet banget.

Si Kevin, temennya Jeno yang sialnya adeknya Mark

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Si Kevin, temennya Jeno yang sialnya adeknya Mark.

Jivan rasanya pengen banget nyedot ubun-ubun pembina Osis, pasti bapak itu udah kolab sama Mark supaya adeknya jadi ketua kedisiplinan juga.

Yang bikin Jivan bete itu bukan karna apa ya... Kevin itu kan adeknya Mark otomatis Mark masih bisa merintah Kevin buat terus mantau dia.

Pantesan Mark bilang dia gak bakal ngelepasin Jivan, ternyata ada udang didalem risoles.

Cih kekuatan orang dalam.

Jivan udah melipir aja dari kerumunan anak-anak yang lagi nonton pelantikan, Jivan udah bete banget walaupun dalem pelantikan itu Kembarannya yang jadi ketua osis.

Jivan lagi jalan-jalan santuy di lorong kelas menuju kelasnya. Sambil bersenandung, Jivan gak sadar kalo ada yang ngikutin dia dibelakangnya.

Hap

Tangan Jivan tiba-tiba ada yang narik dan membawanya ke kelas paling dekat disana.

"Woii apaan si- Heh Mark! Lo ngapain narik tangan gue!" Jivan reflek ngegas pas tau ternyata musuhnya yang narik dia ke kelas .

Mark senyum tipis, memasukan kedua tangannya ke saku celana kemudian menatap Jivan dengan remeh.

"gimana Jivan?" tanya Mark.

"apanya hah?! Lo mau pamer adek lo yang gantiin lo hah? Noh si Jeno kembaran gue yang jadi ketuanya gue kagak sombong!" balas Jivan ngegas.

Mark denger Jivan ngegas bukannya marah ia malah ketawa ngakak.

"hahahahaha Jivan Jivan.... Kembaran lo itu sahabat gue kalo lo lupa"

Jivan memberengut mendengarnya. Kenapa sih koneksinya Mark ini banyak banget dan kenapa juga digunain nya cuma untuk ngerjain dia.

"Yaudah kalo gitu lakuin sesuka lo gw lagi gak ada tenaga mau ribut" ujar Jivan sambil melangkah pergi tetapi dicegah oleh Mark.

Mark kembali membuat Jivan menghadap kearahnya.

"Kenapa nih? Udah ngerasa kalah dari gw? Susahnya jadi anak penurut apa sih?" tanya Mark tetapi nada bicaranya benar-benar menyebalkan.

"penurut kata lo?  Mikir! Yang bukan anak penurut gw apa lo?!"

Mark diam sebentar kemudian bertanya lagi "lo masih dendem banget sama kejadian pas SMP?"

Jivan mendengus gak percaya dengan pertanyaan Mark yang terkesan tiba-tiba itu.

"lo nanya dendem apa enggak? Coba lo jadi gue sekarang, gw yakin lo pasti udah nonjok diri lo yang bangsat itu"

Mark kembali tertawa dibuat Jivan. Padahal kata-katanya barusan serius loh gak ada unsur becanda tapi kayaknya humor Mark emang lagi anjlok deh. Dikit-dikit ngakak.

" Lo bilang gw yang nonjok diri gw yang bangsat? Gw malah pengen nonjok lo karna mempermalukan orang" balas Mark

Jivan maju satu langkah dengan dagu yang ia naikan ke atas. Menantang Mark sepertinya.

"Yaudah tonjok gue sekarang" tantang Jivan

" gw gk minat mau nonjok lo lagi, buat lo emosi tiap hari udah cukup"

Jivan yang entah kenapa lagi mood sumbu kompor tanpa pikir panjang melayangkan pukulan ke wajah Mark.

Bugh

"lama lo njing"

Mark yang tidak terima wajahnya dipukul kemudian membalas pukulan ke perut  Jivan. Dan perkelahian itu terus terjadi dengan mereka yang saling melayangkan pukulan satu sama lain.
.
.
    Dilain sisi Ichan yang kehilangan keberadaan Jivan sedang mencari sahabatnya yang kabur dari acara pelantikan.

Ichan melongok ke kantin gak ada, ke perpus gak ada, di kelas gak ada bahkan Jivan juga gk sama Ryujin. Ichan kan jadi curiga Jivan lagi yang enggak-enggak.

Tapi entah kenapa langkah kakinya membawanya ke deretan kelas satu firasatnya bilang ada yang gak beres disana.

Ichan memasuki wilayah kelas satu yang sepi banget itu, yaiyalah lan wajib pada kumpul. Tetapi telinga ichan yang peka terhadap rangsang mendengar suara bantingan dari kelas  1 IPA. Ichan segera berlari kesana curiga bahwa disana ada Jivan.

Dan benar saja Ichan disana menemukan Jivan yang terkapar dibawah Mark dengan Mark yang memukul wajah Jivan tanpa ampun.

Ichan yang shock segera mendorong Mark menjauh dari atas tubuh sahabatnya.

"UDAH GILA KALI LO YA?!!! LO MAU BIKIN JIVAN MATI APA GIMANA BANG!" Ichan teriak didepan wajah Mark lalu beralih ke Jivan yang sudah lebam-lebam.

"Ji lo masih sadarkan?" tanya Ichan.

Jivan mengangguk dan berusaha untuk bangkit tetapi ditahan oleh Ichan.

"lo mau apa sih anjing??? Ngebales si bangsat?? Lo mau mati apa gimana heh! Liat badan lo udah gak ada bentuk lagi!" Maki Ichan. Tetapi Jivan dengan keras kepala ngedorong Ichan menjauh kemudian mendekati Mark dan menarik kerah laki-laki itu.

Mark yang sudah sadar dari emosinya hanya menatap nyalang rival didepannya, ia sadar jika ia menuruti lagi emosinya bisa-bisa Jivan mati ditangannya begitu saja.

"udah puas belum?" tanya Jivan dengan suara serak. Mark diam tidak berniat menyahut sedangkan Ichan sudah mengantisipasi jika kedua orang didepannya akan kembali melanjutkan aksi baku hantam mereka.

Tetapi tanpa diduga bukan adu baku hantam yang Ichan lihat tetapi adegan Jivan mencium bibir Mark tanpa aba-aba.

Setelahnya Jivan menatap Mark dengan senyum tipis sebelum kembali berbisik.

"gw pulangin Ciuman lo. Sekarang gw gak ada hutang lagi sama lo"

Setelahnya Jivan benar-benar keluar dari kelas itu sambil berjalan tertatih meninggalkan kedua bersaudara itu dengan pikiran yang berbeda.

Ichan mendekat ke arah Mark kemudian menepuk pundak sepupunya itu.

"gw gk tau masalah kalian berdua itu apa, tapi jujur lo udah keterlaluan sama Jivan"

Sudahnya Ichan memutuskan pergi juga dari kelas yang sudah tidak berbentuk itu, menyusul sahabatnya takut-takut jika Jivan pingsan di lorong.

Sedangkan Mark perasaan campur aduk merasuki dirinya. Ia menyesal sudah memukul Jivan sampai seperti itu tetapi penyesalan terbesarnya adalah ciuman dari Jivan tadi.

"Kenapa lo pulangin? Padahal itu alasan biar gw bisa sama lo"

Udahlah biarkan hanya angin yang mendengar karna semuanya sudah sia-sia.

Tbc

Voment yakk luvvu

Enemy Or True Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang