•10•

1.7K 148 4
                                    

10.00 AM Mension Thunder Strom

Sesampainya Taufan di mansion keluarga halilintar,dia disambut dengan hangat oleh para pelayan juga pekerja lain disana.

"Hali, Mr. Sama Miss mana?" Yah itu panggilan untuk petinggi seperti ayahnya, biasa dipanggil ‘Mr.’ (untuk laki²) atau ‘Miss’ (untuk perempuan). Kenapa Taufan memanggilnya begitu? Yah, dilihat dari mana pun mereka itu masih rekan bisnis.

"Panggil Mama dan Papa saja nak Taufan" suara lembut dari arah tangga membuat atensi keduanya beralih. Ayah dan ibu halilintar yang baru saja turun itu tersenyum kearah Taufan, jujur saja Taufan yang melihat itu gugup..

"Selamat pagi p-pa?" Sapa Taufan gugup, tuan thunder hanya tersenyum melihat kegugupan 'calon menantu' nya itu. "Tidak usah gugup Taufan, ini diluar bisnis. Tidak perlu formal" timpal ayah halilintar, Taufan tersenyum canggung lalu mengangguk.

"Jadi hali..dia yang ingin kau kenalkan dengan mama dan papa? Kalau dia sih mama sudah tau." Ibu halilintar yang sedari tadi diam melihat interaksi Taufan dan suaminya ikut menimpali. Halilintar yang dengar perkataan mamanya itu merenggut sebal. Tentu saja mereka kenal terlebih dulu sebelum dirinya, mereka kan pernah bertemu waktu Taufan kecil!

"Setidaknya kita duduk dulu! Apa nyaman berbicara sambil berdiri? Didepan tangga pula." Jawab Halilintar ketus. "Kau ini sama saja! Tidak ada bedanya dari dulu!" Gerutu ibunya.

Akhirnya mereka berpindah tempat duduk diruang tengah, ibu halilintar memanggil pelayan agar membuatkan minuman,sekalian mengobrol panjang tidak apa kan? Jarang-jarang mereka mengobrol diluar bisnis.

"Jadi Taufan, kenapa kau mau dengan anakku yang super membosankan ini?" Tanya ayah halilintar, halilintar yang mendengar itu melotot tidak percaya yang dikatakan ayahnya. Bisa-bisanya ayahnya membuka aib didepan kekasihnya-

"Ah..hali tidak begitu kok pa,cuman dia ngeselin saja. Ah ya, kenapa kalian menerima hubungan ini? Bukannya di Malaysia ini ilegal?!" Tanya Taufan,jujur saja dia penasaran dengan itu. Tapi jika dia sudah bertanya maka dia sudah berani menggali kuburannya sendiri.

"Oh! Kita hanya ingin yang terbaik untuk halilintar, jika menurut halilintar kau yang terbaik yah kita tidak bisa memaksanya. Sejujurnya kami kecewa tau dia memiliki hubungan seksual menyimpang, tapi jika halilintar bahagia dengan itu..kenapa tidak?" Jelas panjang ibu halilintar, Taufan diam mendengar penjelasan ibu kekasihnya..

'apa ayah juga seperti ini? Aku tidak yakin, bunda? Apa bunda setuju untuk datang ke Malaysia walau hanya sebentar?' Taufan membatin dalam diam, ayah halilintar yang melihat perubahan aura dari Taufan itu coba memikirkan pembicaraan lain, agar Taufan tidak terlalu membebani itu sendiri..

"Sejujurnya papa awalnya tidak setuju setelah tau ternyata halilintar menjalin hubungan seksual menyimpang, terlebih itu dengan anak sahabat saya sendiri-" semua orang disitu melihat kearah ayah halilintar, sedangkan fokus ayah halilintar hanya pada Taufan seorang. "Saya dan halilintar sempat bertengkar hebat, bahkan baru kali itu halilintar berani membentak saya. Sejujurnya saya terkejut, seberapa berharga dirimu sampai halilintar membentak ayahnya sendiri? Selama ini dia selalu menurut semua perkataan saya, mungkin menurut pemikiran halilintar 'percuma juga menolak, pada akhirnya juga tetap dipaksa' dan baru pada waktu itu halilintar menentang keputusan saya, bahkan dia tidak pulang kerumah sejak pertengkaran itu-" sambung ayah halilintar panjang, ayah halilintar menjeda sebentar. Dia melirik anak semata wayangnya lalu tersenyum. "-pada akhirnya saya mengalah dan coba menerima, saya juga berpikir 'tidak seharusnya aku terlalu mengekangnya' sebagai ayah, saya ingin anak saya bahagia dengan pilihannya. Yah..walau awalnya saya juga maksa sih." Sambungnya diakhiri senyum.

•TAUFAN• [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang