Sudah sejak seminggu yang lalu, acara Taufan dan Halilintar menikah menjadi kabar paling trending. Banyak wartawan dan acara televisi yang meliput.
Sejak seminggu itu pula, halilintar dan taufan seperti tak ada waktu. Mereka akan bangun pagi, memakan sarapan yang dibuat oleh Taufan, lalu berangkat kerja dan pulang malam. Itu pun tak menentu, kadang Taufan yang lebih dulu pulang, kadang halilintar lebih dulu.
Kenapa mereka sampai tak ada waktu? Jawabannya.. halilintar yang sibuk dengan perusahaan dan rencana honeymoon dengan istrinya. Sedangkan Taufan sendiri, dia sibuk dengan berkas-berkas yang akan dipindah tangankan atas nama suaminya. Namun tak sepenuhnya, karena Halilintar hanya mendapat 35% ny, sedangkan Taufan 65% nya
"Johan, pemindahan atas nama halilintar sudah dilakukan? Ini sudah lebih dari jangka waktu yang aku berikan padamu." Nada Taufan yang tegas, hampir membuat Johan tersentak. Namun dia segera mengembalikan kembali ekspresi nya.
"Maaf Mr. Pemindahan sudah dilakukan, mungkin lusa atau Minggu depan paling lama saya berikan." Tatapan Taufan yang menatap dokumen, kini beralih menatap Johan dengan tajam.
"Aku tak akan menghabiskan waktuku dengan sia-sia seperti itu. Kau tau sendiri bagaimana diriku kak.." nada Taufan menelan diakhir, Johan mengehela nafas pelan, lalu tersenyum lembut.
"Ya, aku usahakan." Mendapat balasan yang memuaskan dari Johan, Taufan tersenyum.
Pintu dibuka lebar, masuk lah sosok yang beberapa hari ini jarang berkomunikasi Dengannya. Dia, Halilintar Thunder Strom.
"Li? Ada apa?" Taufan meletakkan dokumennya, lalu melepas jas mahal yang sedari tadi ia kenakan.
Halilintar menatap Taufan datar, Taufan yang menyadari itu menaikkan kedua alisnya bingung.
"Ada apa denganmu? Jangan menatapku, seperti aku membuat kesalahan." Taufan berujar tanpa melihat kearah halilintar, dia fokus untuk menggulung rapi lengan kemejanya.
Halilintar menatap Johan, memberikan instruksi untuk keluar. Johan mengangguk, lalu menunduk kan sedikit badannya, undur diri.
"Fan, apa-apaan dengan sekretaris mu itu? Dia melarang ku masuk, padahal aku suamimu? Sialan." Taufan melirik kearah halilintar, lalu tersenyum. Serasa gulungan pada kemejanya sudah rapi. Dia berjalan pelan kearah halilintar, bahkan Taufan kelewat santai.
"Sayang..kau harusnya Tak marah, hanya karena masalah sepele dong.." tangan Taufan menarik dasi Halilintar, sedangkan halilintar sendiri hanya diam menatap Taufan, datar.
"Berhenti main-main Taufan. Sekarang mari kita makan siang, aku sudah lapar." Nada halilintar bahkan lebih datar dari biasanya.
Taufan kembali mengangkat satu alisnya, dia jauhkan tangannya pada bahu Halilintar, mundur selangkah, lalu menatap Halilintar denga teliti.
"Aku rasa tak ada yang salah diantara kita, apa aku melakukan kesalahan? Atau hal-hal yang tak kau sukai? Kenapa kau jadi seperti ini? Katakan padaku, aku tak suka kau seperti ini." Nada Taufan bahkan tak kalah datar dari suaminya, bahkan terkesan dingin dan menuntut.
"Halilintar menghela nafas, di tatapnya Taufan yang juga menatapnya. Lebih tepatnya menelitinya. "Tak ada apa-apa sayang, aku hanya lelah..kemari lah, aku ingin memeluk mu." Nada Halilintar berubah menjadi lembut, perlahan Taufan mendekat kearah Halilintar.
Sekarang jarak halilintar dan Taufan hanya selangkah saja, halilintar mendekat dan langsung menjatuhkan kepalanya pada bahu kecil sang 'istri'.
"Kau kenapa? Ini bukan dirimu." Tangan Taufan terangkat, mengelus Surai halilintar dengan nyaman. Bahkan terkesan lembut.
![](https://img.wattpad.com/cover/260760111-288-k684766.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
•TAUFAN• [TAMAT]
RandomTaufan cyclone adalah anak dari keluarga cyclone. Dia tinggal dengan ayahnya, ibunya? Ayah dan ibunya sudah bercerai ketika dia berumur 16 tahun. Hanya karena kesalah pahaman dari sang ayah. Taufan memiliki 2 sahabat tetap. Yaitu blaze dan thorn, bl...