Camelion menutup seluruh wajahnya di dalam bantal. Pikirannya kacau, kenapa ia bisa seceroboh itu dengan mantan suaminya. Ah, apa kata klien, teman, keluarga, bahkan Scarlett jika mereka tahu terkait hal ini.
Sebuah pesan masuk kedalam inbox Camelion, tentu saja itu dari Chris.
Mr. Evans : Kamu dimana? Saya sudah meminta pihak berita picisan itu untuk menghapus berita tentang kita.
Mr.Evans : Kamu gak usah khawatir ya, Cam.Camelion berdecak, tidak usah khawatir bagaimana? Ia bahkan sudah dikontak oleh bosnya sedari tadi siang, ia takut itu adalah peringatan pemecatan, ia tidak mau terlibat mangkannya.
Tangan Camelion mengetikan nomor telfon Harry. Hanya Harry yang benar-benar waras sekarang untuk dimintai tolong.
"Hazz, lo dimana?"Tanya Camelion panik.
"gue lagi di Dakota, jauh kalo gue harus ke Boston. Males gue,"Jawab Harry cuek.
"Gue harus gimana ya, Chris udah bungkam media tapi kan telat, semua orang udah lihat," Ujar Camelion.
Harry berdecak."Diem atau bikin skandal baru. Gimana bos lo? Mecat lo gak?"
"Gak tau, gak berani ngangkat telfonnya. Takuut."
Harry kembali berdecak."Lagian tolol, udah tau lu berdua famous, malah having sex di restaurant yang which is tempat umum. Jawab dulu lau bos lo, soal kerjaan, masih ada Efron Corps yang mau nampung lu. Bye."
Sambungan telfon diputuskan secara sepihak, Camelion hanya dapat melempar ponselnya keatas karpet, hingga sebuah pesan masuk disana.
From : Boss
Camelion Kensington, kamu saya pecat.****
Camelion menenggak beer sebanyak yang ia bisa di sebuah pub yang cukup sepi malam itu. Ia tidak kuasa menahan masalah yang ia perlu hadapi ini. Ia bahkan tidak merasakan gairah atau hasrat ketika berhubungan intim dengan Chris, tentu saja karena pengaruh alkohol. Namun jejak digital yang tak bisa dihapus malah mengarahkannya pada pemecatan, pencorengan nama baik, dan kehilangan arah hidup. Ia hanya dapat berpasrah dengan segalanya.
Sebastian dengan kemeja flannelnya masuk kedalam pub. Ia menautkan alisnya karena melihat Camelion sudah setengah mabuk.
"Lo ngapain disini?"Tanya Sebastian."Gue nunggu lo konseling ta--"
Satu ciuman kasar dari Camelion menutup mulut Sebastian rapat-rapat. Lagi dan lagi Camelion tidak belajar dari kesalahannya.
Sebastian malah membalas ciuman Camelion ganas. Keduanya mulai memainkan permainan mereka malam itu. Camelion hanya tertawa renyah, walau ia tak tau apa yang sebenarnya terjadi.
Sebastian pun membopong Camelion menuju mobilnya: tentu saja menuju flatnya.
***
Camelion terkujur lemas diatas ranjang milik Sebastian yang sangat empuk. Sebastian masih mendengkur cukup keras, sepertinya permainan keduanya sangat membuat Sebastian kewalahan. Apalagi ini adalah seks yang tidak akan pernah Sebastian lupakan.
Camelion bangkit dari ranjang Sebastian dengan cepat dengan tubuh polos. Ia berjalan perlahan menuju cermin yang ada di kamar Sebastian. Cermin yang menampakkan seluruh tubuhnya dari atas hingga bawah. Camelion menegang.
Apalagi yang ia lakukan semalam? Dalam dua hari sudah ada dua kejantanan berbeda yang masuk kedalam liangnya. Ia menelan ludahnya, is this a safe sex?
"Good moaning, love," Sebastian memeluk tubuh polos Camelion dari belakang. Ia mengecup leger Camelion beberapa kali.
Camelion kembali menegang. Astaga, ini salah.
Sebastian mulai meraba dada Camelion kasar, membuat Camelion hanya dapat berdiam diri di hadapan cermin yang mengarah kepada keduanya.
"Last night was great, kamu gak perlu khawatir, Cam." Sebastian tersenyum puas. "Let me make some breakfast for you, ya."
Camelion hanya bungkam. Sepeninggal Sebastian, Camelion jatuh keatas karpet. Ia memeluk tubuhnya erat.
"Gue ngapain having sex sama Sebastian? Gue kenapa? Camelion, lo kenapa? Ini gila, ini diluar border! Sex before marriage! Goblokkk!!"
Camelion pun mulai menangis. Ia masih shock, kenapa ia jadi semurah ini.
***
Camelion mulai menyalahkan kebiasaannya minum alkohol yang menyebabkan berbagai kemalangan. Ia menyesalinya, bahkan Zac seperti hilang ditelan bumi sekarang. Sepertinya Zac marah karena tau Camelion melakukannya bersama Chris dan Sebastian.
Camelion jobless untuk saat ini, bagi seseorang yang sangat menyukai bekerja, ini adalah hal yang sulit bagi Camelion. Mungkin ini karma karena ia meminta keluar dari pekerjaan Zac.
Camelion sengaja mematikan segala kontak dengan Sebastian. Ia memblock nomor sahabatnya itu, ia masih tidak habis pikir dengan dirinya. Ia seharusnya tidak melakukan itu pada Sebastian. Hati Sebastian sebersih kapas menurut Camelion.
drdttt..
From : Zac
Group counseling?Camelion menelan ludahnya. Ia pun memasukkan ponselnya kedalam tas selempang seraya mengambil bomber jacket miliknya.
To : Zac
Okay, send me the address.To be continue..
*Telat update guys aku lagi kekurangan hasrat lol😂*
KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs. Evans
FanfictionCerita tentang kehidupan selanjutnya antara Camelion dan guru matematikanya, Chrstopher Robert Evans. [Sequel to Mr. Evans] Copyright 2023 All right reserved By -Haizlee11