Punggung pria itu belum juga disandarkan sejak pagi tadi. Jemarinya fokus menekan tombol sedang matanya fokus menatap layar. Bibirnya menggigit sumpit yang ia gunakan untuk menyuapi mulutnya yang belum juga tersuapi. Terlampau sayang untuk melewati sedetikpun kegiatan saat ini.
Asap mengepul bersumber dari cup ramen yang baru ia seduh. Rambutnya masih acak menyisakan tetesan air sisa cuci muka; juga rambut. Headphone yang semula bertengger di lehernya ia pasangkan ke tempat seharusnya; kalau begini ia baru bisa fokus.
Duk duk duk
Pria itu tak peduli.
Duk duk duk
Belum juga peduli, sampai akhirnya sebuah kardus besar terjatuh dari tempat semula. Sehun-- pria yang tengah asyik bermain game sembari menyumpal kedua telinganya itu sampai sadar dan berakhir emosi tanpa tujuan.
Ia bangkit dari singgasananya kemudian menuju ke sumber suara; gudang. Sebenarnya semua ruangan di rumahnya bisa disebut gudang karena banyak sekali barang aneh dan kardus tak tertata rapi di sana.
Matanya mengerjap tatkala melihat kegaduhan di depan mata. Vivi-- si buntal putih itu seperti menghajar kotak kardus besar yang jika dilihat lagi, Sehun tak pernah ingat jika ia memiliki barang itu.
Vivi menggonggong melihat majikannya yang bingung. Anjing yang biasanya sangat malas; sama seperti Sehun itu berubah menjadi lebih semangat. Beberapa kali hewan itu memutari kaki sang majikan dan mengarahkan Sehun seperti menyuruhnya untuk segera membuka kardus aneh itu.
Sehun segera memeriksa kardus yang paling besar diantara kardus yang lainnya. Langkahnya terhenti saat melihat pergerakan aneh dari kardus itu. Jelas ia seorang pria namun rasa takut tak luput dari pancaran wajah tampan nan garangnya. (kalo diliat dari luar aja)
Ia mencoba membuka kotak itu dengan tangan kosong..
Dan betapa kagetnya saat Sehun melihat sebuah; ah salah maksudnya seorang gadis dengan hanya sehelai kain putih yang menutupi kemaluan juga dua puting merah muda yang masih bisa terlihat itu. Sungguh tak ada gunanya gadis itu menutupinya!
Gadis itu menatap Sehun dengan inosen. Ia duduk manis dengan rambut panjang juga poni yang menghiasi keningnya. Curiga kalau gadis itu mempunyai jerawat di daerah kening; makanya ditutupi oleh poni.
Bando ala telinga musuh Vivi dan teman seperanjingannya; kucing, menghiasi wajah mungil gadis itu. Mata bulatnya terlihat sayu seakan belum tidur seharian. Kulit putih mulus terpancar seperti menyilaukan mata pria yang masih berdiri dengan mulut menganga itu. Dan astaga, gadis itu punya ekor?
Apakah ia manusia jadi-jadian atau apa? Gadis itu terlihat seperti kucing mungil yang sedang mencari di mana orang tuanya.
Sehun menatap bingung dan kasihan. Bukankah itu akan terasa sangat sakit menancap di bokongnya?
Vivi sudah lari entah kemana saat ada teman seperanjingannya datang menjemput. Menginggalkan sang majikan dengan harta karun temuan di gudang. Pria itu mundur saat gadis berponi merangkak menghampiri Sehun. Bokong gadis itu terlihat nyata bagaikan sebiji buah peach dengan warna cantiknya.
Sehun menelan salivanya berkali-kali sampai ia berpikir kalau cairan itu sudah habis ia telan. Sehun-- pria yang sudah memproklamirkan bahwa ia tidak akan menyukai seorang gadis lagi itu malah merasakan sebuah denyutan aneh.
Terlihat inisial L terpatri pada kalung yang gadis itu kenakan. Gadis itu tersenyum seraya memberikan sepucuk kertas pada Sehun yang sedang siaga jikalau gadis itu ingin berbuat yang tidak-tidak. Hm, bukankah kebalikannya?
Budak; begitu kata yang tertulis dalam kertas itu.
"Anak?"
Gadis itu tak paham maksud pria yang sebentar lagi akan menjadi majikannya.
"Budak apa? saye tak punye anak lah!" Sehun menjawab serius. Demi tuhan dia belum pernah berhubungan dengan perempuan manapun dan menghasilkan seorang gadis remaja seperti ini.
Gadis itu berusaha untuk berdiri namun apa daya, tubuhnya amat lemah setelah terlalu lama ia dikurung dalam kardus besar itu. Sehun membantu gadis itu untuk duduk kembali; dengan pandangan ke arah langit-langit, menghindari gundukan milik gadis itu. Pikirannya masih berpikir tentang anak siapa ini? Bisa-bisanya ada orang tua yang membiarkan anaknya tak berpakaian seperti ini.
Gadis itu mendesah pelan sampai mulutnya mengucap kata, "Papa." Dengan nada seperti anak kecil.
Ya. Gadis itu memanggil Sehun seakan pria itu memang benar ayahnya.
"Owalah Anjeerrr!!"
Itu Chanyeol. Dia datang setelah telinga perinya mendengar kabar burung yang tidak sengaja melintas. Tentang sahabatnya yang menemukan kucing manis dalam sebuah kotak kardus.
🐝luvi
KAMU SEDANG MEMBACA
babysitter || hunlis [selesai]
FanficBerawal ketika pertemuannya dengan kucing manis dalam sebuah kotak kardus. Sehun-- pria yang sudah berucap untuk tidak akan merasakan cinta pada seorang gadis lagi; bukan berarti ia menyukai sesama jenis! Hidupnya yang hanya sebatas game, Vivi dan...