13

79 9 3
                                    

Kedua kaki Camelion melangkah menuju sebuah tenda pengungsian yang diisi oleh satu keluarga dengan ibu tunggal. Yang Camelion dapatkan dari data kantor, tempat itu di diami oleh Nicole dan Franzesca, anaknya yang berusia lima tahun. Kedua tangan Camelion penuh dengan dua plastik yang ia jinjing berisi sembako untuk keluarga tersebut. Senyumnya merekah ketika Nicole membuka tenda.

"Mau ngapain lagi kamu kesini?" omel Nicole dengan nada kencang, usianya yang sudah memasuki 53 tahun, namun suaranya masih setajam silet.

"Aku Camelion yang kalian temui lima hari yang lalu,"Ujar Camelion."Aku hanya ingin bilang kalau aku berbelasungkawa atas penggusuran ini. Tapi aku punya kabar baik, aku akan membantu kalian untuk mendapatkan keadilan."

Nicole mengernyit."Keadilan kau bilang? Kami pasti akan kalah, belum lagi kalau ternyata kau bermuka dua nona Camelit."

"Maaf, tapi itu Camelion,"Balas Camelion."Aku sangat dekat dengan CEO Efron Corps, aku akan membantu 25 keluarga yang tergusur. Aku akan berbicara dengan atasanku. Yang aku perlukan adalah kesaksian kalian, apa saja yang kalian perlukan untuk ganti rugi atas proyek kantor kami."

Nicole menghela nafas pendek."Aku akan berbicara dengan yang lain, besok kau kemari lagi. Sejujurnya tidak mudah untukku memaafkan orang-orang munafik seperti kalian, sudah lima bulan kami luntang-lantung di kota Manhattan ini tanpa tanggung jawab dari perusahaanmu! Aku harap kata-katamu bisa kupegang."

****
Camelion menatap kearah layar iPhone-Nya sambil meneguk milkshake strawberry, dirinya sedang menunggu Zac di sebuah cafe di dekat tempat pengungsian.

"Hai Cam, maaf aku ada meeting tadi,"Ujar Zac, ia langsung mendaratkan bokongnya tepat di kursi di depan Camelion.

"Aku ingin bicara terkait penggusuran dan 25 keluarga yang merugi karena proyek hotel barumu, Zac,"Balas Camelion.

"Ya, katakan saja."

Camelion menghela nafas pendek."Aku akan melakukan apapun agar mereka mendapatkan ganti rugi. Kau katakan apapun, Zac, aku pasti akan melakukannya."

Zac tersenyum tipis. "Soal ganti rugi mereka gampang, kau hanya perlu pergi denganku ke Maldives selama seminggu, aku jamin uang tutup mulut mereka akan kuturunkan."

Camelion menelan ludahnya. Hah? Pergi berdua dengan Zac seminggu ke Maldives? Apa yang akan Chris katakan bila tahu kalau istri sahnya pergi bersama lelaki lajang yang merupakan rival perusahaanya?

"Kau bercanda? "Ujar Camelion.

Zac terkekeh."Tidak sama sekali, señorita. Aku serius. Aku harus pergi duluan,ya, aku ada meeting mendadak. Aku tunggu jawabanmu dua hari dari sekarang. Pikirkan matang-matang, nona."

Zac meninggalkan Camelion sendirian, Camelion pun mulai mengetikan nomor Sebastian di ponselnya, ia harus melakukan sesuatu agar bisa mengtasi permasalahan ini. Mungkin terkesan gila, Camelion tidak mengenal 25 keluarga pengungsi itu, namun rasa empatinya sangatlah tinggi. Ia ingat saat ia harus terpisah dari Raven, ia tidak mau keluarga tersebut harus merasakan hal yang sama dengannya.

"Halo, Camelion?"

"Halo Seb, ini gue, Camelion. Lo tau kan soal pengungsi yang mau gue bantu? Boleh gak, lo cek-in kondisi saham gue? Apa bisa uang gue dipakai untuk ganti rugi para pengungsi itu?"

"Cam, lo gila? Itu kan korban Efron Corps, kenapa lo malah yang harus tanggung? Kalo Chris tau gimana?"

Camelion menelan ludahnya."Tolong cek-in, gue udah ngomong sama Zac, tapi Zac punya syarat kalau gue mau para pengungsi itu dibantu."

"Hah? Itu kan udah kewajiban perusaah dia, Cam. Kalau dia gak mau ya gak usah lo bantu. Susah amat. "

Camelion menggigit bibir bawahnya, matanya mulai berkaca-kaca."Gue gak mau kejadian kayak gue sama Raven keulang, ketika gue harus kepisah sama kembaran gue. Please lo tolongin gue, Seb. Gue gak mau harus pergi seminggu sama Zac ke Maldives. Itu persyaratan dia kalau gue mau perusahaannya ganti rugi ke pengungsi."

***
Chris mencabut pedangnya dari Scarlett, ia tersenyum puas lalu mulai mencium bibir Scarlett ganas."It's been a while, hun."

Scarlett tersenyum."Kau bilang apa ke Camelion? Dinas ke Maroko? Bodoh."

Chris terkekeh."Setidaknya Camelion percaya, aku bisa tetap bersamamu tanpa perduli Camelion."

"Kau gila." Scarlett menyedot Chris Junior dengan cepat, membuat Chris langsung menampar pantat Scarlett kencang.

"Kau lebih gila, Scarlett."

Di tempat lain, Sebastian mendatangi Efron Company untuk melabarkan Zac yang mulai kurang ajar dengan Camelion. Ia tau bila Zac mulai menaruh rasa pada Camelion.

"Maksud lo apa, hah?! Ngajak istri orang jalan ke Maldives? Lo jangan manfaatin Camelion untuk pekerjaan kotor, lo!" Seru Sebastian sambil melemparkan koper berisi tumpukan dollar.

"Chill Stan, lo yang kotor. Hahaha,"Balas Zac."Lo suka, kan, sama istri sahabat lo? "

Sebastian diam di tempat, Zac pun mengisyaratkan Sebastian untuk duduk di kursi di hadapannya.

"Dunia tuh se-gak adil itu ke kita, Seb, kita bisa lihat worth Camelion, tapi si Chris anjing itu yang bisa dapetin dia,"Ujar Zac. "Gue lagi ngerancang rencana, lo gak usah stress."

"Camelion cuman pengen bantu pengungsi-pengungsi gak berguna itu karena traumanya sama kembarannya! Lo gak ada hak untuk ajak dia ke Maldives berdua doang buat menuhin nafsu lo ke istri orang lain!"

Zac terkekeh."Nih, gue kasih whiskey dulu buat lo. Minum dulu, man. Gue bilang juga chill aja. Lo tau kan kalau Chris selingkuh? Lo juga kenal, kan, sama selingkuhannya itu?"

Sebastian mengangguk pelan seraya menenggak whiskey-Nya."Kenal, Scarlett kan."

"Kita jebak si Chris dan Scarlett. Kita bongkar kalau Chris selingkuh. Gue jamin Camelion bakal minta cerai. Persaingan diantara kita pun ada akhirnya, Seb. Soal ganti rugi, pengungsi itu bakal gue ganti rugi lima menit dari sekarang. Jadi lo setuju apa nggak?"

Sebastian menelan ludahnya."Otak lo brilian juga, gue setuju."

"Jadi caranya bakalan gini... lo bilang kalau saham dia gak cukup, gue bantu pengungsi itu, mau gak mau dia pasti harus nurutin dong permintaan gue ke Maldives, nanti lo jebak Chris dan Scarlett di Maldives. Bilang aja si asshole itu menang undian pergi ke Maldives sebulan. Gue jamin dia pasti ngajak si Scarlett bukan Camelion. Nanti gue bawa Camelion kesana buat liat permainan licik suaminya."

"Shall we begin, Zac?"

To be continue..

Mrs. EvansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang