HB | 13.0

2.4K 382 211
                                    

CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, JIKA TERDAPAT KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DAN KEJADIAN HANYA KEBETULAN SEMATA, DAN MURNI DARI IMAJINASI PENULIS.

MENGANDUNG BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR DIMOHON PARA PEMBACA UNTUK LEBIH BIJAK DALAM MEMILIH BAHAN BACAAN.

TERIMA KASIH.

**** Half Blood - 13

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**** Half Blood - 13.0 ****

"Aku, Diego, Maddox, dan kak Felix akan pergi berburu." Kata Dexter keesokan paginya.

"Apa aku boleh ikut?" Tanya Eve dengan bersemangat. "Aku ingin melihat para vampir berburu. Dan lagi aku suka dengan cara kalian berlari, aku suka kau menggendong ku sambil berlari seperti kemarin."

"Sepulang dari berburu aku akan menggendong mu sampai bosan. Katakan saja kau mau pergi kemana."

Dexter mengatakan itu semua sambil menatap wajah Eve dengan lembut, ia sedang memakai salah satu sepatunya yang bermerk. Baru satu buah yang ia pakai, pasangan sepatu tersebut kini berada di tangannya dan dilemparkan sekuat tenaga pada Maddox yang sedang duduk cengengesan sambil main game.

Bungsu dalam klan Rainhart itu berhasil menghindar hingga sepatu Dexter terpantul di dinding dengan bunyi gedebuk.

"Apa? Maddox memikirkan apa?" Tanya Eve penasaran karena sepertinya Maddox mengatakan sesuatu yang tak bisa ia mengerti. Namun vampir tampan di depannya yang bisa membaca pikiran itu sepertinya menangkap sesuatu yang tak biasa pada Maddox sampai-sampai harus melempari Maddox dengan sebuah sepatu.

"Tidak apa-apa. Jangan pedulikan dia." Dexter mulai mengambil sepatunya yang lain. "Lebih baik lagi kalau kau jauh-jauh dari dia."

"Lihat kesini sebentar Dexter." Eve yang duduk di sofa mulai memegang pipi Dexter agar menatap wajah cantik nya.

"Tatap mataku." Perintah Eve menatap tepat dalam indahnya bola mata Dexter. "Kau benar-benar tak bisa membaca pikiranku?"

Eve baru saja diberitahu Maddox jika Dexter bisa membaca pikiran, dan hal itu membuat Eve terpukau kagum sekaligus penasaran. Karena hanya dirinyalah yang pikirannya tidak bisa di baca. Tapi Eve tidak mau menyerah, ia tidak tahu apa Dexter sengaja mengelabuinya atau memang benar-benar tidak bisa membaca pikirannya. Jadi Eve mulai melakukan percobaan lagi pada Dexter.

Namun lagi-lagi Dexter menggeleng, "Tidak bisa Eve. Hanya ada warna abu-abu saat aku memusatkan pikiranku padamu. Memangnya apa yang kau pikirkan sekarang?"

"Kita." Jawab Eve dengan pelan nyaris berbisik.

Dexter tersenyum lembut dan mengecup pipi gadis itu sebentar, "Terima kasih."

"Kita coba lagi Dexter." Ujar Eve saat Dexter mulai fokus pada kegiatannya mengikat tali sepatu.

Dengan sabar dan telaten Dexter kembali berpaling pada Eve. Kali ini gadis cantik itu meletakkan tangannya pada kedua bahu Dexter.

Half Blood [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang