Rosè POV
Aku menikmati menggenggam tangan Lisa, kata-kata manisnya tentang bulan membuatku nyaris terbakar karena malu. Ini bukan seperti rayuan para namja yang selalu ku dengar dikampus atau dimanapun, kata-kata Lisa terdengar sangat tulus yang membuat jantungku berdebar sangat kencang
"Eoh? Gue pikir lu ngantuk kenapa ke dapur?"
Kata-katanya membuatku sadar, aku menatap sekitar. Ya tuhan kenapa aku membawanya ke dapur
"A-eh itu gue mau lu ambilin snack, gue pikir besok kita libur jadi kita bisa nonton drama kan?"
Briliant
Oh Rosèanne Park, kau harus memuji dirimu dan mulut licinmu itu sekarang
Lisa menaikkan sebelah alisnya sebelum terkekeh, dia berjalan ke Konter dan mencari didalam kulkas. Aku melihatnya membawa dua kotak susu pisang, beberapa kantong kripik kentang dan setoples kukis.
"Kajja"
Dia membawanya dengan dua tangan sambil mendahului langkahku, dia berjalan ke kamarnya sendiri. Aku tau karena aku dan Jennie yang membawanya kemari setelah kejadian itu, kejadian sialan yang terus saja membuatku ingin menyiksa seseorang karena kebencianku yang dalam
"Rosie? Gwenchana?"
Aku menoleh cepat dan menggeleng, lupakan. Aku akan menonton drama sekarang dan akan menikmati cemilan yang pasti akan membuatku bahagia, Lisa meletakkan begitu saja cemilan itu diatas karpet dan menyalakan Televisi. Aku duduk disampingnya dan membuka bungkus kripik, barbecue ahh ini favoritku
"Penthouse?"
Wow, aku bahkan tidak menyangka kami akan menonton serial itu bukankah itu bukan drama?
"Haisssh, itukan bersambung"
Lisa terkikik geli
"Season 1&2 tamat"
Aku mendelik, bahkan di N baru saja season 1 episode 7 bagaimana mungkin sudah tamat?
"Jinjja?"
Lisa mengedikkan bahunya dan mulai bersandar ke kaki tempat tidur, dia menarikku mendekat kearahnya dengan lengannya. Ya tuhan jantungku, bagaimana ini?
"Gue beli dari produsernya"
Woah? Serius? Mataku membulat tapi dia justru mencubit gemas pipiku, aku heran kenapa orang-orang selalu mencubiti pipiku? Haisssh
"Diem filmnya mulai"
Dia mengacak gemas rambutku lalu menatap ke layar, astaga wajahnya dari samping membuatku menahan nafas bahkan lebam dan juga perban itu tidak dapat menyembunyikan wajahnya yang begitu menawan
Baiklah, aku harus mengalihkan tatapanku atau aku berakhir menatapnya dan melupakan film
Rosè POV end
*
Lisa sepanjang film memainkan jari Rosè, detak jantung Rosè semakin cepat setiap waktunya apalagi jari-jarinya bertaut dijari Lisa yang tidak membantu sama sekali mengatasi debarannya
Mereka berdua memalingkan pandangan saat adegan ciuman terpampang didepan mereka, Rosè memerah dan Lisa melihat hal itu. Dengan perlahan sebelah tangan Lisa meraih dagu Rosè, Rosè mengerjapkan matanya berkali-kali saat hidungnya bersentuhan dengan Rosè
"Lu cantik, cantik banget. Gue janji bakalan jaga lu, semampu gue tuan Putri"
Tatapan Rosè terkunci pada mata hazel yang membuatnya meleleh, bahkan dia dengan susah payah bernafas saat tatapan Lisa beralih ke bibirnya yang setengah terbuka
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Angsa (Chaelisa full story)
Short Storyjika Rosè angsa putih apakah Lisa angsa hitam? -Jisoo big NO!!! -Jennie