30

55 10 2
                                    

Raven mendelik kearah bodyguard yang ia ketahui adalah bodyguard Zac. Raven tau jika Zac tidak terima dengan hasil test dna yang ia uji.

Pintu ruangan itu pun terbuka, menampakan Sebastian dengan masker berwarna hitam yang menutupi hidung dan bibir merahnya. Ia berdecak dalam maskernya.

"Duduk,"Perintah Sebastian."Sekarang kasih tau gue UU yang ngatur pelanggaran kode etik lo sebagai dokter."

Raven tersenyum tipis."Bawa gue aja pergi, gue bakal bilang ke Camelion kalau gue lagi liburan, asal lo atau Zac gak nyentuh Camelion ataupun Javier!"

****
Zac menggigit bibir bawahnya. Kedua manik matanya menatap Camelion dengan Javier yang sibuk membuka menu makanan. Perasaan Zac campur aduk, seharusnya ia tidak mencari tahu perihal siapa sebenarnya bapak biologis Javier. Kalau seperti ini, rasanya agak sulit bagi Zac untuk menyayangi Javier.

Ia takut Javier bisa menggoncang posisinya sebagai kekasih Camelion. Bagaimana kalau sampai Javier memberontak? Mencari informasi terkait siapa bapak kandungnya yang sebenarnya?

Apa ia bunuh saja Javier?

"Zac, kamu mau pesen apa?"Tanya Camelion seraya menyodorkan buku menu pada Zac.

Zac terkesiap, ia pun menerima buku menu yang diberikan Camelion."Uhh.. aku escargot aja kali ya?"

Camelion pun memanggilkan waitress untuk  mencatat pesanan ketiganya. Camelion berusaha menatap mata Zac, namun sang kekasih tampak gusar, Camelion berpikir mungkin Zac sedang ada masalah di kantor.

"Apa Javier gue jauhin aja ya, dari Camelion? Gue harus atur strategi."

Makanan pun datang, Zac langsung melahap makanan di hadapannya. Ia terus menatap Javier, anak laki-laki yang akan ia buang itu.

****
"Chris.. Camelion.."

Lisa, ibu Chris terus memanggil nama Camelion sejak ia sadar dari pingsannya. Entah apa yang terjadi, namun ia terus memanggil nama mantan menantunya itu.

"Kenapa mom?"Tanya Chris khawatir.

"Mom pengen Camelion kesini."

Chris menelan ludahnya."Tadi aku tanya ke Camelion, katanya dia lagi di Dakota sama Zac. Kemungkinan baru pulang ke New York dua hari lagi, mom."

"Telfonin, mom gak mau tau!"

Chris menghela nafas pendek. Ia pun mengetikan nomor ponsel Camelion. "Ini mom, udah nyambung."

"Halo Camelion sayang, kamu dimana? Sama Javier?"

"Iya mom, aku sama Javier dan Zac. Tapi Zac lagi ke toilet. Kenapa?"

"Mom tadi mimpi jelek banget, sayang. Javier dililit ular, mom takut. Gak ada apa-apa, kan?"

"Astaga, gak ada apa-apa kok, mom. Mom istirahat aja, ya. Nanti kalau udah sampai New York, Camelion langsung nyamperin mom, ya?"

"Iya sayang, hati-hati yaa."

Telfon pun diputuskan. Lisa memanyunkan bibirnya."Mom udah kasih cek ke si Scarlett buat pergi dari rumah. Mom harap kamu jangan tolol terus, Chris. Dia sudah melakukan banyak harmful act ke kamu. Buka mata kamu."

"Sudah mom, 2 bulan lalu aku lihat dia mulai open order lagi. Aku--"

"Kalo sama Camelion bisa kayak gitu, sama jalang kayak Scarlett diem aja kamu. Putusin atau mom gak mau ketemu kamu lagi!"

"Iya, udah kok mom."

To: Scarlett
Jangan hubungi aku lagi.

***

Zac menatap Javier yang tengah di peluk Camelion dalam tidurnya. Zac mulai berpikir bagaimana rekayasa yang bisa ia lakukan agar Camelion bisa melepaskan anak ini.

"Cam,"ujar Zac."Mau lanjut kerja lagi, gak?"

"Mau."

"Lusa langsung kerja gimana?" Tanya Zac kembali.

"Trus Javier gimana?"

"Gimana kalau kita cari babysitter buat ngurus? Atau aku bisa minta tolong ibu aku untuk ngurus dia."

Camelion menggigit jarinya."Sebenernya mom Lisa, ibunya Chris, dia minta untuk jaga Javier. Katamu gimana? Boleh gak?"

Zac menghentikan mobilnya secara mendadak. "Aku gak suka kamu masih hubungan sama keluarga mantan suami kamu! Udah cukup Chris nyakitin kamu, loh!"

"Umur mom lisa udah gak lama, Zac, kata Chris. Aku gak enakkan, lagipula beliau juga udah biasa ngurus anak kecil."

Zac tersenyum tipis. Tunggu, ini bisa jadi rencana.

To be continue...

* Jangan lupa votes + comments pacar2 Chriss. Byeee, love🤍*

Mrs. EvansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang