•4•

2.5K 187 7
                                    

Pagi ini halilintar berangkat lebih dulu , dia ingin ke perpustakaan sebelum bel berbunyi , katakan dia rajin..

Sesampainya di perpustakaan , dia mencari tempat duduk kosong , dia lebih memilih dipojok ruangan , jadi tidak terlalu terlihat , perpustakaan itu sepi , mungkin hanya dia juga penjaga perpustakaan -iyalah orng masih pagi gimana sih- hali membaca rumus matematika itu , juga beberapa pelajaran jurusanya , dia ambil jurusan bisnis , begitu pun yang lain , karena pada akhirnya juga mereka yang handle perusahaan ayahnya , terlebih Taufan sudah terlebih dahulu menghandle 75% perusahaan ayahnya.

Halilintar mendongak ketika dirasa kursi didepannya ditarik , senyum tipis itu terukir ketika tau siapa yang duduk didepannya. "Pagi hali , kau rajin sekali datang pukul segini" itu Taufan , iya Taufan yang duduk dihadapan hali , halilintar hanya membalasnya dengan gumaman , lalu kembali fokus dengan bukunya , begitu juga dengan Taufan..

Jam sudah menunjukkan pukul 07.56 artinya beberapa menit lagi pelajaran akan dimulai , hali dan taufan yang sedari tadi berkutat dengan buku-buku , sekarang sedang berjalan beriringan dikoridor kampus. Tak sedikit yang memandang mereka disepanjang koridor , bahkan ada yang berbisik-bisik

'hali dan Taufan udh official?'

'ish , centil banget sih jadi uke'

'hali sama Taufan udh resmi?'

'hali sama Taufan ada hubungan lebih dari teman?'

Yah , itu cuman beberapa yang mereka bicarakan , ada yang benci , ada yang dukung , ada yang biasa aja , ada yang jadi biang gosip. Hali dan Taufan hanya acuh , seakan sudah biasa dengan hal begini..

Sesampainya dikelas , blaze dan thorn menatap mereka horor , membuat Taufan bergedik ngeri , dia mendekat kearah blaze juga thorn yang sedang berbicara berdua dibangku blaze. "Jangan menatap ku begitu , aku ngeri jadinya" Taufan mengatakannya sembari menatap kedua sohibnya bergantian.

"Fan , kamu udh official sama hali? Sungguh?" Thorn bertanya dengan wajah polos tanpa dosa , dan berakhir mendapat jitakan dari blaze , thorn mengeluh sembari mengelus kepalanya yang kena jitak oleh blaze.

"Kalian ini ngomong apa , aku hanya mencintai nya , belum tentu juga dia mencintaiku" balas Taufan , blaze dan thorn saling tatap lalu kembali menatap Taufan , intens.

Taufan dibuat ngeri dengan perubahan tiba-tiba dari sohibnya ini , apalagi thorn yang notabene nya anak polos. "K-kalian knp sih? Jangan nakutin Napa!!" Taufan menggerutu sembari menjirak kedua kepala sohibnya , memeriksa apa ke-2 sohibnya ini sudah benar-benar tidak waras? Atau kerasukan? Entahlah..

"Taufan itu sakit.." thorn menggerutu , belum selesai rasa sakit dari jitakan blaze , dia sudah mendapatkanbya juga dari Taufan. Huh dasar sahabat ga ada akhlak! Aku lelang juga kalian! Batin thorn.

"Taufan , kamu kira ga sakit apa dijitak?" Blaze menyaut , geram dia tuh , sudahlah kepalanya pusing , tambah pusing , dijitak pula. Huh! Dasar! Kalau bukan sahabat aku , udh aku jual dia! Gerutu blaze dalam hati..

Sedangkan diempu yang menjitak menahan tawanya , dia pamit untuk kebangkunya , setelah dia duduk tawanya pecah , tidak keras tapi masih mampus didengar oleh blaze dan thorn. Blaze dan thorn mendelik tajam , Taufan yang melihat itu langsung kikuk , akhirnya dia minta maaf dari jarak yang bisa dibilang ga jauh-jauh amat.

Pelajaran dimulai , semua fokus dengan ulangan , materi , makala yang disampaikan , tugas apa yang diselesaikan , juga beberapa hal yang wajib diketahui. Hingga jam bel berbunyi untuk istirahat , Taufan membereskan buku-buku nya , begitu juga dengan halilintar , di liriknya halilintar lalu kembali berkutat dengan catatan nya.

Beberapa menit kemudian , Taufan membereskan catatannya , memasukannya kedalam tas , dia melirik halilintar yang sedari tadi tidak ngantin. "Hali , kau tidak kekantin? Tidak lapar?" Halilintar tanpa menoleh pun hanya bergumam , dia sibuk dengan bukunya gais..

Taufan mendengus , diambil buku itu secara paksa , merapikan nya lalu memasukkannya kedalam tas siempu nya buku , halilintar menatap tepat kearah manik Taufan , begitu juga sebaliknya. "Ayok kekantin , aku lapar , temani aku , semuanya udh pada kekantin" halilintar nampah berfikir sejenak , lalu mengangguk.

Disepanjang koridor yang mereka lewati , banyak pasang mata yang tertuju ke mereka , Taufan yang geram pun akhirnya menarik halilintar agar lebih cepat , halilintar yang ditarik paksa itu terkejut , tapi tertutup dengan wajah triplek nya itu:v

Sesampainya dikantan , Taufan langsung memesan sandwich buah tidak lupa dengan susu kotak strawberry , sedangkan hali hanya memesan roti isi coklat , juga minuman soda kaleng..

Skip saja •selesai istirahat•

"Taufan , nnt malam jangan lupa. Akan aku jemput" hali mengatakannya setelah selesai dengan tugas nya juga menata bukunya kembali , Taufan ngangguk lalu tersenyum. "aku ada di apartemenku , di jalan xxxx" halilintar mengangguk , tanda bahwa dia mengerti.

Taufan dan halilintar sekarang kembali berjalan beriringan menuju parkiran , disepanjang koridor, bukan cuman pelajar tapi juga para guru menatap kearah mereka berdua , Taufan yang paham dan mulai naik pitam , akhirnya melesat menarik halilintar secara paksa , halilintar yang ditarik itu sudah paham kenapa Taufan tiba-tiba tidak nyaman.

Sesampainya diparkiran , Taufan melepas genggamannya lalu mendongak agar dapat melihat tinggi pemuda bernama halilintar itu.
Halilintar menunduk agar bisa menatap pemuda cyclone satu itu.

Cukup lama posisi mereka saling tatap begitu , mencari kebenaran juga kebohongan , mencari kebencian juga perasaan.

Tangan halilintar terangkat mengelus surai hitam itu , lembut. Sedangkan Taufan sudah terdiam , tanpa siempu nya sadari , matanya mulai terpejam menikmati elusan yang diberikan sang dominan , asek padahal blom jadian , apalagi nganu-nganuan juga blom/plakkkkkkk

Halilintar mendekatkan wajahnya kearah telinga Taufan , sedangkan Taufan sudah pasrah , ketahuilah! Dia sedang mengontrol detak jantungnya. "Aku tau , dan akan ku pastikan malam ini." Halilintar berbisik dengan suara deduktif , membuat Taufan merinding mendengarnya.

Wajah Taufan memanas , ketika dirasa ada benda lembut , hangat mengulum telinganya , dia tau , itu halilintar.

Wajah Taufan semakin memanaskan ketika halilintar menatapnya intens , bisa Taufan pastikan wajahnya sekarang bahkan lebih merah dari tomat!!

Akhirnya Taufan memutuskan pamit , lalu segera pulang ke apartemennya , dia ingin mengontrol detak jantungnya dulu.

Fyi : ( Taufan ingin menginap di apartemennya 3 hari , dia masih butuh waktu untuk menerima keadaan ayahnya , walau memang saat itu bukan pertama kalinya.. )

TBC...

•TAUFAN• [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang