Akhir-akhir ini Lisa susah banget buat tidur nyaman. Maklum aja sih karena perutnya sekarang yang udah membesar itu. Belum lagi nyeri punggung yang cukup sering dia rasain, bikin Sehun ekstra banget jagain istrinya itu. Makanya Sehun selalu buru-buru pulang ke rumah kalo habis kerja.
Sehun elus tangan istrinya lembut, berharap bisa ngurangin rasa sakit yang dirasa. "Kita ke dokter ya?"
Lisa ngegeleng. "Besok aja, sekalian check up."
Dengan berat hati Sehun ngangguk. Walaupun hatinya udah ketar-ketir sih.
"Yisa mau bobo aja."
"Iya aku temenin."
Mereka baring di ranjang yang sama. Sehun yang emang dasarnya udah kecapean itu gampang banget buat merem. Berbanding terbalik sama Lisa, baru juga mejamin mata dia langsung bangun kaget gara-gara kontraksi yang semakin menjadi.
Dia remat tangan Sehun kuat-kuat dan otomatis bikin suaminya itu bangun.
"Sayang kamu ngompol?" tanya Sehun.
Brak
Pintu kamar mereka terbuka menampilkan Jisoo yang mendekati pasutri itu. Jadi ceritanya Jisoo itu emang nginep di rumah Sehun. Udah tiga harian sih. Ya tujuannya buat nemenin Lisa dan kalo ada hal yang mendadak, Jisoo bisa bantu. Contohnya sekarang ini.
"Bawa ke rumah sakit. Lisa mau lahiran hun!!!"
Mata Sehun membulat sempurna. Rasa kantuknya udah pergi gitu aja. Dengan sigap dia angkat tubuh Lisa dan dipindahkan ke mobil yang udah abangnya siapin.
Gak lupa dia juga bawa segala perlengkapan yang udah disiapin dari jauh-jauh hari di hospital bag. Setelah semua udah siap, dua keluarga itu pun meluncur meninggalkan rumah.
°°°
Setelah dicek ternyata Lisa udah ada di fase pembukaan ketiga. Buru-buru deh dia dipindah ke ruang bersalin.
"Loh kenapa saya gak boleh masuk?" tanya Sehun ngegas ke perempuan yang halangin dia masuk.
"Maaf kak hanya suami yang boleh masuk."
"Saya suaminya Bu dokter," kata Sehun yang mengira perempuan di depannya adalah dokter yang akan menangani Lisa.
"Maaf kak dokter kami laki-laki."
Ya ampun.
"Saya suami istri saya yang lagi di dalem," jelas Sehun kesal.
Perawat itu menunduk memohon maaf dan mempersilahkan Sehun untuk masuk.
Di dalam, Sehun nemenin di sisi kanan istrinya yang lagi berjuang. Dia bantu Lisa agar tetap sadar dan mengatur pola pernafasan yang benar.
Sehun hampir menangis waktu lihat sebagian kepala baby-nya menyumbul. Tapi sayangnya di tengah proses itu mulesnya tiba-tiba hilang.
Lisa yang udah paham itu gak maksain diri buat terus mengejan karena bakal bahaya kalau mengejan tanpa ada rasa mules.
"Tarik nafas, sayang," kata Sehun dan diangguki oleh istrinya. Pun sama dengan apa yang dokter beri tahu. Lisa bisa mengambil nafas dalam-dalam guna mengumpulkan tenaga agar bisa mengejan kuat saat kontraksi datang.
Dengan peluh yang membasahi wajah cantik istrinya, Sehun terus mengusap sayang wajah itu. Memanjat doa dan terus memberi semangat.
Setelah melewati proses yang cukup panjang dan mengharukan akhirnya Dede bayi menunjukan batang hidungnya.
Dengan jelas si ayah melihat tubuh baby-nya berwarna kemerahan dan licin karena darah.
Ia menatap dalam wajah istrinya yang sudah sangat kelelahan. "Kamu hebat sayang. Terimakasih sudah berjuang." Lalu mengecup kening Lisa dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
babysitter || hunlis [selesai]
FanfictionBerawal ketika pertemuannya dengan kucing manis dalam sebuah kotak kardus. Sehun-- pria yang sudah berucap untuk tidak akan merasakan cinta pada seorang gadis lagi; bukan berarti ia menyukai sesama jenis! Hidupnya yang hanya sebatas game, Vivi dan...