12. Aneh

963 184 14
                                    

Lisa sudah wangi dan rapi. Sekarang ia sudah sembuh sepenuhnya walaupun sempat terkena hujan kemarin.

Dari arah kamar, Sehun datang dengan handuk di kepala. Rambutnya masih basah menandakan bahwa ia baru saja keramas pagi ini. Kakinya yang panjang melangkah ke arah dapur dan mulai menyeruput secangkir teh yang ada di atas meja.

"Papa itu pa---

Sehun memuncratkan teh yang baru menyentuh ujung lidahnya. "Anjir ko pait, sih?"

"..it," sambung Lisa

"Lo kan tau gue sukanya teh manis!"

"Siapa bilang teh itu buat Papa?" tanya Lisa sedikit kesal karena teh buatannya terbuang.

Sehun melongo. "Terus buat siapa?"

Lisa berhenti mengelap meja kemudian tersenyum dan menjawab, "Buat ongin."

"Ongin? Apaan tuh? Hewan?"

"Ck. Bukan hewan. Itu temen aku yang kemarin dimarahin sama Papa, loh."

Oh jadi yang bocah ini maksud adalah Jongin?

"Dih apaan? Lo mau jongin main ke sini? Gak ada!"

Lisa menoleh dengan aura kesalnya.

"Kemarin papa izinin Yisa main sama dia, terus kenapa sekarang sekarang gak boleh?"

"Lo kan tau Kak Jisoo ngelarang lo buat main keluar?" Sehun malah balik bertanya. Suaranya tak kalah tinggi dari Lisa.

"Tapi kan aku mau mainnya di dalem sama ongin!"

"Lo jangan bikin gue kesel!" kata Sehun tegas.

Iya. Gue lakuin ini karena kak Jisoo yang pengen gue jaga Lisa dengan baik. Bukan karena alesan lain.

"Kak Jisoo udah izinin Yisa main sama ongin, tuh." Lisa melipat kedua tangannya ke depan, tak mau kalah dengan Sehun.

Oke. Sekarang tak ada alasan untuk Sehun menahan Lisa bertemu Jongin.

"Pokoknya Yisa mau ketemu sama Ongin!" teriak Lisa bersikeras.

Brak

Jantung Lisa bergetar kencang saat melihat Papanya membanting pintu kamar. Memang bukan pertama kalinya, namun kali ini berbeda. Ada titik merah yang bersembunyi di balik pintu itu dan Lisa sama sekali tak paham.

Lisa mendekat ke arah pintu dan mencoba membuka pintu itu namun terkunci.

Anjir napa gue lebay banget sih!

"Papa maaf."

Lo gasalah.

"Jangan marah."

Gue gak marah.

"Yisa salah."



"Tapi kenapa kalo Yisa ketemu ongin? Yisa bakal pulang cepet ko Pa, gak kaya kemarin."

"Lagian, kalo Yisa keluar Papa bisa bebas sendiri kan dan gak ada yang ganggu?"

Di balik pintu itu, ada Sehun yang tengah termenung dan sesekali menjawab ucapan Lisa. Benar yang Lisa katakan. Seharusnya ia senang. Seharusnya ia tersenyum. Seharusnya ia bahagia karena sekarang, sedikit demi sedikit Lisa akan lepas dari ketergantungan pada dirinya.

Mungkin Sehun sudah gila karena sekarang ia tiba-tiba tersenyum. Menahan rasa kesal yang anehnya tiba-tiba muncul.











______________________________________

"Makasi papa udah jaga Lisa selama ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makasi papa udah jaga Lisa selama ini. Tugas Lisa sudah selesai. Maaf kalo Lisa suka ngerepotin Papa sama keluarga Papa."

Lisa!!

Mimpi ini lagi?

Kenapa suara gue gak bisa keluar, sih?

Wajahnya hanya menampakkan senyum manis melihat Lisa.Ia tak menyangka bahwa akan bermimpi ini lagi.

Tunggu dulu. Ada lanjutan dari mimpinya.

Sehun menolehkan wajahnya saat seseorang muncul dari ambang pintu.

Jongin?

Benar, itu Jongin.

Apa ini? Apa maksudnya?

"Papa udah jadi papa yang baik buat Lisa. Papa tenang aja, nanti Jongin sama Lisa bakal main ke sini terus setelah menikah nanti."

Apa? Menikah?

"Terimakasih karena sudah merestui hubungan kami. Lisa sayang Papa."

Sehun menerima pelukan hangat Lisa. Gadis itu sudah besar sekarang, dan ya sudah menjadi lebih dewasa.

Entah kenapa Sehun ingin menitikkan air mata. Ia seperti melihat tumbuh kembang anaknya sampai saat ini. Kalian tahu? Dia sudah bangga karena mendengar gadisnya lancar mengucap huruf L pada namanya.

______________________________________

Akhirnya Sehun terbangun. Ia tak ingat sudah berapa jam tertidur di lantai dengan kamar yang terkunci dari dalam.

"Untung cuma mimpi, tapi kenapa bisa mimpi itu lagi, sih?"

Ia keluar dari kamar dan melihat Lisa yang sedang menelungkupkan wajahnya di atas meja makan. Ada banyak makanan di sana membuat Sehun heran sendiri. Apa semua ini Lisa yang buat?

Ia tiba-tiba teringat akan mimpinya yang bertengkar dengan Lisa. Dan satu lagi mimpi yang aneh baginya, melihat Lisa yang akan segera menikah dengan pemuda itu.

"Papa maafin Yisaa huaaa... Ini papa makan ya, tadi kak Jisoo ke sini bawain papa makan."

"Yisa gak jadi ketemu ongin. Yisa ga mau papa marah."

Jadi itu bukan mimpi?

Sehun menatap Lisa lembut, "I-iya. Gue juga minta maaf. Tapi kalo Lo masih mau main sama Jongin---, boleh sih."

Lisa mengangguk patuh dan mengajak Sehun untuk segera makan siang.

Gue harus inget sama janji gue. Gue gak boleh egois. Liat Lo di samping gue, itu udah lebih dari cukup,

Lisa.




















"Ck, oon banget sih," gerutu seseorang.

"Jongin, pokoknya Lo harus berusaha lebih keras lagi," ujar wanita itu sembari menepuk kedua pundak si pemuda.

babysitter || hunlis [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang