BAB 2 || Cristaliana Quenbyanza Arzela

90.6K 4.8K 150
                                    

Suasana pagi ini sangatlah menyenangkan, hari Sabtu dan bertepatan dengan libur sekolah. Kesempatan yang bisa digunakan untuk jalan-jalan bersama sahabat, pasangan, ataupun kelurga.

Seperti yang dilakukan oleh gadis ini, ia baru saja pergi ke supermarket bersama sahabatnya. Tapi, sahabatnya malah hilang entah ke mana.

"Ke mana sih Ara, perasaan tadi keluar bareng deh," gadis itu menghela napas lelah.

"Liptinan dulu deh," gadis yang bernama Lia itu pun berjalan ke arah mobil yang berada di depannya. Tanpa memikirkan ada orang atau tidak di dalam mobil itu, Lia dengan seksama mengoleskan liptin pada bibirnya.

Baru saja satu olesan mengenai bibir bawahnya, tiba-tiba kaca mobil itu turun. Lia terkejut, namun dia berusaha untuk menetralkan keterkejutannya. Ia menatap sang pemilik mobil dengan tatapan datar, begitu pun sebaliknya.

"Tolong naikin kaca mobil lo lagi dong, gue belum selesai nih," pinta Lia tanpa rasa malu sedikit pun.
Rega, cowok yang berada di dalam mobil, hanya bisa memandang gadis itu datar.

Perkiraannya di luar dugaan, ia kira cewek itu akan malu dan pergi. Tapi ternyata, ia malah diminta untuk menaikkan kaca mobilnya lagi. Agak lain memang, urat malunya mungkin sudah putus.

Lama saling pandang, gadis itu mengembuskan napasnya. Tiba-tiba ada suara dari belakang yang memanggilnya.

"Lia!" panggil gadis yang bernama Ara. Lia menolehkan kepalanya ke belakang dan menatap seseorang yang memanggilnya tadi.

"Lo ngapain?" tanya Ara dengan wajah polosnya.

"Lo ke mana aja sih? Tiba-tiba ngilang?!" tanya Lia pada Ara, sahabatnya yang sedari tadi dicari.

Sementara Rega yang hanya menyimak obrolan mereka mulai jengah.

"Pergi!" Rega menatap mereka dengan tatapan tajam.

"Sensi amat kayak cewek," bukannya takut, Lia malah mengejek Rega.

"Pergi!" Rega berucap sedikit membentak karena Lia masih saja berdiri di samping mobilnya.

"Gak berperikemanusiaan banget jadi orang! Ayo, Ra!" Lia pun menggandeng tangan sahabatnya lalu berjalan pergi meninggalkan Rega.

"Cewek aneh!"

***

Lia memarkirkan motor kesayangannya di garasi rumah. Melangkah masuk ke dalam rumahnya, Lia tak lupa mengucapkan salam. Namun, tidak ada yang menjawab.

"Bunda!" panggil gadis itu sambil berlari ke ruang keluarga. Di sana ada seorang wanita yang sedang duduk sambil menonton tv.

"Apa?!" jawab bundanya nge-gas. Lia tersentak kaget seraya mencium tangan bundanya.

"Bunda kenapa sih? Cantiknya ilang loh kalau marah-marah," ucap Lia seraya terkekeh.

Rita menghela nafas. "Kamu itu, bunda kan udah bilang, kalau ke mana-mana pakai mobil aja! Buang aja itu motor kamu, cewek kok pakai motor sport!" ucap Rita sambil bersedekap dada.

"Bunda, aku tuh seneng banget kalo pergi bareng quenzi" ucap Lia dengan bibir yang dimajukan.

Lia memiliki motor sport hitam yang diberi nama quenzi. Nama itu tidak diberikan secara asal, tapi sudah dipikirkan oleh Lia selama beberapa hari setelah membeli motor itu. Lia memberi nama quezni agar mirip dengan nama tengahnya.

REGIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang