Jisoo mengeluarkan beberapa bungkus bubur ayam dari kantong plastik. Dia sengaja menyempatkan diri untuk memberi sarapan kepada dua penghuni rumah itu. Wanita itu datang hanya sendiri karena dua jagoannya masih sibuk molor setelah begadang nonton bola semalam.
"Ayo dimakan, nanti keburu dingin buburnya," pinta Jisoo pada Lisa. Gadis manis itu terlihat lesu dengan kantung mata yang sebelumnya tak pernah nampak. Tentu kantung mata itu muncul karena semalam Lisa sangat sulit untuk tidur. Pikirannya masih saja melayang saat ia melihat papanya dalam keadaan telanjang semalam.
"Lisa sakit? Kok lesu gitu?"
Gadis itu menggeleng lalu tersenyum singkat. Dia mulai melahap bubur yang sudah Jisoo siapkan.
Melihat Lisa makan, Jisoo merasa kalau perutnya juga minta diisi. Jadilah ia duduk bergabung di meja makan untuk sarapan bersama Lisa.
Sementara itu, Sehun yang tengah kelaparan sudah siap dengan perlengkapannya. Sebuah masker juga kacamata untuk menemaninya sarapan. Hidung bangirnya sudah bisa mengendus aroma bubur ayam, yang padahal sih gak ada tuh aroma khas dari bubur ayam itu.
Bukan seperti akan sarapan melainkan terlihat seperti outfit yang artis kenakan saat di airport. Sehun melangkah ke arah dapur dengan kacamata gelap yang menutupi dua manik matanya.
"Terus gimana, burungnya gede ga?"
Sehun menghentikan langkahnya dan meningkatkan indera pendengarannya.
Lisa menjelaskan, "Iya gede, kak. Yisa pengen banget pegang tapi takut digigit."
Cowok satu-satunya di rumah itu masih belum juga tiba di dapur. Ia mengira kalau burung yang dimaksud adalah burung miliknya yang tak sengaja gadis itu lihat kemarin. Sial, dia malah ngilu dan langsung memegang miliknya saat mendengar Lisa mengatakan ingin memegang burung besar itu.
"Kalo gitu nanti kapan-kapan kita ke kebun binatang mau? Nanti Lisa bisa liat burung yang bagus-bagus loh."
Lisa mengangguk antusias. "Iya Yisa mau. Yisa pengen tau burung selain yang waktu itu liat sama ongin."
Apa? Burung Jongin?
Itu Sehun teriak dalam hati.
Jisoo ketawa kecil liat Lisa yang senyum seantusias itu. "Emang itu burungnya punya Jongin?"
"Bukan, itu burung tetangganya. Katanya namanya burung merpati?" Lisa bertanya pada diri sendiri, mengingat nama burung itu.
"Iya mungkin merpati." Jisoo menimpali.
Di sisi lain, terdengar helaan nafas dari pria berotak absurd itu. Ternyata Lisa hanya menceritakan tentang burung merpati yang gadis itu lihat waktu main sore-sore sama Jongin. Bukan burung yang setiap kaum adam punya seperti yang Sehun kira tadi.
Huh, sepertinya Sehun butuh liburan agar otaknya tak kotor seperti itu.
"Oppa Nassar kiyowok?"
Sehun tidak menggubris pertanyaan Jisoo yang diselingi tawa itu. Dia sibuk ambil bagian bubur ayam miliknya. Sedangkan di sana, Lisa segera mengambil tissue kemudian menutupkan pada wajahnya. Pandangan mereka sempat bertaut, namun tak sampai dua detik mereka saling membuang muka.
"Lo lagi ngapain sih, dek?" tanya Jisoo heran dengan gerak-gerik adik iparnya. "Lisa tau ga papa kamu kenapa?"
"Nda, Yisa nda tau," jawab gadis itu sembari mengaduk sisa buburnya.
Sehun langsung beralih ke ruang tengah dan mulai makan bubur di sana.
"Kalian abis ribut ya?" tanya Jisoo lagi. Suaranya cukup keras sampai terdengar oleh Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
babysitter || hunlis [selesai]
FanfictionBerawal ketika pertemuannya dengan kucing manis dalam sebuah kotak kardus. Sehun-- pria yang sudah berucap untuk tidak akan merasakan cinta pada seorang gadis lagi; bukan berarti ia menyukai sesama jenis! Hidupnya yang hanya sebatas game, Vivi dan...