Mungkin part ini agak sedikit panjang?
╮(^▽^)╭Hehe, selamat membaca ❤️
✨
Rencana untuk mengeluarkan gadis kucing itu sementara tertunda. Suho-- abang satu-satunya yang Sehun miliki akan datang dengan membawa buah hati mungilnya yang baru berusia dua tahun itu.
Saat ini Sehun tengah bersantai di atas sofa dengan sang kesayangan. Anjing jenis bichon itu terlihat murung setelah pulang dari petualangan dengan teman anjingnya. Sehun yang sadar pun berusaha untuk membuat sang anjing lekas ceria dengan terus menepuk sayang, mengusap, mengecup dan bahkan mengajak berbicara.
"Vivi ya~"
Anjing itu menoleh perlahan, dengan wajah malasnya.
Segera Sehun mengangkat vivi dan membawa ke pelukannya. "Cantiknya~" puji Sehun berulang kali. Terhitung sudah seratus kali Sehun berucap demikian dalam satu waktu.
Tak menyadari bahwa ada sepasang mata bulat yang sedang menguntit mereka dari celah pintu. Matanya berbinar seakan ingin diperlukan sama seperti vivi oleh Sehun. Dipikirnya ternyata Sehun memiliki sifat yang lembut juga. Wajahnya berubah menjadi sedikit murung. Apakah Sehun membencinya? Dilihat dari perlakuan pria itu, sepertinya Sehun tak menginginkan keberadaannya.
Gadis itu kembali menutup rapat pintu kamar sembari memikirkan sesuatu. Ia dipintakan oleh Sehun agar tetap di kamar saja, tentu gadis itu menurut.
Di saat bersamaan, terdengar seseorang membuka pintu utama. Pria dewasa dan seorang anak kecil berada di gendongan memasuki area ruang keluarga dengan Sehun yang langsung terbangun dari acara berbaringnya.
Pria itu melepas kacamata hitamnya guna melihat situasi rumah yang dahulu menemani masa kanak-kanak hingga remaja; dan juga melihat kondisi adik laki-lakinya tentu.
"Satu jam sejuta, Bang," ujar Sehun setelah menerima sang keponakan mungil yang sudah berada dalam gendongannya; setelah menaruh vivi yang setengah mengantuk di atas sofa.
Suho melotot mendengar permintaan adiknya itu. "Apaan!? Gak ada. Lo cuma jagain anak gue sampe jam tujuh malem ini aja kok minta bayaran segitu?"
Bayaran? Iya. Hitung-hitung Suho memberi pekerjaan pada adiknya yang pengangguran itu. Sebenarnya Sehun baru saja lulus dari S1-nya namun sampai saat ini, ia belum juga mendapat pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. Hm, itu sih salah dia sendiri karena belum melamar pada perusahaan manapun.
Sekilas tentang Suho Aditya-- seorang dosen yang mengajar di salah satu kampus ternama di kota itu. Suami dari wanita asal Korea Selatan, Jisoo. Berbeda dengan adiknya yang enggan untuk menjemput tambatan hati, bagi Suho, cukup hanya satu kali pertemuan saja mampu membuat Suho menyukai gadis manis itu. Dan hanya selang beberapa bulan saja, niatnya sudah mantap untuk mempersunting wanitanya. Hinga sekarang saat usia pernikahannya menginjak tiga tahun, mereka sudah dikaruniai seorang putra lucu yang mereka beri nama Junkyu.
"Ahun..." jari mungil Junkyu menunjuk ke arah hidung Sehun. Ah anak ini selalu saja memanggil Sehun dengan panggilan Ahun tanpa embel-embel om atau paman.
Sehun mengecup singkat pipi gembul Junkyu diikuti kekehan geli dari si mungil.
"Bye-bye sayang, Ayah berangkat dulu ya," kata Suho lalu mengusap puncak kepala sang anak. Junkyu mengangguk dan tersenyum manis, menampilkan gigi-gigi nya yang mungil. Setelahnya ia mengecup punggung tangan Ayahnya.
Mungkin ada yang bertanya mengapa Suho tak menyewa babysitter saja? Jawabannya simple. Ia lebih percaya adiknya yang walaupun malas itu ketimbang dengan babysitter di luar sana. Lagi pula adiknya itu menerima pekerjaannya; asalkan diberikan uang tentunya. Suho sama sekali tak masalah karena adiknya itu masih tanggungan dirinya. Cuma terkadang, anak itu ada brengseknya juga sih. Contohnya ini,
KAMU SEDANG MEMBACA
babysitter || hunlis [selesai]
FanfictionBerawal ketika pertemuannya dengan kucing manis dalam sebuah kotak kardus. Sehun-- pria yang sudah berucap untuk tidak akan merasakan cinta pada seorang gadis lagi; bukan berarti ia menyukai sesama jenis! Hidupnya yang hanya sebatas game, Vivi dan...