HB | 19.0

1.9K 328 62
                                    

CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, JIKA TERDAPAT KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DAN KEJADIAN HANYA KEBETULAN SEMATA, DAN MURNI DARI IMAJINASI PENULIS.

MENGANDUNG BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR DIMOHON PARA PEMBACA UNTUK LEBIH BIJAK DALAM MEMILIH BAHAN BACAAN.

TERIMA KASIH.

**** Half Blood - 19

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**** Half Blood - 19.0 ****

Seekor serigala terlihat berlari keluar dari hutan West side bahkan saat fajar masih belum sepenuhnya muncul. Serigala itu memasuki Downtown pack, tempat tinggalnya selama ini. Belum ada penduduk pack yang bangun pagi-pagi buta seperti ini, karena itu, serigala itu bebas berlari menuju rumah paling ujung di dekat danau.

Melihat seorang gadis yang ada diluar rumah, dan sedang berdiri di dekat pagar pembatas danau membuat serigala itu melompat lalu berdiri dengan dua kakinya. Kaki manusia.

Senyum Samon terkembang dan mulai berjalan cepat ke arah gadis yang kini terlihat ketakutan, seolah ia baru saja melihat hantu.

Kulitnya yang putih bahkan semakin pucat dan seperti mayat hidup.

"Hai... Kau sudah sadar?" Sapa Samon dengan senyum manisnya.

Puk...

"Aw... Aduh... Salma... Apa-apaan kau ini?"

Samon mencoba menghindar dari pukulan sapu yang Salma berikan padanya. Ia berlari kearah halaman namun Salma tak berhenti memukulnya.

"Kau yang apa-apaan berani-beraninya kau berubah wujud di depan gadis asing sepertinya." Teriak Salma membuat pia yang baru keluar dari rumah menggelengkan kepala melihat kelakuan mereka.

"Dan lagi... Bagaimana kau tahu kalau dia sudah sadar?" Seru Salma lagi.

"Tim-tim yang bilang padaku. Katanya gadis itu sudah sadar semalam. Hentikan itu... Kau menyakitiku."

"Huh... Kau bilang ini sakit? Alpha seperti mu bisa merasakan sakit hanya karena pukulan sapu?!! Nih rasakan... Rasakan!!!"

"Aww... Salma."

Pia mengabaikan itu semua dan memberikan secangkir teh pada Eve yang masih tercengang melihat perkelahian Samon dan Salma.

"Minumlah." Ujar pia. "Abaikan mereka. Mereka memang seperti itu. Minuman ini bisa menghangatkan tubuhmu, dan memberikan rasa nyaman pada perutmu. Apakah perut mu masih terasa sakit?"

Eve menggeleng dan meminum teh buatan pia.

"Terima kasih." Gumamnya hampir tanpa suara.

Sesekali Eve melirik keberadaan Samon yang masih tertawa lepas dan berlarian bersama Salma. Ia mundur dua langkah saat melihat Samon mendekat kearahnya tadi, ia takut. Sungguh. Wujud serigala Samon terlihat menakutkan, dan apa yang ia dengar dari Salma tadi, sepertinya Samon bukan manusia serigala sembarangan. Dia alpha, pemimpin. Mungkin ini yang membuat alam bawah sadarnya mundur ketakutan dan memerintahkan dirinya untuk lari.

Half Blood [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang