14

65 11 0
                                    

Camelion memperhatikan kuku tangannya sembari meminum caramel macchiato kesukaannya. Agendanya hari ini adalah menemui Zac dan Sebastian yang mengajaknya pergi ke Maldives.

"Gue bingung,sih, kalian berdua kan gak deket,ya, tiba-tiba pengen jalan ke Maldives bareng,"Ujar Camelion. "Gue harus izin Chris dulu."

Sebastian menepis tangan Camelion yang hendak mengambil ponselnya dari tas selempang."Chris ada dinas ke Maldives juga, nanti ketemu aja disana. Gue kan yang atur jadwal dia, Cam. Dia lanjut dari Maroko ke Maldives."

"Syukur banget, sih, jadi kita berangkat kapan?" Tanya Camelion.

"Lusa, "Jawab Zac."Tenang, lo gue anggep cuti, Cam."

Camelion mengangguk pelan."Kalo gak karena syarat lo, gue gak bakalan mau deh ke Maldives."

****
Hari itu cuaca cukup panas, Camelion, Zac, dan Sebastian tengah menunggu jet milik Zac untuk datang. Yang Camelion ketahui bilamana Jet tersebut baru dipakai oleh ibu Zac pergi ke Zurich menemui gajah bernama Trex. Memang orang kaya selalu memiliki keinginan yang ada-ada saja. Camelion meraih iPhone nya dari tas selempang, lalu mulai mengetikan pesan untuk Harry.

Camelion : Harr, lo lagi sama cewek lo ya? Ihiiww. Gue mau flight ke Maldives, doain yaaw.

Harry.      : bulan madu lo? Sama Chris? Mulai sadar kalau lo ada kewajiban harus punya anak?

Camelion : gue pergi sama sebastian dan zac. chris kebetulan udah di maldives duluan.

Harry : hah? mau sex berempat lo apa namanya. Foursome ya?

Camelion : otak lo di cuci dulu bisa, gak?
Harry : safe flight cam, gue lagi nyuci baju. Bye

Camelion : go bestie! bye

Camelion pun memasukkan ponselnya lagi kedalam tas, sebelum akhirnya ia sadar kalau ia belum mengabari Chris.

"Gue lupa belum ngabarin Chris soal—"
"Lo gausah ngabarin dia,"Potong Zac."Ini surprise trip. "

Camelion mengangguk lalu memasukkan ponselnya kedalam tas, kali ini benar-benar tidak ia buka lagi. Jet milik Zac pun datang, ketiganya lalu memasuki Jet yang mewah tersebut. Ini kali pertama bagi Camelion untuk menaiki jet pribadi. Anggap ia norak, tapi Camelion sangat senang berada di jet itu.

"Champagne? Vodka?" Tanya sang pramugari.

"Martini,"Jawab Zac seraya meraih gelas martini pribadinya. "Lo apa Seb? Cam?"

"Champagne,"Jawab Sebastian.

Camelion tersenyum kikuk."Boleh jus apel aja, nggak? Gue gak bisa minum."

Zac menggeleng."Gak ada, beer aja gimana? Kan enteng tuh."

"Yauda gue gak usah minum,"Balas Camelion pasrah.

Jet pun mulai take off, Camelion meraih iPad nya dari tas untuk membuka salah satu aplikasi yang jarang ia buka : sebuah game dimana Camelion bisa merangkai kehidupan seseorang dengan nama tertentu.

"Itu game seru?" Tanya Zac memperhatikan layar iPad."Adam Evans siapa? Tinggal di Ohio dan seorang dokter?"

"Iya, Adam itu perwujudan dari anak yang gue mau,"Ujar Camelion."Gue pengen banget punya anak, tapi gue takut, Zac, trauma gue belum hilang, gimana kalau gue gak menjadi ibu yang baik?"

"Kenapa enggak kounseling, Cam?"Tanya Zac balik."Lo gak ada temen? Gue temenin."

Kebetulan sekali Sebastian sedang mendengarkan lagu dari headphone hitam miliknya, sehingga Zac memiliki waktu lebih banyak untuk melakukan pendekatan dengan Camelion.

Mrs. EvansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang