17. Jahat

933 174 14
                                    

"Hallo, Jongin. Pokoknya Lo harus terus deketin Lisa!" Telfon diputus sepihak. Jongin mengusap telinga karena suara wanita yang udah macam toa itu.

°°°

"Bosen banget." Melempar ponsel ke sofa lalu melihat sekeliling. Sehun mulai melirik Vivi yang masih terlelap lalu beralih pada Lisa yang sedang duduk menatap sesuatu.

"Liat apaan cil?" tanya Sehun yang duduk bergabung di samping Lisa.

Gadis itu menoleh sekilas lalu menunjuk ke foto seorang wanita cantik yang ada di foto. "Cantik. Dia siapa papa?"

"Oh, mami gue," jawabannya lalu menepuk-nepuk tubuh Vivi yang tiba-tiba bangun.

"Mami?"

"Iya. Jangan bilang Lo gak tau mami itu apa."

"Ya tau lah. Masa Yisa nda tau mami." Lisa mengerucutkan bibir hingga mengundang senyum singkat di bibir Sehun.

"Mami itu Mama," lanjut Lisa yang sepertinya aura gadis itu berubah menjadi kesal.

Sehun mengangguk.

"Yisa mau taro fotonya."

"Emang nyampe?"

"Hm."

Lisa menjinjitkan kedua kakinya berusaha menaruh bingkai foto di tempat semula. Ah iya dia lupa, padahal sebelumnya mengambil bingkai itu dengan kursi.

Kursi sudah diambil. Lisa mulai menaiki kursi itu untuk menaruh bingkainya.

"Oiya. Gue sebenernya mau nanya ini dari dulu. Keluarga Lo sebenernya di mana sih?"

Gadis itu terdiam dan tak merespon.

"Oy. Gue nanya." Sehun bangkit dari duduknya dan mendekati gadis itu yang sepertinya masih kesulitan walau sudah memakai kursi.

"Beneran sam---

Brak

Lisa jatuh dengan bingkai yang ada di pegangannya. Ia meringis.

"Lisa. Ck gimana sih? Kalo gak bisa bilang dong."

Gadis itu masih diam membelakangi Sehun, meringkuk dan menundukkan kepalanya.

"Lo gak pa-pa?"

Punggung gadis itu terlihat bergetar. Tak salah lagi, dia sedang menahan tangis sekarang.

"Loh. Lo kenapa cil?"

"Hiks hiks Yisa, yisa takut."

Sehun membawa tubuh gadis itu ke dalam pelukannya. Menepuk pelan punggung Lisa, menyalurkan rasa aman padanya. "Lo takut kenapa, sih? Gue kan udah gak marahin Lo lagi."

"Coba gue liat tangan lo. Berdarah kaga?"

Lisa menyebikkan bibir sembari menunjukkan kedua tangannya seperti anak kecil. Untungnya tangan Lisa tak luka. Sehun segera menyingkirkan pecahan kaca dari bingkai yang sebelumnya sempat dipegang oleh Lisa.

babysitter || hunlis [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang