Malam itu hujan, Zac menatap Javier dengan penuh kekesalan. Anak tirinya itu masih hidup bahagia dengan sang ibu. Camelion tidak kunjung melepas genggamannya dari Javier.
Ya, Camelion sudah mulai bekerja, Lisa sudah mengurus bayi yang memang cucu kandungnya itu selama 2 minggu. Walau Lisa belum tahu kalau anak itu adalah cucu kandungnya. Terlebih Zac belum menemukan celah yang dimiliki Lisa, ia berdecih, berharap segera menemukan celah untuk melenyapkan Javier.
"Aku kangen Raven, Zac," ujar Camelion tiba-tiba."Dia sampai sekarang belum pulang dari liburan."
Zac tersenyum tipis."Kenapa emangnya? Tumben banget. Yaa, dia have fun banget kali disana? Siapa tau ketemu jodoh, kan?"
Camelion memanyunkan bibirnya."Aku kangen, telfonnya gak aktif selama 2 minggu ini. Aku takut dia kenapa-kenapa."
Zac merengkuh tubuh Camelion lalu memeluknya erat. Ia mengelus puncak kepala Camelion beberapa kali. "Aku paham, tapi kadang we need to let others feel their life too."
"Hidup tidak hanya berporos pada kamu, atau kita, atau Javier."
Pintu kamar terbuka, menampilkan Lisa. Ia mematung menatap Zac dan Camelion yang tengah berpelukan.
"Aku jadi paham kenapa aku selalu menyenangi anak itu; Camelion. Dia selalu membawa kebahagiaan pada siapapun. Namun anakku, Chris, malah menyia-nyiakan kerapuhan hatinya."
****
Chris menenggak whiskey yang dibawakan seorang bartender barusan dengan sekali minum. Ia berdecih, whiskey di bar itu agak aneh.
Kursi di sebelah Chris bergerak, ia tau ada yang akan menduduki tempat tersebut, siapa lagi kalau bukan Scarlett.
"Ini terakhirnya kamu nelfon/ngabarin aku, Scarlett. Kita putus,"Ujar Chris.
Scarlett berdecih."Apa? Kamu gak bisa seenaknya dong mutusin aku!"
"Mom-ku gak setuju sama hubungan kita, lebih baik udahan aja."
Scarlett menampar pipi Chris cukup kencang. "Aku tau kenapa kamu mau putus! Kamu lagi ngarepin Javier itu anak tiri kamu, kan?! Picik kamu Chris! Kamu pakai aku cuman buat nafsu kamu! "
Chris memutar matanya jengkel."Aku baru sadar ini semua salah. Aku minta maaf Scarlett."
"Gue doain Javier bukan anak lo, tapi anak Sebastian atau Zac. Biar mampus lo!"
Seluruh pengunjung bar menatap keduanya setelah Scarlett meninggalkan Chris yang tengah mematung. Sang bartender wanita itu menatap Chris.
"Lo gak sadar gue siapa?"Tanya bartender itu.
Chris mematung. Ia menggeleng. Tiba-tiba kepala Chris agak pening, membuat Chris mengerjapkan matanya beberapa kali.
Kepala Chris pun jatuh keatas meja bar. Raven tersenyum. "that's what you should pay, because you are my niece dad. hanya obat tidur, tenang saja."
Wajah Raven tepat di hadapan Chris yang terlelap, tiba-tiba kepala Chris mengikuti arah Raven menatap, betapa terkejutnya Raven.
"Javier anak gue?"
***
Camelion tidak bekerja hari ini. Zac dan Javier sakit, keduanya buang air besar terus-menerus dan muntah berkepanjangan. Camelion sudah meminta dokter untuk datang, namun sang dokter tak kunjung datang.
"Camelion, kayaknya ada yang ngetuk pintu. Dokter Smith kali,"celetuk Zac. Camelion mengangguk lalu berjalan keluar rumah, ia pun menyambut lelaki berwajah mesir itu untuk masuk kedalam kamar.
dr.Smith pun mulai memeriksa Zac dan Javier. Ia datang bersama sang suster, berjaga-jaga takutnya ada kondisi yang rumit.
"Baik bu Camel, pak Zac dan Javier keracunan makanan. Saya khawatir dengan kondisi Javier, ia sepertinya harus dirawat." Camelion menelan ludahnya.
"Hah keracunan? Kami selalu beli makanan di tempat yang terkenal dan higienis, kok,"Balas Camelion.
"Mungkin dari cara memasaknya bu? Baik untuk pak Zac diare biasa, kami akan resepkan obat penghambat buang air besarnya, untuk Javier, saya khawatir harus membawanya ke rumah sakit sekarang,"ujar dr.Smith.
"Gak bisa rawat disini aja dok?"tanya Camelion. "Dia masih disusuin."
dr.Smith menatap Camelion."Baik kalau begitu, bu. Ngomong-ngomong, selain susu, ibu kasih makanan apa ya?"
"Pagi ini aku nyobain bubur bayi Javier, kebetulan baunya kok gak enak. Bubur buatan Bibi Lisa," celetuk Zac.
Mata Camelion berair. Mom lisa? Mom lisa mau membunuh Javier?
Lisa yang berdiri di sebelah Camelion tampak diam seribu bahasa.
"Mom, atau--aunt Lisa, aku ingin aunt keluar dari sini. Lebih baik aku cari orang lain untuk mengurus Javier," ujar Camelion.
"KELUAAR!!"
Camelion tidak habis pikir, hatinya sudah dicabik oleh Chris, dan sekarang Lisa, ia ingin membunuh Javier? Persetan dengan keluarga Evans.
"Demi Tuhan Camelion, mom hanya mengambil sayur dan nasi dari tempat yang sudah kamu siapkan. Tidak ada niatan mom untuk membunuh kamu, Javier, ataupun Zac, mom--"
"KELUAAARRR!!"
Lisa pun meninggalkan keluarga itu dengan secepat kilat. Ia bergegas ke kamarnya dan membereskan barang, ia tau kehadirannya sudah tidak diinginkan disini, walau ia tidak melakukan hal salah.
dr.Smith dan susternya pun membawa Javier ke kamar sebelah untuk dilakukan tindakan lanjutan.
Zac tersenyum dibalik bantalnya. Akhirnya ia bisa melenyapkan Lisa.Ia juga senang karena sebentar lagi Javier akan mati dan tidak ada yany bisa merebut posisinya.
To be continue..
KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs. Evans
FanfictionCerita tentang kehidupan selanjutnya antara Camelion dan guru matematikanya, Chrstopher Robert Evans. [Sequel to Mr. Evans] Copyright 2023 All right reserved By -Haizlee11