21. Misunderstand

828 165 23
                                    

Ada bagian yg agak ganas, karena disini Sehun kesurupan gais.

°°°

Gadis itu terbangun saat ada sesuatu yang menyentuh bibirnya. Ia melihat wajah Jongin yang sudah menjauh dengan ekspresi cowok itu yang susah ditebak. Yang pasti Jongin sedang memegang bibirnya saat ini.

"Papa mana?" tanya Lisa lemas. Ia berusaha duduk dan melihat sekeliling mencari keberadaan papanya.

"Papa kamu belum pulang. Lisa istirahat aja dulu. Atau mau pindah ke kamar?"

Lisa menggeleng. Dia mau di sini, di sofa menunggu kepulangan papanya. Tumben banget cowok itu belum juga pulang. Padahal biasanya ia sudah di rumah pukul 7 atau 8 malam.

"Jongin. Jongin pulang aja," katanya sembari menenggelamkan kepalanya di bawah selimut. Jongin tentu menggeleng. Dia gak mungkin ninggalin Lisa yang lagi sakit kaya gini.

"Sebentar lagi papa pulang jadi Jongin juga pulang."

Cowok itu menunduk. Rasanya jantungnya seperti udah gak karuan. Karena apa? Karena tadi saat Lisa tertidur, ia malah mencium gadis itu. Ciuman singkat namun langsung menyentuh bibirnya. Sejujurnya ia nekat. Tapi menurutnya itu merupakan kesempatan emas yang mungkin tidak akan datang lagi.

"Gue gak bakal pergi. Gue bakal tunggu di sini."

Lisa tak peduli. Entah kemana kaki Jongin pergi yang pasti Lisa sudah sendiri di ruang tengah.

°°°

Di tengah keramaian, Sehun berada diantaranya. Menghabiskan minuman pesanan yang entah sudah gelas ke berapa.

Wajahnya sudah tak karuan. Terkadang senyum sendiri lalu beberapa saat emosinya kembali datang. Ia hampir saja menggebrak meja bar saat seseorang menepuk pundaknya pelan.

"Sehun?"

Seorang perempuan dengan pakaian minim berada di samping Sehun sekarang. Aroma gadis itu sangat manis dan sepertinya belum menyentuh minuman yang ada di sini.

"Lo ke sini? Seinget gue terakhir kali Lo ke sini waktu putus sama cewek Lo yang selingkuh itu kan?" tanya gadis itu sok akrab. Atau mungkin mereka adalah teman?

Sehun masih belum menjawab. Ia fokus menenggak minumannya dalam satu kali tenggak.

"Woy woy udah kali. Muka Lo dah absurd gitu."

Cowok itu menepis tangan si perempuan yang menahan tangannya saat ingin minum lagi.

"Peduli apa Lo setan?"

"Oh oke oke. Gue gak bakal ikut campur lagi." Jennie. Perempuan itu sedikit menjauh dari Sehun yang sedang emosi. Takut juga dia ngajak ngobrol tuh anak.

Sesaat setelah menenggak minumannya lagi, Sehun berdiri dari duduknya. Jennie masih diam tapi tetap memperhatikan. Sampai Sehun berbalik dan ambruk saat itu juga.

"Hadeh sok-sokan sih. Lo kan gak kuat minum, hun." Jennie membuang nafasnya sabar. Mau gak ikut campur tapi kasihan lihat Sehun yang kegeletak di situ. Jadilah Jennie meminta beberapa orang untuk mengangkat tubuh Sehun ke dalam mobilnya untuk kemudian Jennie antar pulang.

Diperjalanan Sehun belum juga sadar. Sesekali Jennie melirik Sehun yang ada di sampingnya takut-takut cowok itu terbangun dan langsung memberontak.

Saat tiba di perumahan tempat Sehun tinggal, cowok itu bangun dan langsung memegang pelipisnya. "Turunin gue di sini," katanya dengan suaranya yang serak.

"Belum juga nyampe. Sabar dikit napa sih?"

"Gue bilang turunin gue di sini."

Jennie mengerem mobilnya mendadak saat Sehun membentaknya. Gila yah udah dibantu malah ngamuk.

babysitter || hunlis [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang