BAB 9 || Bullying

40.5K 3K 28
                                    

Pagi ini Lia sudah siap dengan seragam sekolahnya. Tadi malam, ia sampai rumah pukul 22.10. Rita marah-marah, karena Lia pulang begitu malam. Wanita itu khawatir jika putri nya kenapa-kenapa, terlebih lagi Lia sendiri.

Alhasil, sampai rumah Lia tidak langsung tidur. Melainkan mendegar semua ocehan bundanya dulu. Dan sialnya, ponselnya mati saat Rita menghubunginya.

Mau bagaimana pun, Lia terima karena dirinya juga salah. Kenapa Lia pulang malam, karena ia sempat mampir warung bakso. Ia tiba-tiba lapar di tengah jalan, alhasil berhenti dulu untuk mengisi perutnya.

Setelah selesai berganti baju dan lain-lain, Lia turun ke bawah. Ia melihat abangnya yang berada di ruang makan sendiri. Ide jahil pun terlintas di otak Lia, Lia mengendap-endap, lalu menepuk pundak Kai dengan keras dan berucap...

"Dor!"

"Dor eh dor eh dor! Apaan sih lo, ngagetin gue aja!" Lia tertawa keras. Sampai-sampai, ia memegangi perutnya.

"Gitu aja kaget" Lia mendudukkan dirinya, mulutnya masih asik menertawakan Kai.

"Adek!" Tegur Rita yang baru datang.

"Maaf Bun"

Lia memilih diam dan mulai mengambil nasi goreng dan memakan nya sampai habis.

"Bun, aku berangkat ya" Lia mencium punggung tangan bunda nya.

"Iya hati-hati"

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

***

Di lain sisi, keluarga Giano sedang sarapan bersama. Sesekali ada keributan, karena Raya terus di jahili Rega. Dan Raya tidak mau kalah, Raya balas menjahili Rega.

"Apa sih Ray!" Sungut Rega. Jika sudah bersama keluarganya, sikap Rega akan berubah.

"Biarin, abang juga tadi ganggu Ray, sekarang waktu Ray pembalasan!" Raya hendak mengambil tempe milik Rega, tapi Rega langsung menjauhkan nya.

"Ih abang! Raya juga mau itu! Ah, pelit banget sih!" Kesal Raya, sambil kedua tangannya bersedekap dada. Dan jangan lupakan raut wajahnya yang di tekuk.

Via dan Ardan yang melihat putrinya, terkekeh kecil.

"Bunda sama ayah kenapa malah ngetawain aku sih!" Kesal Raya.

"Udah udah, tempe nya masih ada tuh di belakang" ucap Via melerai keributan mereka.

"Beneran?" Via mengangguk. Mereka berdua sangat suka tempe goreng. Setiap pagi, bunda sempatkan untuk menggoreng tempe, walaupun sudah ada lauk yang lain.

"Aku ambil ya"

"Iya" Raya bangkit dari duduk, dan segera ke dapur.

"Bun, yah, Rega pamit" Rega mencium kedua tangan orangtuanya.

"Iya, hati-hati, jangan bolos kamu" peringat Ardan.

"Hmm" Rega mengangguk samar.

"Kalau ketemu nek Usi minta tolong sampaikan makasih atas makanan kemarin ya" pinta Via.

"Iya Bun, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Rega melangkah keluar, menghampiri motornya di garasi. Mulai menstater dan keluar dari rumah megah nya. Saat lewat rumah nek Usi, Rega tak sengaja melihat nek Usi sedang menyiram tanaman, ia pun berhenti.

"Pagi nek" sapa Rega.

"Eh Rega, pagi juga, mau berangkat?" Tanya nek Usi berjalan mendekat ke Rega.

"Iya nek, terimakasih untuk makanan nya" ucap Rega dengan suara lembut.

REGIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang