BAB 1 || Reganata Leonard Giano

215K 7.1K 159
                                    

Seorang cowok sedang berjalan dengan menenteng sebuah helm. Rambut acaknya menambah kadar ketampanannya. Memiliki wajah yang terpahat begitu sempurna. Setiap perempuan yang melihatnya, pasti akan menyukainya.

Tangannya terulur membuka pintu, baru saja ia menginjakkan kakinya keliar rumah, ia sudah mendapat panggilan dari seorang wanita yang terburu-buru mengejarnya.

"REGA!" panggil seorang wanita paruh baya berpakaian rumah.

"Iya Bun?" laki-laki berwajah tampan itu menoleh pada wanita yang ia panggil dengan sebutan bunda.

"Kamu mau ke mana?" tanya Via seraya menatap helm yang dipegang oleh Rega.

"Ke markas," jawabnya.

"Bunda nitip beliin sate, ya," pinta Via seraya tersenyum.

"Iya Bun. Rega pamit dulu ya, assalamualaikum" Rega mencium punggung tangan Via.

"Waalaikumsalam, hati-hati" Rega mengangguk.

Wanita itu tersenyum, lalu melambaikan tangan ketika Rega mulai menjalankan motornya.

***

Sesampainya di markas, Rega langsung masuk. Kakinya melangkah menaiki tangga menuju lantai dua.
Sampai di lantai dua, tepatnya di ruangan yang cukup luas, ia melihat sudah ada beberapa anggota ARIOS. Geng motor yang diketuai oleh Rega.

"Ga," sapa Reval, cowok berlesung pipi yang sekarang mengambil posisi duduk di samping Rega.

"Hm," Rega menjawab dengan dehaman saja. Rega memang tipikal orang yang irit bicara.

"Sial! Kalah kan gue!" cowok dengan rambut berantakan itu melempar ponselnya ke meja dan menyandarkan tubuhnya dengan kesal. Dia adalah Arya.

"Bodoh!" Reval melirik sekilas pada Arya. Sementara Arya tak menggubris ucapan Reval.

"Eh Ga, lo baru datang?" tanya Arya saat menyadari Rega sedang duduk di sofa. Rega pun seperti biasa, hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Oh," Arya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Ga" panggil cowok beralis tebal, Satria. Rega menolehkan kepalanya, lalu menaikkan satu alisnya.

"Bara minta ketemu," ucap Satria to the point.

Rega terdiam cukup lama, lalu menatap Satria dengan tajam.

"Buat apa?" tanya Rega.

"Dia ngajakin duel sama lo. Kalo lo nolak, Bara mau ngancurin markas kita," jelas Satria dengan wajah serius.

Rahang Rega tiba-tiba mengeras.

"Di mana?" tanya Rega.

"Gedung tua, Jalan Jatigala, belok kiri dari perempatan lampu merah. Kamis sore," jelas Satria.

"Tapi, lo harus datang sendiri," imbuh Arya. Arya pun mengetahui tentang tantangan Bara.

Bara Bimantara, musuh terbesar Rega sekaligus Arios. Dia adalah ketua geng Victory.

"Gak masalah" jawab Rega tanpa beban sedikit pun.

Duel? Sudah biasa dilakukan oleh Rega, jangankan duel melawan puluhan orang pun Rega bisa. Selain terkenal karena ketampanan nya, Rega juga terkenal dengan keahlian bela dirinya.

"Lo udah pada makan?" tanya Rega.

"Udah, lo?" tanya Reval balik.

"Udah," Rega mengangguk kecil.

"Tiba-tiba gue laper, Sat," Arya menunduk seraya menatap perutnya. Ini kesempatan untuknya, siapa tahu sang ketua mau memberikan segepok uang untuk dibelikan makanan.

REGIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang