BAB 13 || Pacar pura-pura

38.2K 2.7K 20
                                    

Setiap hari memang tidak ada masalah, tapi masalah yang bertahun-tahun belum selesai, kini malah ada masalah baru lagi. Selama satu Minggu ini Ardan terus bertanya kepada Rega, soal punya pacar atau belum. Setiap hari yang di tanya itu-itu mulu, membuat kepala dan kuping Rega rasanya ingin pecah. Lia juga belum memberi jawaban.

Pagi ini, Ardan tengah bersantai di ruang keluarga bersama Rega. Ardan memaksa Rega untuk duduk bareng dengan nya. Awalnya Rega menolak, ia tahu pasti ayahnya akan bertanya hal yang sama seperti kemarin-kemarin. Tapi karena paksaan, Rega akhirnya memilih untuk menurut dan ikut duduk.

"Gimana, udah punya pacar?" Tanya Ardan seraya meminum kopi buatan istrinya, Via.

"Hm" jawab Rega ceplos.

"Hm gimana?" Tanya Ardan bingung. "Kamu kalau ngomong jangan setengah-setengah, ayah gak paham" lanjutnya.

"Punya" jawab Rega malas.

"Serius nih?" Tanya Ardan kaget. Rega mengangguk malas. "Siapa? Kenalin dong sama ayah" ucap Ardan tersenyum.

"Nanti"

Rega bangkit dan berjalan keluar rumah. Bisa-bisa Rega frustasi jika lama-lama di rumah. Mulut ayahnya terus melontarkan kata-kata yang sama.

Rega menjalankan motornya keluar rumah, kebetulan ia melewati rumah nek Usi. Tak sengaja, Rega melihat Lia.

"Kalau gitu, Lia pulang dulu ya nek" Lia mencium punggung tangan nek Usi dan berpindah mencium pipi kiri nek Usi.

"Hati-hati ya, jangan ngebut bawa motor nya" peringat nek Usi.

"Iya nek" Lia menaiki motornya dan memakai helm full face nya.

"Aku pulang dulu ya nek, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Lia menjalankan motornya keluar rumah neneknya. Baru saja keluar, Lia sudah di kagetkan Rega yang berdiri di samping motornya.

"Ngapain lo disini? Nguntit gue ya Lo?" Tanya Lia curiga.

"Jawaban lo waktu itu" ucap Rega to the poin.

"Jawaban apa sih?!" Tanya Lia bingung.

"Ck! Jadi pacar pura-pura gue"

"Oh yang itu" Lia mengangguk mengerti. "Boleh, tapi lo harus beliin gue jajan dulu"

"Apa?"

"Beliin gue es cream"

"Hm"

"Ke taman deket sekolah aja" ucap Lia. Ia menjalankan motornya duluan, meninggalkan Rega. Rega pun segera menancap gas dan menyusul Lia.

Di perjalanan yang cukup sepi pengendara, Lia menantang Rega untuk balapan. Awalnya Rega menolak, tapi karena Lia terus memaksa, jadilah Rega mau.

"Gue bakal buktiin, kalau gue bisa!" Ucap Lia yang fokus di atas motornya.

Sebenarnya sih, Rega sedikit takut, karena Lia itu perempuan. Ia takut jika terjadi sesuatu, dan berakhir dirinya yang di salahkan. Tapi mau bagaimana lagi, sudah terlanjur.

Lia di posisi paling depan, Rega tersenyum miring di belakang sana. Ia pun menyalip Lia, dengan kecepatan tinggi. Namun, Rega masih bisa mengendalikan motornya.

Lia menoleh Rega yang menyalipnya. Gadis itu mendecak kesal, ia kalah.

Setengah jam mereka berkendara, akhirnya sampai di taman dekat sekolah. Lia memarkirkan motonya, begitupun juga Rega.

"Lo curang kan!" Ucap Lia melepas helm full face nya. Menatap Rega begitu tajam.

Rega hanya menatap Lia datar, lalu pergi meninggalkan Lia. "Malah pergi lagi, mau kemana?!" Teriak Lia.

REGIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang