Lisa menggendong tubuh Rosè kedalam kamar yang biasa ditempati Rosè, setelah makan siang mereka Rosé mengantuk dan Lisa memintanya untuk tidur saja dan berjanji akan membangunkannya nanti saat sampai tapi ternyata Lisa merasa tak tega membangunkannya
*
Rosè PoV
Aku membuka mataku saat merasakan perutku yang kosong meronta meminta diisi, aku melirik jam diatas nakas dan terkejut. Hampir masuk jam makan malam? Aku menyingkap selimut dan buru-buru masuk kedalam kamar mandi, setengah jam kemudian aku keluar dengan keadaan segar. Aku mengeringkan rambutku dan memoleskan sedikit lipbalm dibibirku, dengan crop top putih dan celana jeans yang menutupi saparuh pahaku aku keluar dan turun ke bawah
Aku tersenyum melihat Lisa yang sedang duduk diruang tengah sambil memainkan ponselnya, entah bagaimana caranya dia tau aku sedang menuruni tangga dan dia menatapku dengan senyuman lebarnya
"Tuan putri udah bangun eoh? Gue pikir harus telpon 911 dulu"
Aku mencebik kesal mendengar sindirannya tapi aku justru melangkah mendekatinya dan duduk disebelahnya dengan sangat pelan sebelum dia menaikkan sebelah alisnya, apa? Apa yang salah?
"Lu nggak lupa kan kalo kalah taruhan?"
Hah?
Ah iya taruhan itu, aku memang hampir melupakannya jika Lisa tidak mengingatkanku saat ini. Menyebalkan
"Nee nee, jadi apa yang lu minta dari gue?"
Aku melihat Lisa menyeringai, aku gemetaran karena seringaian itu. Terlebih saat Lisa mengeluarkan kain hitam dari belakanhnya
"Lu bakalan tau abis gini"
Aku hanya diam saat Lisa memintaku untuk menuruti apa yang dia katakan, Lisa mulai menutupkan kain itu dimataku. Aku memejamkan mataku , semoga Lisa tidak berniat menculikku seperti banyak orang di Australia yang merencakan hal itu
Aku menurut saat Lisa mengajakku berdiri dan menuntunku melangkah, dia memerintahkan ku untuk berjalan sementara dia yang memberikan aba-aba. Aku hanya semakin mengeratkan peganganku ditangannya dan mengikuti setiap instruksinya padaku, sungguh. Aku rasa kami sedang menaiki tangga dan ini tangga terakhir yang aku pijaki, dadaku berdebar saat Lisa menghentikan langkahny. Derit pintu membuatku sedikit berpikir kemana kami? Aku mendengar pintu ditutup setelah kami melangkah, aku merasakan Lisa membuka penutup mataku. Tapi aku menunggu istruksi selanjutnya
"Buka mata tuan putri"
Perlahan aku membuka mataku, kamar ini sangat temaram aku berkali-kali mengerjapkan mataku. Mataku membulat sementata mulutku menganga, aku menutup mulutku dengam segera
Woah ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Angsa (Chaelisa full story)
Short Storyjika Rosè angsa putih apakah Lisa angsa hitam? -Jisoo big NO!!! -Jennie