06

189 13 9
                                    

Quarantine membuat Camelion jenuh bukan main. Keharusan untuk selalu berada di rumah membuatnya tak tahu harus melakukan hal apa sepanjang hari.

Hal ini membuatnya tergerak untuk mengikuti kelas yoga di salah satu gymnasium dekat rumahnya. Chris mengizinkan? Tentu saja tidak, tapi Chris tidak dapat berkata tidak, istrinya merajuk.

Camelion membawa yoga mat pribadinya berwarna hitam legam. Pakaiannya simple hari ini, kaus, legging, dan sepatu olahraga berwarna fusia yang baru dibelikan Chris dua hari yang lalu.

"Pak Broto, anter saya ke gymnasium ya, " pinta Camelion kepada Pak Broto, supir baru Camelion. Nama yang aneh bukan untuk orang Boston? Chris memang sengaja mencari orang Asia yang tinggal lama di Amerika untuk menjadi supir Camelion.

Tentu saja biar gak kalah saing.

Sesampainya di gymnasium, Camelion dikejutkan oleh Emma, istri Scott. Camelion hanya tersenyum pada adik iparnya itu, mereka memang tidak dekat, setidaknya itu yang Camelion pikirkan. Emma berusaha untuk selalu membuka pembicaraan bagi keduanya, namun Camelion tidak memiliki gairah untuk mempererat hubungan dengan Emma.

Menurut Camelion, Emma selalu bau ketek.

"Ma, gue ke temen gue dulu, ya, " Dusta Camelion.

"Hah? Temen? Siapa? Kenalin dong!"

Kan, sksd banget.

"Rekan bisnis Chris, gue gaberanilah bawa ipar gue. Pribadi soalnya, Ma."

Emma terkekeh."Oalah, kalo kayak gitu gapapa, gue mau ke toilet dulu. Sakit perut, biasa nih kayaknya mau isi lagi."

Camelion menautkan alisnya, perasaan baru lahiran dua minggu lalu, udah isi lagi?

Demen amat.

Instruktur yoga mulai melakukan pemanasan diatas panggung, Camelion bergegas untuk menggelar mat nya. Sejujurnya ia tidak punya teman di kelas ini, hanya Emma yang ia kenal.

"Cam."

Suara seorang lelaki membuat Camelion menoleh, baru saja ia ingin melakukan pemanasan, fokusnya terbuyarkan kembali.

"Harry? Ngapain kesini?"

Harry terkekeh." Biasa, mau coba yang baru. Lo sendiri?"

"Gue emang biasa yoga disini, Hazz. Enak instrukturnya soalnya."

Harry mengangguk paham." Sebelah lo kosong?"

"Banget, sini aja kalau mau."

Lah kesempatan maemunah, lu istri orang, ego. Itu mantan lo nyari celah. Sadar dong:")

Keduanya pun mulai melakukan yoga, walau sesekali bercengkrama terkait kehidupan keduanya sekarang. Harry jauh lebih baik, ia sudah tidak seperti dahulu menurut Camelion.

Harry menjadi lelaki yang bijak, berani mengambil resiko, walau Camelion sadar bilamana Harry masih mencoba merebut hatinya.

"You free tonight?"

Camelion menggeleng pelan."Aku harus jaga rumah, Chris lagi dinas ke luar kota."

Harry terkekeh."Ke flat gue ajalah, temenin gue."

Camelion tertawa pelan.

****

Chris terus memperhatikan detik jam sedari tadi, lelaki yang ia anggap aneh itu, Zac, terus mengutarakan alasan mengapa ia ingin bekerja sama dengan perusahaan tambang milik Chris. Chris heran, jelas-jelas tidak ada satupun sangkut pautnya antara perusahaan Chris dengan Zac.

Mrs. EvansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang