•14•

1.3K 125 4
                                    

Hari-hari terus berlalu, hubungan halilintar dan Taufan kini sudah berjalan 5 bulan setelah kejadian Taufan menangis dalam dekapan kekasihnya. Hal itu masih membuat halilintar bertanya-tanya. Apalagi ketika halilintar mengajaknya keluar pada hari Rabu. Dia selalu menolak, bahkan tak masuk kampus. Membuat rasa penasarannya semakin menjadi.

"Fan? Sibuk?" Tanya halilintar pada Taufan yang sedang memakan makanannya dengan lahap. Mereka kini sedang berada di kantin kampus, dengan teman-temannya tentu. Solar dan thorn apa kabar? Mereka sudah jadian sejak 2 bulan lalu.

"Tidak." Taufan menjawab pertanyaan kekasihnya itu sembari tetap fokus pada makannya. "Keluar yuk?" Ajak halilintar, Taufan melirik kekasihnya sekilas kemudian lanjut memakan sandwich buah yang sisa beberapa gigir lagi habis.

Taufan menyelesaikan makannya, lalu menghadap halilintar yang sedari tadi hanya memandanginya makan. "Gak usah yah? Main di apartemen Fanny aja ok?? Nginep disitu, nanti Fanny bilang ke mama." Kata Taufan lembut, dengan menyebut nama kesayangan yang halilintar berikan padanya. Yaps! Fanny itu nama kesayangan halilintar pada Taufan. Taufan tak memberinya nama kesayangan? Salah! Taufan bahkan memberikan nama "lilin" pada halilintar. Awalnya halilintar tidak setuju, tapi Taufan merengek akhirnya halilintar hanya pasrah.

"Baiklah, tapi aku ingin bertemu ayahmu dahulu." Perkataan halilintar itu mampu membuat Taufan terkejut, tak hanya Taufan! Bahkan teman-teman yang sedang makan itu tersedak lalu menatap kearah mereka berdua dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Ngapain?" Tanya Taufan dengan nada mengintrogasi. Halilintar terkekeh kemudian tangannya terulur mengelus lembut rambut kecoklatan itu.

"Entahlah, yakan ice? Sol?" Jawab halilintar sembari melirik kedua sobatnya itu. Taufan menoleh kearah ice dan solar dengan pandangan Meminta penjelasan.

"Aku gak tau." Jawab ice singkat lalu memalingkan wajahnya, tidak ingin teman-teman dan kekasihnya memandang wajah miliknya yang mungkin kini terlihat mencurigakan (?)

"Aku ke toilet bentar." Kini solar pula yang menyaut. Dia berdiri lalu pergi meninggalkan teman-teman dan kekasihnya dengan penuh tanda tanya dibenaknya. Tujuan solar kini kamar mandi, yah kamar mandi! Dia gugup karena pandangan Taufan tadi sangat menuntut.

'hali sialan!!!'

'awas kau gledek! Pulang lewat mana lu?'

Ice dan solar memaki halilintar dalam hati. Sedangkan si empunya nama hanya tersenyum iblis.

"Kamu sembunyikan sesuatu yah? Ihhhh!!! Kan udah janji gak bakal sembunyi-sembunyi!!!" Rengek Taufan tangannya itu menggoyangkan lengan Halilintar, sedang siempunya hanya tersenyum.

"Sttt..kan kita belum bilang papa mu, jadi aku mau minta bilang, solar sama ice cuman bantuin." Jawab Halilintar, ice menolehkan Wajahnya menatap halilintar tajam. Yang ditatap hanya memandang remeh sahabatnya itu.

"Hum?" Taufan mengerjap kan matanya beberapa kali, kepalanya itu dia miringkan sedikit ke sisi kanan, jangan lupa manatap halilintar dengan mata bulatnya Serta wajahnya yang sangat amat polos.

"HUAAAAAAAAAAAAAA!!!! TAUFAN!!! KAWAI NEE!!!" teriak blaze dan thorn secara bersamaan, mereka menatap Taufan berbinar. Astaga itu sisi Taufan yang tak pernah mereka lihat, kalau ada pawangnya Taufan bisa jinak gitu yah?

Taufan menoleh kearah dua sahabatnya itu, kemudian membulat lah mata Taufan ketika melihat blaze dan thorn yang menatap kearahnya dengan tatapan yang ee...gemas maybe??

"HUAAAAAAAAAAAAAA!!!! HALI!!! TOLONGIN FANNY!!" Taufan berdiri dari duduknya lalu pindah dibelakang tubuh halilintar, dengan wajah yang amat sangat polos. Membuat halilintar gemas sendiri, ice? Ice disitu jika tidak ingat dia sudah tunangan, mungkin akan menikung sahabatnya sendiri (:v)

•TAUFAN• [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang