Pagi ini halilintar berangkat lebih dulu , dia ingin ke perpustakaan sebelum bel berbunyi , katakan dia rajin..
Sesampainya di perpustakaan , dia mencari tempat duduk kosong , dia lebih memilih dipojok ruangan , jadi tidak terlalu terlihat , perpustakaan itu sepi , mungkin hanya dia juga penjaga perpustakaan -iyalah orng masih pagi gimana sih- hali membaca rumus matematika itu , juga beberapa pelajaran jurusanya , dia ambil jurusan bisnis , begitu pun yang lain , karena pada akhirnya juga mereka yang handle perusahaan ayahnya , terlebih Taufan sudah terlebih dahulu menghandle 75% perusahaan ayahnya.
Halilintar mendongak ketika dirasa kursi didepannya ditarik , senyum tipis itu terukir ketika tau siapa yang duduk didepannya. "Pagi hali , kau rajin sekali datang pukul segini" itu Taufan , iya Taufan yang duduk dihadapan hali , halilintar hanya membalasnya dengan gumaman , lalu kembali fokus dengan bukunya , begitu juga dengan Taufan..
Jam sudah menunjukkan pukul 07.56 artinya beberapa menit lagi pelajaran akan dimulai , hali dan taufan yang sedari tadi berkutat dengan buku-buku , sekarang sedang berjalan beriringan dikoridor kampus. Tak sedikit yang memandang mereka disepanjang koridor , bahkan ada yang berbisik-bisik
'hali dan Taufan udh official?'
'ish , centil banget sih jadi uke'
'hali sama Taufan udh resmi?'
'hali sama Taufan ada hubungan lebih dari teman?'
Yah , itu cuman beberapa yang mereka bicarakan , ada yang benci , ada yang dukung , ada yang biasa aja , ada yang jadi biang gosip. Hali dan Taufan hanya acuh , seakan sudah biasa dengan hal begini..
Sesampainya dikelas , blaze dan thorn menatap mereka horor , membuat Taufan bergedik ngeri , dia mendekat kearah blaze juga thorn yang sedang berbicara berdua dibangku blaze. "Jangan menatap ku begitu , aku ngeri jadinya" Taufan mengatakannya sembari menatap kedua sohibnya bergantian.
"Fan , kamu udh official sama hali? Sungguh?" Thorn bertanya dengan wajah polos tanpa dosa , dan berakhir mendapat jitakan dari blaze , thorn mengeluh sembari mengelus kepalanya yang kena jitak oleh blaze.
"Kalian ini ngomong apa , aku hanya mencintai nya , belum tentu juga dia mencintaiku" balas Taufan , blaze dan thorn saling tatap lalu kembali menatap Taufan , intens.
Taufan dibuat ngeri dengan perubahan tiba-tiba dari sohibnya ini , apalagi thorn yang notabene nya anak polos. "K-kalian knp sih? Jangan nakutin Napa!!" Taufan menggerutu sembari menjirak kedua kepala sohibnya , memeriksa apa ke-2 sohibnya ini sudah benar-benar tidak waras? Atau kerasukan? Entahlah..
"Taufan itu sakit.." thorn menggerutu , belum selesai rasa sakit dari jitakan blaze , dia sudah mendapatkanbya juga dari Taufan. Huh dasar sahabat ga ada akhlak! Aku lelang juga kalian! Batin thorn.
"Taufan , kamu kira ga sakit apa dijitak?" Blaze menyaut , geram dia tuh , sudahlah kepalanya pusing , tambah pusing , dijitak pula. Huh! Dasar! Kalau bukan sahabat aku , udh aku jual dia! Gerutu blaze dalam hati..
Sedangkan diempu yang menjitak menahan tawanya , dia pamit untuk kebangkunya , setelah dia duduk tawanya pecah , tidak keras tapi masih mampus didengar oleh blaze dan thorn. Blaze dan thorn mendelik tajam , Taufan yang melihat itu langsung kikuk , akhirnya dia minta maaf dari jarak yang bisa dibilang ga jauh-jauh amat.
Pelajaran dimulai , semua fokus dengan ulangan , materi , makala yang disampaikan , tugas apa yang diselesaikan , juga beberapa hal yang wajib diketahui. Hingga jam bel berbunyi untuk istirahat , Taufan membereskan buku-buku nya , begitu juga dengan halilintar , di liriknya halilintar lalu kembali berkutat dengan catatan nya.
Beberapa menit kemudian , Taufan membereskan catatannya , memasukannya kedalam tas , dia melirik halilintar yang sedari tadi tidak ngantin. "Hali , kau tidak kekantin? Tidak lapar?" Halilintar tanpa menoleh pun hanya bergumam , dia sibuk dengan bukunya gais..
Taufan mendengus , diambil buku itu secara paksa , merapikan nya lalu memasukkannya kedalam tas siempu nya buku , halilintar menatap tepat kearah manik Taufan , begitu juga sebaliknya. "Ayok kekantin , aku lapar , temani aku , semuanya udh pada kekantin" halilintar nampah berfikir sejenak , lalu mengangguk.
Disepanjang koridor yang mereka lewati , banyak pasang mata yang tertuju ke mereka , Taufan yang geram pun akhirnya menarik halilintar agar lebih cepat , halilintar yang ditarik paksa itu terkejut , tapi tertutup dengan wajah triplek nya itu:v
Sesampainya dikantan , Taufan langsung memesan sandwich buah tidak lupa dengan susu kotak strawberry , sedangkan hali hanya memesan roti isi coklat , juga minuman soda kaleng..
Skip saja •selesai istirahat•
"Taufan , nnt malam jangan lupa. Akan aku jemput" hali mengatakannya setelah selesai dengan tugas nya juga menata bukunya kembali , Taufan ngangguk lalu tersenyum. "aku ada di apartemenku , di jalan xxxx" halilintar mengangguk , tanda bahwa dia mengerti.
Taufan dan halilintar sekarang kembali berjalan beriringan menuju parkiran , disepanjang koridor, bukan cuman pelajar tapi juga para guru menatap kearah mereka berdua , Taufan yang paham dan mulai naik pitam , akhirnya melesat menarik halilintar secara paksa , halilintar yang ditarik itu sudah paham kenapa Taufan tiba-tiba tidak nyaman.
Sesampainya diparkiran , Taufan melepas genggamannya lalu mendongak agar dapat melihat tinggi pemuda bernama halilintar itu.
Halilintar menunduk agar bisa menatap pemuda cyclone satu itu.Cukup lama posisi mereka saling tatap begitu , mencari kebenaran juga kebohongan , mencari kebencian juga perasaan.
Tangan halilintar terangkat mengelus surai hitam itu , lembut. Sedangkan Taufan sudah terdiam , tanpa siempu nya sadari , matanya mulai terpejam menikmati elusan yang diberikan sang dominan , asek padahal blom jadian , apalagi nganu-nganuan juga blom/plakkkkkkk
Halilintar mendekatkan wajahnya kearah telinga Taufan , sedangkan Taufan sudah pasrah , ketahuilah! Dia sedang mengontrol detak jantungnya. "Aku tau , dan akan ku pastikan malam ini." Halilintar berbisik dengan suara deduktif , membuat Taufan merinding mendengarnya.
Wajah Taufan memanas , ketika dirasa ada benda lembut , hangat mengulum telinganya , dia tau , itu halilintar.
Wajah Taufan semakin memanaskan ketika halilintar menatapnya intens , bisa Taufan pastikan wajahnya sekarang bahkan lebih merah dari tomat!!
Akhirnya Taufan memutuskan pamit , lalu segera pulang ke apartemennya , dia ingin mengontrol detak jantungnya dulu.
Fyi : ( Taufan ingin menginap di apartemennya 3 hari , dia masih butuh waktu untuk menerima keadaan ayahnya , walau memang saat itu bukan pertama kalinya.. )
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
•TAUFAN• [TAMAT]
RandomTaufan cyclone adalah anak dari keluarga cyclone. Dia tinggal dengan ayahnya, ibunya? Ayah dan ibunya sudah bercerai ketika dia berumur 16 tahun. Hanya karena kesalah pahaman dari sang ayah. Taufan memiliki 2 sahabat tetap. Yaitu blaze dan thorn, bl...