Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi seorang Cristaliana. Gadis itu harus membereskan rumah. Mulai dari, menyapu, mengepel, masak, membersihkan kamar yang berantakan. Siapa coba pelakunya, tentu saja Rega.
Sekarang, gadis itu tengah memasak untuk makan malam. Sedangkan suaminya malah enak-enak menonton tv, tidak punya inisiatif untuk membantu istrinya masak. Dasar suami plin-plan, kemarin saja sok-sokan membantu nya masak.
Dengan sengaja Lia meletakkan piring cukup keras. Sehingga Rega bisa mendengarnya. Cowok itu langsung menghampiri Lia, takut terjadi apa-apa.
"Kenapa?"
"Enggak!" Lia mendudukkan dirinya di kursi. Dan langsung mengambil nasi untuknya.
"Ambilin" ucap Rega menyodorkan piring pada Lia.
"Ambil sendiri!" Sebelum Rega hendak menjawab, Lia langsung berucap lagi. "Punya tangan kan? Gak usah nyusahin!" Rega bingung dengan perubahan Lia, biasanya tidak sampai segininya kalau gadis itu marah.
Rega pun tak ingin memperkeruh suasana, ia mengambil nasi nya sendiri. Rega melihat Lia yang makan dengan kesal, sampai sendok nya saja di gigit dengan keras, sampai menimbulkan bunyi.
Setelah selesai makan, Lia langsung mencuci piring nya sendiri. Rega yang melihat Lia berjalan keluar dari rumah langsung memanggilnya.
"Mau kemana?" Tanya Rega.
"Bukan urusan Lo" balas Lia tanpa menoleh ke Rega.
"Udah malem Lo mau kemana?" Tanya Rega penuh penekanan. Namun Lia tidak menggubris ucapan Rega.
Lia berjalan ke arah danau, kebetulan rumahnya tidak jauh dengan letak danau itu. Dan untungnya, danau itu sepi. Ia melempar kerikil ke sungai, dengan kesal.
"REGA! Lo bikin gue emosi setiap hari tau gak!" teriak gadis itu, meluapkan emosi nya. Untung saja tidak ada orang. "Cowok nyebelin!" Lia memukul pohon di sebelahnya.
Lia menghela nafas kasar, setelah cukup tenang, gadis itu memutuskan untuk pulang. Setelah sampai rumah, ia mendapati Rega tengah fokus dengan laptopnya. Kemarahan Lia bangkit, ingin dia meninju muka yang sok ganteng itu. Lia menutup pintu keras, hingga Rega menoleh.
"Habis dari mana?" Tanya Rega dingin. Namun Lia tak menjawab, gadis itu malah melenggang ke dapur.
Lia melihat, sisa makanan di meja makan yang sama sekali tak di bersihkan oleh Rega. Lia menghela nafas kesal, lalu berjalan menuju kamarnya. Dan saat membuka pintu kamar, Lia mendapati buku Rega yang berserakan di meja belajar. Sudah cukup! Lia tak tahan lagi, gadis itu pun melangkah keluar.
"Rega" panggil Lia, dalam mode kalem. Namun tak ada jawaban dari Rega.
"Rega!!" Teriak Lia.
"Ada apa?!" Tanya Rega yang menghampiri Lia di tangga.
"Kenapa Lo teriak?" Tanya Rega lagi. Lia tak kuasa membendung air matanya, ia terisak pelan.
Hiks.. hiks...
Rega yang mendengar suara isakan Lia mencoba menangkup pipi Lia.
"Lo kena-"
"Jangan sentuh gue!" Sentak Lia.
"Lo kenapa?" Tanya nya khawatir. Raut tegang pun nampak di wajah Rega.
"Lia" panggil Rega dengan nada lembut. Rega mencoba untuk mengangkat dagu Lia. Rega kaget, karena pipi Lia yang basah dan matanya yang memerah. Gadis itu benar-benar menangis.
"Kenapa hmm?" Tanya nya lembut. "Ada masalah, cerita sama gue"
"Gue capek ga" ucap Lia dengan suara lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGIA
Teen FictionBEBERAPA CHAPTER DI REVISI!! Dijodohkan dengan ketua geng motor yang notaben nya dingin, apa lagi dulu sempat menjadi teman kecil. "Hug and kiss me" "Ekhem, hug aja" "Hug and kiss, atau gue-" "Iya iya! Oke! Hug and kiss" __________ TOLONG BIJAK DALA...