Lapar. Sehun bangkit dari tidurnya bak zombie yang tengah kelaparan. Menjelajahi kotak pendingin, tak peduli sudah seberapa dingin tubuhnya yang hanya ditutupi kaos putih tipis dan kolor celana bergambar anak ayam.
Ia duduk setelah mendapatkan barang incaran kemudian melahap habis makanan itu. Tak sadar bahwa ada seseorang yang sedari tadi sudah duduk di seberang kursi. Fokus menatap layar ponsel sampai tak terganggu oleh sekitarnya.
"Anjir bikin gue kaget aja." Akhirnya pria itu bersuara mengundang cengiran manis dari Lisa.
"Hape siapa tuh?" tanya Sehun sambil menenggak air sampai setengah gelas. "Hape aku. Kak Jisoo yang kasih."
Cih dasar pilih kasih. Gue aja minta hape ga dikasih.
"Ada yang menonjol tapi bukan bakat?" cicit Lisa kemudian melirik Sehun yang juga sedang meliriknya dengan tatapan waspada.
Sontak tangan Sehun langsung menyembunyikan miliknya yang menonjol itu.
"Ngomong apa lo barusan?"
"Eh? Ini Yisa lagi baca komentar. Aku ga paham sama komentar ini."
"Siniin coba."
Sehun mengambil alih ponsel berwarna lilac itu kemudian melihat apa yang tadi Lisa lihat. Dan ternyata Lisa sedang melihat sebuah postingan perempuan dengan p*yudara yang besar sampai mengundang komentar negatif dari banyak pengguna.
"Ck ngapain sih lo liat ginian! Gak bagus buat bocah kek lo," katanya kemudian keluar dari aplikasi.
"Yisa udah besar, papa. Sembilan tahun loh Yisa," jawab Lisa bersemangat.
Tepok jidat deh Sehun.
"Terserah lo. Pokoknya jangan lagi-lagi liat yang gituan. Paham?"
Lisa mengangguk sambil menunjukkan gesture 'oke' pada sang Papa.
"Tapi papa, kok punya perempuan itu besar banget ya? Kaya bola gitu."
Netranya berpindah ke miliknya, "Punya Yisa ko kaya gini ya papa. Nda sebesar itu," lanjutnya kemudian.
Sungguh, rasanya ingin berteriak saja Sehun sekarang melihat seorang gadis yang tengah menyentuh gundukan milik gadis itu di depannya.
"Ah my eyes ternodai. Berenti gak lo bocah."
Bukannya menurut, gadis itu malah semakin menggoda iman Sehun sambil terkikik sesekali. "Dut dut dut. Punya Yisa kecil ya pa? Kecil kan?"
"Lisaaaaa berenti gak lo!" Sehun berteriak saat melihat Lisa masih menggoda dengan menggigit bibir tipisnya.
"Loh papa kenapa?"
Oke, gue halu.
"Gak ga-papa." Sehun menjawab terbata sambil mati-matian menahan sesuatu yang tak bisa ditahannya sekarang. Sesuatu yang entah sejak kapan tak pernah datang menghampiri.
Ia kembali masuk kamar. Meninggalkan Lisa yang menatapnya dengan tatapan bingung.
Bisa-bisanya Sehun membayangkan sesuatu yang sensual seperti itu pada Lisa. Sangat memalukan. Tapi kalau diingat pertemuan mereka saat itu, Sehun sudah disuguhi dengan tubuh Lisa yang hanya ditutupi sehelai kain saja. Dan ia sanggup menahan hasrat yang pasti akan menghampiri pria manapun jika berada di posisi yang sama sepertinya.
Sial, ia malah kembali mengingatnya.
Untuk melupakan hal tadi, ia mengambil ponsel kemudian mulai bermain game moba yang akhir-akhir ini sering ia mainkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
babysitter || hunlis [selesai]
FanfictionBerawal ketika pertemuannya dengan kucing manis dalam sebuah kotak kardus. Sehun-- pria yang sudah berucap untuk tidak akan merasakan cinta pada seorang gadis lagi; bukan berarti ia menyukai sesama jenis! Hidupnya yang hanya sebatas game, Vivi dan...