Hari berganti, sesuai jadwal yang ditentukan. Halilintar dan Taufan kini dalam perjalanan menuju Bali. Kenapa Bali? Karena Taufan menginginkannya, kata dia 'aku belum pernah ke bali, meski hanya untuk sebuah pekerjaan.' dan akhirnya Halilintar menuruti, sebenarnya dia ingin ke luar negeri. Tapi kata Taufan—lagi 'menghabis kan uang, kau kira mencari uang seperti mencari kerikil?' yah begitulah..
"Sayang, sampai kapan kau tidur?" Panggil Halilintar, Taufan yang diganggu tidurnya hanya mengerang. Namun tak lama mata itu terbuka, lalu tertutup kembali, hanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk pada indra matanya.
"Kau mengganggu, kita sudah sampai?" Gerutu Taufan, lalu bertanya sudah berada dimana.
Halilintar mengangguk, lalu menjawab. "Kita sudah sampai semenit yang lalu." Perkataan Halilintar itu sukses membuat Taufan buru-buru Bangun.
"Kenapa tak bangunkan dari tadi?" Sembur Taufan dengan nada tak bersahabat. Apalagi dia baru bangun tidur.
"Tenang lah, ini pesawat pribadi jika kau lupa." Taufan yang seakan ingat, langsung menepuk jidatnya, dramatis.
"Aku lupa." Jawab Taufan sembari cengengesan tak bersalah. Halilintar hanya menggelengkan kepalanya, merasa gemas.
"Sudah ayo turun." Taufan mengangguk, mengambil koper mereka dan barang bawaan lainnya. Setelahnya keluar.
"Kita ke hotel." Taufan mengangguk, Dia berjalan gontai, diikuti Halilintar yang membawa barang bawaan mereka.
Keluar dari tempat pendaratan, mereka sudah disambut dengan mobil hitam beserta beberapa bodyguard.
"Berlebihan." Itu lah komen Taufan, halilintar yang mendengar hanya mengehela nafas pelan. Keinginan istrinya ini terlalu rumit, padahal dia hanya ingin menjaga dirinya—taufan.
Sesampainya di hotel, Taufan tanpa memedulikan halilintar kembali tidur di kasur yang disediakan, halilintar yang melihat itu hanya bisa kembali menggeleng.
..
Malam tiba, Taufan sudah bangun sejak 2 jam lalu, sedang Halilintar masih tertidur. Setelah membereskan barang mereka ditempat yang pasti, halilintar membersihkan diri lalu tertidur disebelah Taufan.
"Sayang bangun, kamu tak mau makan malam? Aku lapar.." rengek Taufan. Sembari menggoyang-goyangkan tubuh Halilintar.
Posisinya kali ini ia sedang duduk di sebelah Halilintar yang tertidur. "Sayang..." Rengek Taufan lagi, halilintar yang terganggu akhirnya bangun.
Yang dia lihat pertama kali adalah, wajah Taufan yang sedikit ngambek, dengan bibir yang mengerucut, lucu.
"Sayang, aku masih ngantuk.." jawaban Halilintar itu, sukses membuat Taufan semakin merengek dengan kaki yang ia hentak-hentakan di kasur.
"Iya iya, berhenti merengek. Kita makan malam diluar oke?" Kata Halilintar, Taufan yang mendengar itu tersenyum lebar. Kemudian mengangguk semangat.
"Aku siap-siap dulu, kamu mandi sana!!" Halilintar yang tidak bisa membantah akhirnya mandi dengan keadaan masih setengah mengantuk.
Setelah siap, dengan Halilintar yang sudah sepenuh bangun. Mereka keluar lalu berjalan ke basemen untuk mengambil mobil.
Kenapa mereka ada mobil disini? Hey...kalian lupa Halilintar sama Taufan mempunyai banyak cabang perusahaan? Apa hubungannya? Mobil mereka tentu juga di sediakan di Perusahaan, alias.. mobil mereka nganggur di basemen perusahaan.
Mereka berjalan-jalan santai, banyak warung dipinggir jalan. Namun tak ada yang membuat Taufan tertarik.
"Sayang, makan Disitu.." jari telunjuk Taufan, menunjuk warung lesehan sederhana. Halilintar menepi, lalu menatap kemana Taufan kari Taufan menunjuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
•TAUFAN• [TAMAT]
De TodoTaufan cyclone adalah anak dari keluarga cyclone. Dia tinggal dengan ayahnya, ibunya? Ayah dan ibunya sudah bercerai ketika dia berumur 16 tahun. Hanya karena kesalah pahaman dari sang ayah. Taufan memiliki 2 sahabat tetap. Yaitu blaze dan thorn, bl...