07. What is love?

1.2K 207 8
                                    

Tangisan Lisa berhenti saat ia mendengar suara pintu yang dibanting. Ia sadar dan mulai melihat sekeliling. Saking fokusnya dengan kue, ia sampai lupa dengan seseorang yang sudah ia anggap sebagai papanya.

Jisoo menahan lengan kecil Lisa yang sepertinya gadis itu akan mengejar Sehun. Ia tak ingin Lisa kena sembur Sehun karena keadaan emosi yang tidak stabil pria itu saat ini.

Jisoo tahu karena ia melihat sekilas raut wajah Sehun sebelum memasuki kamar dan berakhir membanting pintu itu.

"Masih inget aku?" tanya Jisoo sambil merentangkan tangan mengajak Lisa berpelukan. Si kecil Junkyu ia turunkan dulu dari gendongan. Untung saja anak itu tidak rewel. Junkyu masih sibuk memakan coklat di tangannya.

Lisa tersenyum lebar dan tentu saja menerima pelukan itu.

"Emm Kakak siapa?" tanya Lisa sukses membuat Jisoo tertawa garing. Ternyata Lisa sudah lupa dengannya huhuhu.

Gadis itu menatap Jisoo dan Junkyu bergantian, mereka terlihat mirip.

"Jisoo. Kakak ipar Sehun, istri dari Kakaknya Sehun."

Lisa sangat pusing mendengar penjelasan perempuan cantik itu. Terlalu banyak kata 'kakak' dalam kalimat itu membuat Lisa tak paham. Akhirnya ia hanya manggut-manggut pura-pura mengerti.

Jisoo kembali menahan Lisa yang sepertinya masih ingin masuk ke dalam kamar. Lisa ingin melihat keadaan sang Papa. Ia sangat takut karena sudah membuat dapurnya berantakan seperti kandang babi. "Aku mau ngobrol sama Lisa boleh?"

Ragu-ragu Lisa mengangguk. Mereka berpindah ke arah meja makan yang menyatu dengan area dapur utama. Dapur yang sudah berantakan setelah Lisa pakai tadi.

"Sehun lagi di kamar, gak usah diganggu dulu. Mungkin dia lagi tremor."

Wajah Lisa terlihat sangat khawatir, "Tremor itu apa? Apa itu penyakit serius? Papa gak akan mati kan?"

"Eh enggak ko bukan gitu maksudnya. Emm- Seh- eh Papa kamu baik-baik aja ko dia lagi pusing aja kayaknya." Jisoo menenangkan. Sedikit aneh saat menyebut Sehun itu 'Papa'. Demi apapun dia jadi geli sendiri. Bisa-bisanya lelaki yang belum menikah dan tak suka wanita itu disebut Papa.

"Oh gitu yah. Yaudah deh Yisa biarin dulu aja," kata Lisa sambil sedikit cemberut. Jisoo kan jadi gemas liatnya.

Sementara di ruangan favorit Sehun, pria itu mulai menyalakan laptop dan berniat bermain game lagi.

"Ah jantung ga guna, ngapa deg-degan mulu sih," kesal Sehun pada dirinya sendiri.

Ia mematung sesaat. "Anjir. Maap Tuhan jantung ini berguna kok," katanya. Dia tak ingin kena azab serangan jantung dan berakhir meninggal akibat kalimat konyolnya.

Pintu kembali terbuka, hampir saja buku tebal yang tak pernah dibuka itu melayang dan mencium jidat pria caplang yang sedang berdiri sambil memasang senyum bego.

"Semriwing-semriwing crot." Chanyeol berceloteh bagai peri dengan tongkat ajaib di tangan.

"Janganlah kesal wahai anak muda. Chanyeol yang tampan ini akan menolongmu."

"Pergi ga lo!"

"Hehehe sabar dong, tamu nih gue. Main usir aja lo, nyet."

Sehun kembali duduk. Chanyeol menarik kursi dan ikut melihat layar laptop kemudian beralih ke wajah Sehun. Beralih ke laptop dan berpindah lagi ke wajah Sehun.

"Gue gampar ya, lo." Sehun mengancam, Chanyeol kicep.

"Gila, lagi tantrum Lo?"

Sehun tak menjawab, ia masih bermain game dengan tidak fokus.

babysitter || hunlis [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang