26. Yang Sebenarnya

1K 166 18
                                    

Anak manis itu membuka matanya perlahan. Memandang sekeliling dan berusaha berpikir kiranya ia ada di mana dengan tempat bernuansa putih ini.

"Kamu sudah sadar, nak?"

Gadis itu berkedip beberapa saat mencerna pertanyaan pria dewasa yang baru saja masuk ke dalam ruangannya. Sayangnya ia tak kunjung menjawab karena ia memang tak memahami ucapan pria itu. Bahkan ia juga tak mengenali siapa pria dengan wajah berseri itu.

"A--ak--"

Seakan segala keterampilan dasar gadis itu telah hilang. Menjawab pun ia tak mampu. Pria itu berusaha menenangkan sang gadis yang nampaknya masih syok.

Di tengah kejadian itu, seorang dokter dan perawat datang. Sang dokter mengisyaratkan agar si pria lekas keluar, karena ada sesuatu yang ingin dokter itu bicarakan. Sedangkan si perawat di dalam menemani gadis itu.

"Lisa menderita amnesia retrograde," kata dokter menjelaskan.

Pria yang membantu dan membiayai seluruh tanggungan Lisa di rumah sakit hanya membisu. Ia sudah menyangka jika ini akan terjadi. Akibat kecelakaan juga tumor otak yang sebenarnya terbilang jinak itu bisa membuat tetangga manisnya kesakitan seperti ini.

Hatinya dipenuhi akan penyesalan mengingat ia pernah membiarkan gadis itu selalu disiksa dan dikasari oleh keluarganya sendiri. Sampai pada akhirnya, saat minggu pagi yang cerah berawan, ia yang sedang menyiram bunga di taman melihat Lisa ditarik paksa untuk masuk ke dalam mobil oleh sang ayah. Dan lagi-lagi ia hanya diam ketika tangan kekar itu memukul punggung gadis itu.

Hingga hari mulai petang terdengar kabar bahwa tetangganya itu mengalami kecelakaan dengan hanya Lisa yang masih bisa diselamatkan.

Dengan rasa bersalahnya, pria itu dengan rela membantu dan merawat Lisa sampai gadis itu sembuh. Sampai ia bisa melihat senyum manis yang menyembunyikan sejuta ketakutan yang sebenarnya ada dalam dirinya.

Ia menuruti segala saran dokter untuk membuat gadis itu lekas membaik. Walaupun ingatannya tak bisa kembali, setidaknya Lisa bisa melanjutkan hidupnya dengan baik.

Dua tahun berlalu.

Lisa sudah sehat dengan kehilangan ingatannya di masa lalu. Ia seperti bayi yang baru lahir yang siap untuk menjumpai manis dan pahitnya dunia.

Kemampuannya pun semakin meningkat. Ia sudah bisa membaca, berbicara walaupun seperti anak kecil, makan sendiri, bahkan membantu pria itu membuat kudapan yang sangat ia suka.

Di tengah kebahagiaan yang baru Lisa rasa, pria yang selalu gadis itu panggil papa mulai menurun kesehatannya. Pria itu jadi sering berbaring di atas kasur yang membuat Lisa sedih melihatnya.

Gadis manis itu tentu bingung. Ia hanya menatap pria itu sedih ketika seorang dokter datang memeriksa. Nafasnya yang sulit membuat hati Lisa teriris. Ia hanya bisa menangis.

"Papa kamu sudah berpulang."

"Pulang? Mana?" tanya Lisa bingung. Ia juga bingung melihat papanya sudah terbaring lemas dengan kedua mata tertutup.

"Papa ini siang. Nda bobo, papa."

Angeline, tetangga mereka yang melihat hanya bisa memeluk Lisa sayang dengan isakan pilunya.

°°°

Yeonseok, pria yang merawat Lisa selama dua tahun terakhir itu telah dimakamkan. Nisan itu terus saja Lisa tatap dalam diam. Kenapa papanya dimasukkan ke dalam sana? Hatinya masih bertanya-tanya.

Ia ambruk beralaskan kedua lutut. Menangis tatkala menyadari bahwa ia tak akan bisa bertemu dengan pria baik itu.

"Papa lagi bobo. Bangun hiks hiks."

babysitter || hunlis [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang