Lia berjalan menuruni tangga, gadis itu sudah siap dengan seragam sekolah yang melekat di tubuhnya. Rambut panjang sebatas punggung berwarna hitam,dibiarkan terurai. Kaki jenjangnya melangkah menuju ruang makan.
"Pagi semua!" sapa Lia sambil menaruh tas di kursi. Ia pun menuju ke wastafel untuk mencuci tangan.
"Pagi," jawab ketiga orang itu, ayah, bunda, dan abangnya. Setelah selesai cuci tangan, Lia duduk di samping abangnya.
"Tumben lo pagi-pagi gini udah rapi, Bang?" Lia menatap Kai dari atas sampai bawah.
"Kan gue udah bilang, gue mau jalan-jalan sama ayang. Emang lo, gak punya ayang!" ejek Kai membuat Lia berdecak kesal.
"Nyesel gue Tanya," tanpa menggubris abangnya lagi. Lia pun memilih untuk memulai sarapan.
"Bercanda kali, gak usah cemberut gitu," kekeh Kai seraya mengacak-acak rambut Lia.
"Btw lo cantik hari ini," Lia mengelum senyumnya, namun berubah datar lagi.
"Kali ini, apa yang lo pengen dari gue?" todong Lia.
"Enggak kok, gue gak pengen apa-apa," Kai tersenyum dan membuat Lia memutar bola matanya malas.
***
Mobil hitam Lia berhenti di depan rumah berpagar besi yang menjulang tinggi. Rumah dengan cat putih di bagian depannya. Ia menekan klakson mobilnya berkali-kali. Sengaja, agar sahabatnya itu cepat keluar.
"Sabar dong!" ucap seseorang berlari ke arah gerbang.
"Cepet naik! Lama banget sih!" gertak Lia.
"Enggeh, Ndoro," Ara berjalan masuk ke dalam mobil Lia. Masih ingat kan, semalam Ara meminta tebengan pada Lia.
Lia hanya bisa memutar bola matanya malas saat Ara mengatakan hal tersebut.
"Udah, ayo berangkat, entar kesiangan lagi!" Lia pun menjalankan mobilnya.
***
Pagi ini cuaca sangat cerah, matahari bersinar dengan semangat. Upacara hari Senin sudah dimulai 30 menit yang lalu. Beberapa dari mereka sudah mengeluh capek. Ada yang duduk karena tidak kuat berdiri lama. Ada yang masuk UKS karena pingsan. Ada juga yang berpura-pura pingsan agar tidak mengikuti upacara. Bahkan, ada yang bolos upacara dan pergi ke kantin.
Sama halnya dengan Lia, Ara, dan kedua sahabatnya, Veli dan Anya. Mereka juga mengeluh capek, ingin pura-pura pingsan, tapi pasti tidak berhasil karena para anggota OSIS akan mengetahui jika mereka berbohong.
"Pegel banget nih, kapan sih lagunya selesai?" dumel Anya.
"Tau dah," jawab Ara. Saat ini mereka sedang menyanyikan lagu Indonesia Raya.
"TEGAK GRAK!!" mereka semua langsung menurunkan tangan dengan serentak.
"Gue pusing nih kelamaan di bawah terik matahari," gumam Lia dengan wajah pucatnya.
"Tahan Li, gak ada cara lain," ucap Ara. Lia hanya bisa mengangguk.
Enam puluh menit pun berlalu, ucapara sudah selesai. Tapi, kebanyakan dari murid-murid tersebut malah menuju ke kantin terlebih dahulu sebelum menuju kelas masing-masing. Tujuannya adalah mengisi perut agar bisa konsentrasi saat pelajaran dimulai nanti."Haus gue," ucap Veli. Gadis berambut cokelat itu mengambil Tumbler berisi air yang dibawa dari rumah.
"Minta dong," pinta Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGIA
Teen FictionBEBERAPA CHAPTER DI REVISI!! Dijodohkan dengan ketua geng motor yang notaben nya dingin, apa lagi dulu sempat menjadi teman kecil. "Hug and kiss me" "Ekhem, hug aja" "Hug and kiss, atau gue-" "Iya iya! Oke! Hug and kiss" __________ TOLONG BIJAK DALA...