Epilog+ekstra chapter (4)

1.3K 92 3
                                    

Hai' hai'! Maaf lambat kali update, lagi rewatch haikyuu 🗿

WARN!!!! AKU GAK KASIH PERINGATAN DI CHAPTER NYA!!! SOALNYA CUMAN SETENGAH!!!
______________________________________________


3 bulan berlalu kandungan Taufan mulai terlihat, selama 3 bulan itu juga keamanan dan penjagaan akan Taufan diperketat.

Kenapa begitu? Seperti yang dikatakan papa halilintar, publik tidak diperkenankan untuk tau.

Taufan bebas akan hal itu? Tidak! Tidak sama sekali! Kenapa? Halilintar dengan sengaja meletakkan alat pelacak padanya, ingin keluar pun harus ditemani suaminya atau bodyguard yang sudah disiapkan. Kecuali dengan keluarga atau kerabat sih..

"Besok aku ingin belanja bulanan, stok dirumah habis." Taufan berkata dengan santai sembari menonton tayangan televisi yang disiarkan. Tak banyak yang Taufan lakukan dirumah, karena yah... semenjak kehamilannya halilintar memperkejakan pembantu.

"Biar Bi Ija saja. Kau tinggal memberinya catatan mu, lalu kau santai dirumah. Gampang kan?" Ini juga. Halilintar yang selalu menjawab tak kalah santai dengan Taufan, membuat Taufan geram sendiri.

Pernah sewaktu kehamilan Taufan menginjak 1 bulan mereka bertengkar dengan alasan konyol. Yah..tau kan jika seseorang hamil itu pasti sensitif? Halilintar juga begitu, tak ingin mengalah.

"Tidak mau." Jawab Taufan masih dengan nada santainya. Halilintar menghela nafas sebentar, lalu mengalihkan pandangannya dari laptop pada istrinya.

"Kau sedang hamil! Jangan membantah apa susahnya sih?" Taufan mendengar itu menghela nafas kesekian kalinya. Sepertinya suaminya ini terlalu posesif padanya, sejak dia hamil?

"Terserah, aku akan tidur dikamar satunya. Jika lelah segeralah tidur." Yaps! Inilah akhirnya, Taufan yang mengalah dan memilih tidak seranjang dengan suaminya.

Bukan tanpa alasan! Namun Taufan sedikit menentang suaminya. Pisah ranjang tetapi tinggal dalam satu rumah itu juga mereka lakukan ketika pertengkaran hebat mereka 1 bulan yang lalu. Setelahnya salah satu dari mereka akan bersikap dingin atau cuek.

Setelah halilintar mengangguk Taufan segera bangkit dan menuju kamar yang berada disebelah kamar miliknya dan halilintar. Itu bisa disebut dengan kamar cadangan, kamar tamu ada dilantai bawah.

"Apasih hali itu? Sudah tau aku hamil!! Harusnya lebih ngerti dong.." yah, itu gerutuan Taufan setiap hari sih...

Besok | Jum'at 06.00 PM | waktu setempat.

"Selamat pagi!" Taufan menjawab ucapan suami nya dengan anggukan. Katakan saja jika sekarang Taufan ngambek.

"Kenapa? Masalah kemarin? Harusnya kamu ngerti dong, kenapa aku gitu." Halilintar yang menyadari keterdiaman Taufan hanya menegur. Yah.. setidaknya dia sudah mulai terbiasa, karena yah..selama ada pertengkaran lebih banyak Taufan yang bersikap dingin.

"Tidak, cepat sarapan dan pergi. Jangan karena keterlambatan mu perusahaan ku bangkrut." Halilintar mengangkat satu alisnya lalu tersenyum miring.

"Hey hey hey!! Apa ini? Nada mu sangat tidak sopan Taufan. Aku–, tidak! Ayah saja tidak pernah mengajari mu berbahasa seperti itu." Taufan kembali menghela nafasnya pelan, jika menanggapi suaminya ini, dia yakin tidak akan selesai.

•TAUFAN• [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang