HB | 8.0

1.7K 362 159
                                        

CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, JIKA TERDAPAT KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DAN KEJADIAN HANYA KEBETULAN SEMATA, DAN MURNI DARI IMAJINASI PENULIS.

MENGANDUNG BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR DIMOHON PARA PEMBACA UNTUK LEBIH BIJAK DALAM MEMILIH BAHAN BACAAN.

TERIMA KASIH.

**** Half Blood - 8

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**** Half Blood - 8.0 ****

Anthony, Diego, dan Hebron yang pergi meninggalkan Dexter mulai berlari menyusuri jalan raya dimana Paris dan Vanilla membawa mobil mereka. Begitu memasuki area hutan, mereka melihat sosok Adam, Felix, dan Maddox. Sepertinya ketiga vampir itu sengaja menunggu mereka.

"Paris dan Vanilla pasti tidak kembali ke sana kan?" Tebak Adam saat melihat wajah Anthony yang gusar.

Diego bisa melihat mobil hitam yang tadi ditumpangi Paris dan Vanilla berada di pinggir jalan dan hampir menabrak pohon. Lampu mobil itu masih menyala dengan kedua pintu pada bagian depan terbuka. Ia juga mencium bau vampir lain disana, bau yang ia kenal sebagai bau Hani Avaran.

"Kami menemukan ini di dalam hutan."

Maddox menunjukkan sebuah jaket pada mereka. Dan Hebron langsung mengambilnya dengan kasar.

"Ini jaket ku." Ujar Hebron.

"Jaket itu bau parfum mobil, aku rasa salah satu antara Paris atau Vanilla sengaja memberi parfum mobil pada jaket itu agar kita bisa menghirup baunya dan mengikuti bau yang sama." Ujar Adam.

"Apa kalian mencium baunya di dalam hutan?" Tanya Anthony.

"Iya. Samar-samar aku bisa merasakannya, di sebelah barat." Adam menunjuk suatu arah diantara gelapnya suasana hutan.

"Ayo kita pergi kesana." Diego langsung melesat pergi diikuti oleh Hebron.

"Maddox... Pulanglah. Jaga Siena dan yang lain. Biar kami yang mengurus masalah Paris dan Vanilla." Perintah Anthony.

"Oke."

Mereka berpisah dengan Maddox disana.

Anthony bisa merasakan bau itu meski samar, jadi ia terus fokus untuk mengikuti kemana angin membawa bau itu pergi.

Mereka tiba di perkotaan yang cukup ramai dan mulai melompat dari gedung satu ke gedung yang lain. Dari atap rumah satu ke atap rumah yang lain. Sampai tiba di perbatasan kota.

"Baunya menghilang disini." Ujar Hebron.

"Rumah itu." Felix menuding sebuah rumah yang berada sepuluh meter dari tempat mereka.

Sebuah rumah yang berpagar dinding dari empat sisi, mereka melompat dan berdiri di atas pagar mencoba melihat isi di dalamnya.

Daerah perbatasan kota itu memang cukup sepi, apalagi rumah yang mereka tuju saat ini berada sedikit jauh dari jalan utama.

Half Blood [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang