18. Bersiap untuk apa?

969 158 20
                                    

Mereka berjalan tak beriringan dengan Lisa yang terus menatap sekeliling. Semangat banget deh pokoknya tuh bocah.

Sehun yang sedikit kesulitan berjalan memilih untuk mengawasi Lisa dari belakang.

"Jalan liat-liat bocil," kata Sehun. Tangannya menahan tangan kiri Lisa yang sebentar lagi bakal nabrak bapak-bapak. Untung Sehun masih sempat berjalan cepat walaupun kakinya sedikit keseleo.

Lisa cuma nyengir lucu.

Sekarang mereka berada di pusat perbelanjaan yang tak jauh dari rumah. Berniat menonton film sesuai yang Jisoo pinta.

Tadi pagi...

Sehun menaruh dua piring berisi nasi goreng di atas meja. Lalu menuangkan air di gelas yang akan mereka pakai. Iya mereka, Sehun dan Lisa. Tapi sudah beberapa kali Sehun memanggil anak itu, Lisa belum juga muncul.

"Bocil, buruan sarapan."

Sehun membuka pintu kamar gadis itu. "Cil. Ayo makan."

Lisa yang ternyata sudah bangun belum juga menampakkan senyumnya. Dia beringsut dari kasur dan memilih meninggalkan papanya itu.

Sehun menghembuskan nafasnya. Lisa masih marah dengan kejadian kemarin ternyata. "Yauda kalo gak mau makan. Gue aja yang makan sendiri," kata Sehun yang sudah mulai kesal.

Baru aja mau tarik kursi untuk duduk, Sehun keburu kepeleset karena berniat menghindari sedikit genangan air yang ada dekat meja.

"Anjir, sakit banget." Sehun ngusap pergelangan kakinya yang keseleo itu.

Di sana, Lisa yang tak melihat papanya itu jatuh masih menghentakkan kakinya seperti anak kecil karena Sehun yang sudah menyerah dan tak paham dengan apa maunya.

"Good morning dunia tipu-tipu."

Lisa hampir terlonjak saat melihat Jisoo yang tiba-tiba muncul di balik pintu utama dengan suara yang keras.

"Eh adikku sayang kenapa cemberut, hm?" Jisoo mendekati Lisa yang tengah duduk di samping Vivi.

Gadis itu menunjuk ke arah ruang makan di mana papanya sudah mulai sarapan. "Papa jahat."

"Uhuk." Yang ditunjuk malah kesedak nasi goreng, mana pedes banget nasi gorengnya.

Jisoo tersenyum tipis, "Sudah kudugong siapa biang keroknya."

"Gue jahat apa sih emangnya?" tanya Sehun kesal.

"Pokoknya kemarin papa jahat sama Yisa!"

"Gue kan cuma,-- em cuma."

Jisoo menunggu kelanjutan ucapan adik iparnya.

"Cuma gak mau Yisa main sama Ongin. Masa ongin dikira mau cium Yisa," sahut Lisa.

Jisoo kembali melirik Sehun, "Benar begitu?"

Mereka sudah berkumpul di ruang makan sekarang.

"Iya! Orang jelas banget gue liat si item itu nyosor," jelas Sehun kesal hingga mengundang senyum Jisoo yang tertahan. Jelas sekali adik iparnya itu tengah dilanda api cemburu. Tapi anaknya aja yang sok-sokan berdalih ingin melindungi Lisa dari pria lain.

"Ongin gak item, papa. Ongin itu gelap!" kata Lisa tak mau kalah. Hm, pembelaan yang sama sekali tak membantu.

Wanita ber-anak satu itu mengangkat satu alisnya, "Minta maaf dek."

"Loh ko gue sih?" Sehun tak terima.

"Udah, minta maaf aja kenapa sih?" Jisoo menarik pelan Sehun untuk segera berdiri dan mendekati Lisa.

babysitter || hunlis [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang